Bugh...
Satu kursi berhasil patah menjadi beberapa bagian, kursi lainnya menyusul di banting tetapi tak sampai patah seperti kursi sebelumnya.
Kara menunjuk sembari berteriak ke arah perempuan di depan.
"Bajingan Lo, kurang ajar!" Jerit Kara dengan mata melotot. Ia berusaha meraih perempuan yang juga sedang memaki dirinya.
"Elu yang bajingan setan, gatel banget Lo jadi cewek!"
Kekehan kecil keluar dari mulut Kara, ia menatap lawan nya di depan sembari tersenyum miring persis seperti sedang meremehkan, "eh ngaca anjing, Lo lebih gatel dari gue ya!"
Dari keributan yang tercipta karena ulah Kara dan Livy, ruang kelas 12 IPS 3 penuh oleh masa hingga ke koridornya juga. Mereka nampak menikmati pertikaian yang terjadi itu. Bahkan ada yang nampak memilih jagoan, siapa antara Kara dan Livy yang akhirnya akan menang.
Tangan Gia memegang erat tubuh Kara, berusaha agar gadis itu tak mendekat ke arah Livy, beberapa teman sekelasnya melakukan hal yang sama, berusaha menjauhkan nya dari Livy. Tapi jika sudah kepalang emosi, tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan tubuhnya. Ia menyentak Gia kasar, lalu dengan gesit mendekat ke arah Livy dan menarik rambut perempuan yang tonaben adalah adik kelasnya.
Pertikain itu berawal dari Livy yang tiba-tiba menghampiri ke kelas, perempuan satu tahun di bawah Kara itu tiba-tiba memukul meja sembari berteriak memanggil nama nya.
Merasa tidak mempunyai masalah dengan orang lain, Kara hanya bersikap santai dan acuh hingga membuat Livy jengah dan bergerak menampar wajah gadis itu.
Itulah mengapa Kara mengamuk seperti sekarang, ia tidak pernah menyangka bahwa Livy berani melakukan hal seperti itu. Apalagi Kara masih tidak tahu dan tidak mengerti mengapa perempuan itu datang melabraknya. Selama ini dia tidak pernah mau mencari masalah di sekolah, jikalau pun terpaksa terjerumus ke dalam sebuah masalah, gadis itu akan mencoba keluar tanpa merugikan siapapun.
"Udah yatim piatu, ga tau diri lagi!"
Suara yang awalnya gaduh karena di penuhi oleh teriakan dari Kara dan siswa-siswi yang menonton seketika meredup tatkala kalimat sakral itu keluar dari mulut perempuan itu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kara adalah anak yatim piatu. Orang tua Kara dulu adalah seorang pengusaha di bidang entertainment. Selain itu, ibu nya di kenal sebagai model yang aktif juga sebagai aktris.
Karena sebuah kecelakaan beruntun, kedua orang tua gadis itu harus merenggang nyawa. Semua orang tahu mengenai kejadian itu. Bukan hanya Kara, banyak masyarakat yang juga merasakan kehilangan dua pasangan yang di kenal baik di masyarakat. Mereka memiliki rumah panti asuhan serta sering membantu orang-orang sekitar yang memerlukan bantuan.
Kara menatap sosok perempuan di depan, wajahnya berangsur tenang. Manik nya sudah tak nampak ada kemarahan, ia hanya menatap kosong ke depan.
Gia yang merasa temannya tak melakukan perlawanan lagi perlahan melepaskan genggamannya dari lengan gadis itu, ia ikut berdiri tegang di belakang Kara. Mendengar sahabat nya sendiri di ledek yatim membuat Gia merasakan hentakan besar di dada.
Semua orang terdiam, bahkan Livy yang sebelumnya berteriak nyaring nampak kebingungan.
"Ra?" Gia menyenggol pundak gadis itu, tapi masih di posisi awal Kara hanya menatap kosong ke depan.
Semua orang hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
BUGH!
Satu pukulan berhasil mendarat ke wajah Livy, perempuan itu refleks mundur sembari memegang wajahnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA MEMUDAR
Cerita Pendekjust hit this story. Lengkara Swastamita; perempuan yang di paksa untuk berhenti mencintai oleh orang yang dia cintai. Tapi ia merasa tidak akan pernah bisa berhenti, oleh karena itu daripada semakin menyakiti orang yang dia cintai, Kara memilih un...