EIGHTEEN

316 33 2
                                    

"Itu adalah kekacauan neraka!" Izzy melemparkan tasnya ke meja makan sebelum duduk di hadapan Caius yang sekarang bersama Alec dan Jane dengan dua orang vampir asing yang nampak kikuk dan gugup.

Bree Tanner dan Fred. Izzy menatap mereka berdua beberapa detik sebelum menyadari asap Alec menyelamatkan mereka berdua dari aroma darah...

"Kalian Bree Tanner dan Fred bukan?" Mereka berdua mengangguk. Izzy menggeledah laci dapur untuk mencari koran tentang berita penangkapan ayah Bree. Dia yakin Charlie biasanya menumpukkan koran nya di salah satu laci dapur.

Dia menemukan koran itu dan melemparkannya ke hadapan parah Vampir itu. Izzy menjaga jarak, dia tidak ingin mati muda dan menjadi vampir di waktu yang tidak tepat. Dia bahkan belum tahu bagaimana menyelamatkan Charlie ayahnya dari perpisahan yang menyakitkan dan Edward masih berkeliaran di luar sana.

"Ya sama-sama kuharap kau baik-baik saja. Turut berduka cita. Itu tidak terduga aku tahu...." Izzy tidak memiliki keberanian yang cukup untuk mengusap bahu anak malang itu. Dia meringis melihat koran itu robek.

"Eh Alec bisa keluarkan dia?" Izzy meminta dengan sopan.

Dia tidak ingin menambah hari hukumannya karena kerusakan yang terjadi di dapur. Dia tentu nya juga tidak ingin repot-repot mengatakan hal tidak masuk akal kepada Charlie untuk menutupi hal-hal supranatural ini.

Isa mendengus di kepala Izzy. Menggumamkan wanita impulsif dan sebagainya Izzy mengabaikan nya. Impulsivitas nya nyatanya menyelamatkan nya di beberapa kesempatan. Misalnya.... Ya dia tidak perlu menulis list nya bukan?

"Suasana hati mu tampak buruk Izzy..." Caius berbicara namun dengan cepat di potong oleh Izzy.

"Mereka menuduhku kawin lari dengan Edward?! Kau percaya itu?! Itu lelucon yang mengerikan ugh aku ingin mencekik Jessica untuk lelucon yang satu itu."

Setelah menyadari apa yang dia katakan Izzy menatap Caius. "Jangan bunuh dia, mengerti? Dia masih pantas hidup itu hanya lelucon." Izzy memberitahukan Caius dengan lembut.

Sebelum berbalik ke konter dan mulai membuat makan malam dengan suasana hati buruk. "Mengapa aku bahkan masih mengambil Biologi?! Dan astaga kelas sejarah? Mengapa itu selalu membosankan." Izzy mengeluh pada Caius sepanjang dia membuat makan malam.

Keluhannya terputus ketika dering telpon rumah terdengar. Izzy menghela nafas menaruh pisau nya dan me-lap tangannya di celemek nya.

"Halo kediaman Swan—"

"Izzy ini ayah, aku mungkin akan pulang telat jangan tunggu aku untuk makan malam."

Wajah Izzy jatuh, dia baru saja akan membuat kare ayam untuk makan malam.

"Ya ayah, hati-hati. Jangan terlalu stress."

Izzy mematikan telepon nya.

.....

Ketika malam hari tiba Izzy duduk di kasurnya menatap Caius yang sibuk berbicara dengan Aro di telepon tentang entahlah frekuensi dan kecepatan pendengaran vampir tidak pernah mengecewakan.

Izzy berniat mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Edward sedang berada di Denali, bagaimanapun vampir di sana belum tahu kasus buron Edward. Tapi nampaknya Caius terlalu sibuk berbicara dengan saudaranya.

Pembicaraan Caius dan Aro hampir terjadi selama 10 menit itu mungkin hampir seperti 3 jam untuk mereka.

Ketika akhirnya telepon Caius lepas dari genggaman nya Izzy mendengus kesal.

"Apakah kau melakukan itu dengan Aro setiap saat?" Dia bertanya kekesalan jelas dalam suaranya.

"Tidak Izzy, hanya di saat-saat tertentu." Caius terlihat tidak nyaman karena tatapan kesal yang dilontarkan kekasih nya.

"Sesuatu menganggu pikiranku saat ini, Edward mengatakan mereka memiliki sepupu di Denali, mungkinkah dia berada di sana? Mereka tidak tahu tentang masalahnya dan aku tidak yakin Cullen yang lain akan memberitahu setiap vampir yang mereka kenal tentang pemberontakan Edward bukan?"

Caius nampaknya menyetujui pendapat yang diberikan oleh Izzy. Dia akhirnya mengangkat telepon nya lagi sebelum berbicara dengan kecepatan Vampir. Izzy mengangkat bahu dan memilih tidur dia ada sekolah besok, itu memuakkan sejujurnya. Dia berbaring dengan nyaman menatap ke arah langit-langit kamarnya dengan Caius di sisi nya di ranjang sedang duduk masih berbicara.

Sejujurnya tidur dengan bra sangat tidak nyaman tapi dia tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dengan Caius yang nampaknya mengawasinya setiap saat. Efek samping tidak bisa tidur.

"Caius?" Izzy memanggil.

"Ya?"

"Matikan lampu." ucap Izzy sebelum berbalik membelakangi Caius.

Dia bisa menunda pembicaraan mengenai ayah nya dan bagaimana Charlie akan kehilangan nya.

Hidup normal dan damai dengan ayahnya akan lenyap setelah semua ini.

.....

Ketika keesokan harinya Izzy terbangun dengan rasa pegal. Caius berdiri di jendela seolah-olah menunggu nya terbangun sejak tadi.

"Mengapa kau terlihat—"

"Edward berhasil di temukan."

Wajah Izzy yang baru bangun tidur nampak bingung sesaat kemudian mengerti.

"Ah benar. Sidang."

Sekarang bagaimana dia harus menjelaskan pada ayahnya kenapa dia harus kembali ke Italia lagi?!

....
Hola udah lama nggak up ini kan? Wahhaa agak nge-stuck sama alurnya kebanyakan baca fanfic Naruto sama nonton Drakor akhir-akhir ini sorry ya guys

Hola udah lama nggak up ini kan? Wahhaa agak nge-stuck sama alurnya kebanyakan baca fanfic Naruto sama nonton Drakor akhir-akhir ini sorry ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐁𝐄𝐋𝐋𝐀 𝐒𝐖𝐀𝐍 - CAIUS VOLTURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang