Chapter 42 : It's An Unbearable Evening Because I Miss You

131 15 0
                                    

Saya menghabiskan hari yang sangat panjang dengan membaca buku dan bersantai. Itu adalah buku yang diambil oleh pria tampan dan mencurigakan dengan rambut merah.

Alasan memilih novel ini dari tumpukan buku yang tak terhitung jumlahnya di toko buku adalah sederhana. Di sampulnya, gambar bulan dan bintang yang berkelap-kelip dalam cahaya keemasan menarik perhatianku, dan melihat judul liriknya, kupikir alangkah baiknya membaca sedikit setiap malam sebelum tidur.

***

Kamu adalah bayanganku. Makhluk yang tidak bisa kamu lepas meskipun kamu menginginkannya.

***

Namun, keberadaan buku baru yang kubeli setelah sekian lama merupakan sensasi yang tak tertahankan, dan aku duduk di mejaku, tak sabar menunggu malam tiba.

***

Seperti firasat buruk, kamu telah menempel padaku selama ini. Aku telah menghabiskan berhari-hari membencimu dan mengutuk namamu.

Saat-saat ketika kamu dan aku merasa seperti anak kembar yang lahir dengan tubuh melekat karena kesalahan Tuhan berangsur-angsur meningkat. Perasaan menyakitkan dan mengerikan yang tak tertahankan datang padaku sepanjang waktu.

Jika aku mempertaruhkan hidupku untuk menyingkirkanmu, aku akan melakukannya berkali-kali. Karena kamu benar-benar kemalanganku.

***

".....?"

Namun, tidak ada cara untuk menyembunyikan keterkejutannya karena alirannya benar-benar melenceng dari ekspektasi yang akan menjadi liris. Saya meletakkan jari saya di halaman yang sedang saya baca dan menutup buku untuk memeriksa sampulnya.

<The Night that Covers the Waiting and Sleeps>

Mungkin… Mungkin ada kesalahan pada pengikatannya? Saya berpikir sejenak apakah lebih baik segera pergi ke toko buku dan menukarkan buku ini.

Dan aku menggelengkan kepalaku, terkejut dengan pemikiranku yang sempit.

Judul novel tidak harus seintuitif dalam kasus <The Fugitive>. Ini mungkin ekspresi yang sangat ironis, dan judul yang tampaknya tidak ada hubungannya dengan konten adalah hal yang lumrah.

Saya langsung kecewa hanya karena bukan perkembangan yang saya inginkan, bukankah sikap yang memalukan menjadi seorang penulis….

Mari kita membaca lebih banyak lagi. Itulah kesimpulan saya. Setidaknya akan benar jika membacanya sampai akhir dan kemudian menilai. Sebab pesan yang terkandung dalam novel bisa saja muncul di bagian akhir buku.

Hanya ketika halamannya dibalik setengahnya, saya menyadari bahwa penjilidannya tidak salah.

“Bagaimana kamu bisa….. Kasihan kamu….”

Saya begitu tenggelam dalam cerita itu sehingga saya menyeka air mata dengan lengan baju saya. Saya dulu berpikir bahwa hidup ini lebih seperti sebuah novel daripada novel yang sebenarnya. Memang benar, saya sedang membaca sebuah novel yang lebih menyerupai kehidupan daripada kehidupan sebenarnya.

Hanya desisan sesekali dan membalik halaman seperti suara lembut kepakan sayap kupu-kupu yang mengisi kesunyian ruangan.

***

Kamu begitu jauh seperti bulan dan bintang.

Aku berjuang seperti hantu kelaparan, menarik kehangatanmu. Bahkan dalam hembusan angin, bahkan dalam setetes air hujan, aku meraba-raba dan tersandung beberapa kali untuk menemukan jejakmu.

Di malam yang sangat gelap, penantianku seterang lilin, dan di malam yang dingin, penantianku seperti hangatnya selimut dan nyaris tidak bisa tidur.....

[END] About Your Pride and My PrejudiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang