_Chap 2_

272 28 0
                                    


°°°°

"Udah 4 ya pak?"

"Udah mas, bisa langsung dipakai."

"Sip lah makasih ya pak."

"Iya sama-sama mas, kalau begitu saya pergi dulu."

"Iya, iya boleh. Sekali lagi makasih ya pak."

"Iya."

Galang mengangguk mantap melihat keempat jetski ya sudah ia sewa.

"Lang." Galang membalikkan tubuhnya saat suara seseorang memanggil namanya

"Eh Guntur kebetulan sini."

Guntur berjalan menghampiri, dirinya membiarkan ketika tubuhnya dirangkul secara tiba-tiba oleh sahabatnya itu.

"Yang lain mana?" Tanyanya

"Gak tahu."

Mata Galang mengerjap. "Kok gak tahu, bukannya tadi kalian sama-sama ya?"

"Ya pokoknya gak tahu!" Galang seketika melepaskan rangkulannya saat mendengar nada bicara Guntur yang mulai terdengar tidak bersahabat.

Guntur memalingkan wajahnya tidak peduli, sampai pandangannya yang tadinya penuh akan kekesalan berubah menjadi penuh binar.

"Itu lo yang nyewa?" Galang mengikuti arah pandang Guntur sebelum akhirnya mengangguk

"Iya buat kita berempat, kenapa mau main sekarang?" Tanya Galang yang dibalas dengan anggukan semangat dari Guntur

Galang terkekeh, ia mengusak rambut halus Guntur sebelum mengajaknya untuk ikut menghampiri keberadaan jetski yang sudah ia sewa tadi.

Tapi, Galang tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa?"

Galang menoleh, ia tersenyum tidak enak kepada Guntur. "Sorry Tur, tiba-tiba aja gue kebelet. Lo gak papa pergi sendiri kesana?"

Guntur melihat ke depan lalu kembali melihat Galang. "Iya gak papa, lo pergi aja. Tapi ini beneran lo udah sewa? Udah dibayar?"

"Udah tenang aja soal itu mah udah gue urus semuanya, lo bisa langsung pake. Yaudah yah gue pergi dulu udah gak tahan nih."

Setelah mengatakan itu, Galang berlari. Begitupun Guntur yang kembali berjalan ke arah tujuan awalnya.

"Hehe asik bisa main." Guntur memekik tertahan

Guntur menaiki salah satu jetski berwarna merah, ia mulai menjalankannya ke arah laut yang terbentang luas di depannya itu.

Tidak lama dari itu, Charlos dan Ernest pun datang.

"Loh kok gak ada Guntur, bukannya tadi dia bilang mau ketemu sama Galang. Tapi, ini bahkan Galangnya juga gak ada ish pergi kemana mereka berdua?" Charlos berkacak pinggang sembari mata yang meliar melihat kesana kemari, Ernest juga melakukan hal yang sama

"Hei kalian berdua!" Teriakan Galang dari arah samping berhasil mengalihkan pandangan mereka

"Baru sampai? Yoklah kita main sekarang." Galang hendak merangkul kedua sahabatnya tapi ditahan oleh Charlos

"Tunggu, lo habis darimana tadi? Kita cari kok gak ada."

"Gue? Gue habis dari toilet, kebelet soalnya. Kenapa emangnya?"

"Guntur dimana? Tadi dia kesini kan?" Ernest bertanya

"Guntur emang kesini tadi, tapi sekarang dia lagi main."

"Main apa?"

Galang mengernyitkan dahinya bingung. "Ini pada kenapa sih?" Batinnya, tapi tak ayal ia tetap menjawab

Guntur Or GentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang