Andara bergerak gelisah di atas kasurnya. Dia malu sendiri mengingat kelakuan tidak tahu malunya yang secara tidak langsung meminta Jenagara untuk memeluknya.
Serius. Seharusnya dia tidak seberani itu apalagi setelah bersikeras menolak Jenagara. Tapi karena sudah terjadi, yang bisa dia lakukan sekarang hanya menahan malu setiap kali ingat.
Anehnya Jenagara sama sekali tidak menolak. Laki-laki itu justru memberikannya pelukan yang entah kenapa terasa begitu tenang dan nyaman. Jujur saja, Andara menyukai perasaan nyaman itu.
Astaga Andara! Stop memikirkan laki-laki itu.
Tapi ya tidak dapat dipungkiri kalau Jenagara memang sulit untuk tidak disukai. Wajahnya yang rupawan, aroma tubuhnya yang menyenangkan, perangainya yang terlihat baik, dan yang paling penting adalah sudah jelas sekali bahwa laki-laki itu mempunyai banyak uang.
Siapa yang tidak suka? Aneh sekali Andara tidak menyukainya.
Tapi tetap saja, keadaan hidupnya yang berantakan membuat Andara tidak percaya diri. Andara ingin sekali menerima tawaran bagus dari Jenagara. Tapi memikirkan bagaimana mereka ke depannya, Andara punya banyak sekali keraguan.
Ah, lebih baik kita kesampingkan dulu overthinking nya. Andara harus berangkat ke kedai karena cuma itu jaminan hidup dia sekarang.
Kasihan bayinya kalau tidak diberikan asupan gizi yang baik sejak dalam kandungan. Walaupun begini, Andara tetap tidak mau anaknya kenapa napa setelah lahir.
Kalau kebanyakan orang menganggap bayi dalam kandungan perempuan di luar pernikahan itu bencana, atau bahkan ada yang anggap bayinya adalah anak yang tidak diinginkan. Berbeda sekali dengan cara pandang Andara yang menganggap kalau bayi ini adalah makhluk paling istimewa yang Tuhan kirim dengan cara yang luar biasa.
Memang sih, dia ini tidak mengenal Jenagara. Tapi mau siapapun ayahnya, sebenarnya Andara tidak masalah. Dia hanya memikirkan bayinya saja.
Di masa depan nanti, Andara bahkan sudah membayangkan kalau bayinya ini adalah entitas yang akan membuatnya begitu bahagia. Yang akan membuatnya berjuang demi mempertahankan hidup. Yang akan membuatnya menjadi lebih mandiri dari pribadinya yang saat ini. Dan tentu saja menjadikannya menjadi orang yang lebih kuat dari dirinya yang lalu maupun yang saat ini.
Entah lah, di mata Andara. Bayi yang sekarang dia kandung benar-benar memiliki makna yang begitu istimewa. Andara mencintainya meski kehadirannya baru seumur jagung.
Andara lebih dari bahagia begitu ia mengetahui bahwa ada raga lain di dalam dirinya. Rasanya hidup menjadi lebih berarti sebab dia mempunyai alasan untuk melakukan apapun.
Contohnya, bekerja di kedai es krim ini supaya dia bisa memberikan gizi baik ke calon anaknya. Atau menjadi rajin olahraga pagi karena saran dari internet untuk ibu hamil. Katanya harus rajin olahraga agar kesehatan tetap terjaga. Atau menjadi rajin minum air putih meskipun dia harus bolak balik kamar mandi. Yang penting, anaknya tidak kekurangan cairan karena ibunya sudah kelebihan cairan. Hehe.
Pokoknya, Andara merasa kalau dia jadi memiliki alasan yang begitu mulia untuk bertahan hidup. Dia tidak mungkin kan, meninggalkan anaknya sendirian di dunia yang keras ini?
Dan karena bayi ini juga, Andara selalu merasa emosional setiap kali melihat anak kecil jajan es krim di kedai. Andara pasti selalu mengajak anaknya berbicara di sela sela dia melayani pelanggan yang biasanya adalah orang tua si anak.
Begitu terus sampai akhirnya pulang dan Andara tidak sadar kalau waktu berjalan begitu cepat.
Waktu dia membereskan kedai, suara khas bel yang sudah Andara hapal belakangan ini bunyi. Tanda kalau pintu kedai baru saja terbuka. Dan Andara menoleh karena kedai sudah tutup.
