Entahlah, rasanya aneh. Selalu menampik rasa yang ada, tetapi semakin mengelak, rasa itu semakin besar.
Anak serandom, seexcited, seceria ini disuruh diam? Memang bisa?
Mencintai dalam diam memang tidak mudah.
Akan tetapi, rasa takut dalam diri ini semakin besar. Takut jika di storynya ada perempuan lain, takut jika diblokir, takut jika dia ilfeel.
Jadi, bisakah diam saja? Simpan saja perasaanmu sendiri, apakah bisa?
Kita lihat saja, selama apa perasaan ini bertahan, sedalam apa perasaan ini ada. Memang benar "Air laut tidak pernah berubah rasa, walau pasang-surut selalu ada."
Insecure tidak hanya dengan perempuan-perempuan lain yang lebih dari diri ini di sekitarnya, tetapi juga dengan dia, laki-laki yang tampak begitu hebat dan indah seperti swastamita.
Lantas apa yang bisa dilakukan selain memperbaiki diri? Berusaha lebih keras untuk mengupgrade diri, agar bisa setara dengan dia.
Memang tidak mudah, tetapi jika niat, yakin, dan selalu berusaha, pasti bisa.
Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain memang tidak mudah, tetapi dengan itu bisa membuat kita menjadi manusia yang mandiri.
Jadi, yakin mencintai dalam diam? Ya, meski belum sepenuhnya yakin.
Simpan saja cinta brutalmu untuk jodohmu kelak, sekarang jangan terlalu.
Ahh, memikirkan masalah hati tidak ada ujungnya. Lebih baik memikirkan untuk hidup kita kedepannya kelak mau bagaimana.
Masalah Tuan pendobrak pintu hati dalam diri ini biarkan saja dulu. Lihat, sejauh apa kita bisa menyimpan perasaan ini tanpa sapaan dan tanpa komunikasi.
Jika memang ditakdirkan bersama, sejauh apa pun jarak kita. Kita pasti akan dipertemukan kembali. Pastinya dengan keadaan yang lebih baik. Kita akan bertemu saat kita sudah setara, Tuan.
Tuan...
Kau akan abadi dalam cerita ini, tidak dalam semua bab, tetapi ada beberapa bab yang akan mengbadikanmu."Salahkan dirimu karena sudah berani mendobraknya. Jadi, sekarang kau harus menanggung risiko abadi dalam karyaku."
Mr. J
__________
Lelah? Pasti.
Cape? Pasti.Apa pun itu jangan pernah berpikir untuk menyerah.
Menyerah? Memang kamu sudah melakukan apa untuk membuat orang tuamu bangga?
Menyerah? Memang kamu sudah bisa membahagiakan dirimu sendiri?
Menyerah? Memang kamu sudah bisa membahagiakan orang-orang baik di sekitarmu?
Menyerah? Memang kamu sudah berkeliling dunia? Sudah menikmati senja di berbagai negara?
Menyerah? Memang kamu sudah mengunjungi tempat-tempat indah di dunia ini?
Menyerah? Memang mimpi-mimpimu sudah tercapai?
Menyerah? Memang kamu sudah bisa bertemu dengan cowok fiksimu?
Masih banyak hal yang harus kamu lakukan. Masih banyak hal yang harus kamu capai. Masih banyak hal yang harus kamu ketahui.
Kamu belum jadi apa-apa.
Usahakan tetap bertahan, sekuat apa pun badainya.
Usahakan tetap bertahan, walau hujannya sangat deras.
Usahakan tetap bertahan, meski gelombang selalu datang.
Usahakan tetap bertahan, walau sudah tidak kuat untuk melangkah.Jangan pernah tumbang, hanya karena masalah yang terus berlalu lalang.
Jangan buat semua usahamu sia-sia. Jangan buat semua kerja kerasmu tidak berguna.
Ingat, yaaa, sejauh apa pun kamu melangkah, rumahmu hanya dirimu sendiri dan Tuhan.
Jadi, jika tidak ada yang menemanimu, masih ada dirimu. Hargai dirimu, jangan pernah meremehkan diri sendiri.
Mereka mungkin tidak ingin mendengarmu, tetapi masih ada dirimu dan Tuhan yang bisa mendengar.
Mencari rumah untuk berteduh memang mudah, tetapi mencari rumah untuk pulang itu susah. Maka, cobalah dengan menulis.
Selama ini kau hebat....
Kau pasti kan didengar....Bertahan, untuk dirimu sendiri.
Tak perlu khawatirku hanya terluka....
Terbiasa tuk pura-pura tertawa....
Namun bolehkah sekali sajaku menangis....Nangis boleh, tapi jangan terlalu lama. Terus-terusan tenggelam dalam kesedihan tidak baik.
Belajar menerima dirimu sendiri, apa pun yang ada dalam dirimu, terima. Kelebihan dan semua kekuranganmu, terima.
"Don't continue to be sad. There is still happiness that will come to you."
-𝓣𝓻𝓲𝓰𝓸𝓷𝓸𝓶𝓮𝓽𝓻𝓲__________
Sabtu
18 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Non-FictionSetiap bait kata, pasti memiliki makna. Menulis itu menenangkan untuk sebagian orang, mungkin untuk mereka yang tidak memiliki rumah sebagai tempat cerita. Menumpahkan segala isi kepala dengan tulisan, tidak hanya ketenangan untuk hati yang bisa did...