16. bunda

409 27 2
                                    


Al baru saja bangun dari tidur nya itu, ia ingin turun kebawa tetapi al bingung menggunakan lift yang berada di mansion itu, akhir nya al pun memutuskan untuk turun dari tangga.

Al mulai mencoba turun tangga itu satu persatu, jujur saja al takut, begitu banyak sekali tangga, langkah nya terhenti tiba tiba badan al pun terangkat.

"ngapain turun pakai tangga" tanya pria itu.

"al ndak ngelti pakai lift glandpa" ujar nya.

Aryezer pun membawa al menuju ke lift, al yang berada di gendongan itu menatap apa yang di lakukan oleh grandpa nya itu.

"sudah paham?" tanya nya.

Al pun menjawab dengan anggukan kepalanya. "tapi al ndak nyampe pencet tombol itu" ujar nya lalu menujuk tombol lift itu.

"pendek" ucapan itu membuat al cemberut, aryezer yang melihat itu pun terkekeh.

"bukan pendek glanpa al itu masih kecil, nanti pasti al tambah tinggi" ujar nya.

"ya"

Aryezer pun mendudukan al ke kursi makan itu, hal itu membuat al kesal, biasanya saat makan ia akan di pangku, jika seperti ini kan ia tidak bisa makan, badan nya tenggelam di meja makan itu.

"issh glandpa al ndak bisa kalau gini, al halus beldili makan nya bial bisa" ujar nya, lalu al pun menegak kan diri nya di kursi itu.

Aryezer pun terkekeh melihat al yang tampak sedang kesal itu, ia pun bengkit dari duduk nya lalu mengambil al untuk duduk di pangkuan nya.

Seorang chef datang membawa makanan yang siap di hidangkan itu, al terus memperhatikan kerja chef itu.

Kembar empat pun mulai datang bersama syania menuju meja makan.

"Al duduk sama ayah sini" ajak jarvis ke sang anak, bukan al menolak tapi sang daddy lah yang menahan al di pangkuan nya.

"Al mau ayah tapi glandpa tahan tahan al" ujar anak itu.

"beberapa hari ini al tidur sama daddy dan mommy, pas hari libur aku kerja kemarin daddy malah bawa al seharian, padahal ayah nya aku" jarvis pun mendengus malas saat perkataan nya tidak di perdulikan.

**************

Seharus nya kemarin ia bisa menghabiskan waktu bersama al karena ia libur, namun sayang nya sang daddy membawa al seharian, akhirnya hari ini pun ia meliburkan diri nya sendiri, sang daddy yang mengetahui itu pun menatap nya dengan tak suka, namun sayang nya ia tak perduli.

"ayah kita mau kemana?" tanya nya.

"kita mau lari pagi, sini biar ayah pasangin sepatu" al pun mulai mendudukan diri nya agar sang ayah memakaikan sepatu nya.

"padahal bapak mau ikut al, tapi sayang nya bapak ada jadwal syuting" ujar harviza memelas, al yang melihat itu pun terkekeh.

"dilain waktu aja bapak, bapak semangat ya syuting nya al mau pelgi dulu dadah" ujar anak itu lalu melambaikan tangan nya kearah harviza yang sedang cemberut itu.

Al dan jarvis pun berlari menuju ke taman, di taman itu terlihat banyak orang yang sedang berolahraga.

"wah lame ya ayah, al kila sepi soal nya kan masih pagi"

"kan nama nya lari pagi al ya pasti pagi pagi, kita ke toko sana beli minun bentar, soal nya ayah lupa bawa minum" ajak nya.

Saat menuju ke toko itu, jarvis tampak melihat seorang wanita yang sedang duduk di depan toko itu, wanita itu tampak asing seperti nya ia kenal wanita itu.

"loh erina?" wanita itu pun terkejut saat melihat jarvis.

"wah ada tante eli" ujar al lalu berlari ke pelukan erina.

"halo ganteng nya tante" ujar erina lalu membalas pelukan al itu.

Jarvis pun mengajak erina dan al ke sebuah lapangan kosong itu, mungkin orang orang berpikir mereka adalah sebuah keluarga.

"wah kebetulan banget bisa ketemu pacar, emang kita ini jodoh rin" ucapan jarvis itu pun mendapat cubitan dari erina.

Jujur erina sedikit kaget dengan perubahan jarvis sekarang, jika di bilang dulu jarvis itu dulu tak banyak bicara, entah kenapa semenjak pertemuan di rumah sakit kemarin pria itu sangat cerewet dan menyebalkan.

"apan pacar pacar, orang kita mantaaan!" ucap nya sambil menekan kan kata 'mantan' itu.

"Mantan dari mana, gue nggak ada bilang putus begitu juga kamu, jadi mana bisa di bilang mantan" lagi lagi erina pun menghelah napas nya.

"ihh ayah sama bunda belantem telus" ucapan al itu membuat dua orang yang sedang ribut itu terkeju.

"Bunda? Siapa al?" tanya erina.

"hihihi bunda elina, kemalin papa bilang ke al jangan panggil tante panggil bunda aja, soal nya tante pacal papa" lagi lagi erina di buat tercengang dengan perkataan al.

"Betul itu, panggil bunda aja al" ujar jarvis.

"ndakk papa kan al panggil bunda? Soal nya papa bilang bunda masih sayang ayah, pasti nanti ayah sama bunda bakal nikah kata papa" lagi lagi erina hanya bisa pasrah, ah abang nya ini ingin sekali ia jambak dan cakar cakar.

"gak papa kok al" ujar erina, sebenar nya apa yang di katakan abang nya itu benar, ia hanya saja malu saat jarvis mendengar perkataan al itu.

"kalau gini besok kita nikah aja rin" lagi lagi jarvis mendapat cubitan dari erina.

"gila lu, gak besok juga kali"

"wah berarti kamu benaran mau nikah sama aku yah" perkataan jarvis itu pun membuat erina menghelah napas.

"lu kenapa sih vis? Ini kayak bukan lu banget, ketularan gila nya sih harviza lo ya?"

"risih ya?" tanya nya.

"gak sih tapi aneh aja"

"ayah al boleh beli es krim itu?" pertanyaan al itu pun memecah kan suasana hening di antara dua orang itu.

"Boleh, mau gak?" tanya ke erina, dan erina pun membalas dengan anggukan.

**********************

"appa, bapak selamat pagi al pulang" ujar al lalu berlari ke arah ruang tamu di mana ada harviza dan natael.

"pagi darimana al? Ini udah siang al" ujar harviza.

"dari mana aja? Lari pagi masa sampai siang gini" ujar natael.

"al habis jalan jalan sama bunda dan ayah" ujar al, tentu saja membuat dua orang itu bingung.

"bunda?"

"parah loh vis, udah ada calon istri tapi gak cerita cerita, btw janda mana?" ucapan harviza itu pun mendapat kan cekikan dari jarvis.

"WOI WOI GAK VIS BERCANDA JANGAN DI CEKIK GINI WOIII ENTAR GUE MATI" jarvis pun melepaskan cekikan itu.

"erina"

"Balikan kah?"

"emang kapan putus nya?" ucap jarvis

"ayo al kita mandi" lalu ia pun pergi meninggal kan kedua saudara nya yang kebingungan.

"JELAS DUULUU MAIN PERGI AJA LU"

"Teriak mulu lu, mirip orang hutan"

"Anjing lo natael, orang ganteng gini di bilang mirip orang hutan" gerutu harviza.












Makasih sudah mau membaca, maaf jika ada kesalahan kata atau typo.

Jangan lupa vote dan komen.

About ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang