chapter 2

85 13 44
                                    

"WOII ANJENG!!! BUKU GUE KENAPA LU LARIIN ASUU!!"

"BUKU GUE INI ANJING!!"

"PUNYA GUE HEH!! NOH LIAT NICKNAME NYA!! PUNYA GUE KAN?!?!"

Yah.. Keributan ini sudah biasa terjadi, jadi anak anak kelas tidak terlalu serius menanggapinya.

Lani sebagai wakil ketua hanya bisa menghela nafas melihat pertengkaran tidak berguna dari Rayyan dan sang ketua kelas, Haru namanya.

"OITTT SUDAH!! JAN GELUD TERUS ANJ!!" Teriak Lani di tempat duduknya pada Haru dan Rayyan, namun tidak ditanggapi oleh mereka.

Wakil ketua itu sangat lelah melihat tingkah laku keduanya. Ia bingung yang ketua siapa, dia atau si titan itu? Ia rasanya ingin melambaikan tangan ke kamera karena sudah tidak tahan lagi. Haa.... Dia ingin membuang dua kembaran monyet itu ke pulau sentinel.

"Aku nyerah, aku lelah, aku cape, aku gakuat." Ujar Lani dengan nada yang di lebay-lebay kan sembari berlagak menghapus air mata yang di buat-buat nya.

Vano yang berada di sampingnya menatap horror tingkah Lani yang menurutnya alay. "Drama bener lu!" Ucapnya sambil menampol kepala Lani temannya tayo itu.

"Sakit anjing!" Umpat Lani seraya membalas juga dengan tampolan cinta.

Tanpa disadari ada seseorang yang datang. "Apa yang kalian lakukan?!" Dia adalah guru namanya bapak Hardi. Pak Hardi menatap heran muridnya yang seperti cacing kepanasan.

"Lagi mancing pak." Jawab Rayyan.

"Mancing apa?"

"Mancing keributan."

Lantas semua orang dikelas langsung tergelak mendengar jawaban nyeleneh dari Rayyan.

Bapak Hardi hanya memutar bola matanya malas, dia menepuk-nepuk papan tulis dengan spidolnya "sudah sudah ini kita mulai proses pembelajarannya lagi."

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Shiball19
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

"Aish gue haus."

"Gue juga, melipir ke warung itu bentar yok." Tunjuknya pada sebuah warung yang berada diujung gang, biasanya disana tempat anak anak membolos tapi tumben sekali tidak ada yang bolos disana sekarang?

"Skuyy."

Mereka berdua pun berjalan mendekati warung tersebut, warungnya cukup sepi bahkan hanya terlihat satu atau dua orang yang berada disana.

Ketika berjalan mendekat, sayup sayup terdengar suara rintihan dan pekikan dan itu cukup membuat bulu kuduk mereka merinding.

"Tunggu, suara apaan tuh." Tanya geo sembari menahan Nathan yang hendak mendahuluinya.

Nathan mengedikkan bahunya. "Cepetan ah gue haus."

Tapi mereka hanya menganggap itu seperti angin lalu. Tanpa berlama lama lagi mereka langsung masuk kedalam warung itu membeli beberapa makanan. Pemilik warung itu lumayan ramah tidak ada hal yang mecurigakan disana.

Geo mengambil sebuah fanta dari dalam kulkas sedangkan nathan hanya mengambil sebotol sprit. Sesudah membayar minuman itu, mereka duduk di sebuah kursi panjang yang biasanya tersedia di warung.

Nathan meneguk setengah minumannya, ia merasakan ada yang aneh dari minuman tersebut. Nathan mengernyitkan dahinya, Dia berbisik ke Geo "Ge, lu ngerasa ada yang aneh ngga sih dari minumannya?"

IN THE MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang