Chapter 50 : Lewd Dream

128 14 0
                                    

Malam itu sedingin musim dingin, meski seluruh dunia jelas diselimuti musim semi.

Kulit Alan bersinar sedingin bulan bahkan dalam kegelapan. Aku tidak bisa merasakan kehangatan apapun dalam pelukannya yang memelukku.

Saat pipinya yang sudah dingin menyentuhku, bulu mataku bergetar seperti kupu-kupu yang basah kuyup oleh hujan. Tidak jelas apakah itu karena sentuhan dinginnya atau karena suaranya yang mengantuk terdengar dari jarak yang sangat dekat.

Karena aku tidak akan bisa berpikir jernih jika aku dipeluk olehnya.

"Melissa."

Jika memang ada iblis yang merayu manusia dan membawa mereka menuju kehancuran, dia akan cukup tampan untuk memikat siapa pun sekaligus. Dan saya yakin iblis akan bersuara seperti ini.

Saya terlalu lemah untuk menolak suara gembira ini.

"Melissa."

"......"

Alan berulang kali memanggil namaku. Kebencianku padanya, yang bertingkah seperti kekasih lama, menimbulkan kemarahan yang tak terlukiskan, tapi jantungku berdebar-debar seolah hendak meledak.

Aku sudah terlalu lama mencintai Alan Leopold hingga bisa dipastikan jantungku berdebar kencang karena kemarahanku padanya…….

“Kamu memeluk pinggangku.”

Aku dipeluk dalam pelukannya yang erat dan tidak dicekik, tapi entah kenapa aku tidak bisa berkata apa-apa. Jelas sekali dia sedang melakukan sesuatu yang ajaib. Kecuali…….

“Kamu bilang seorang penulis harus tulus, Melissa.”

"......"

Alan menghela nafas seolah sedang menertawakanku yang membeku tanpa menjawab. Nafasnya yang halus menggelitik leherku yang gugup.

"Apakah kamu takut?"

Bisikannya bercampur tawa, dia dengan lembut mendorong tubuhku, dan dunia dengan cepat menjadi terbalik. Apa yang saya rasakan di belakang saya adalah sentuhan lembut tempat tidur.

Aku menatapnya dengan mata basah bercampur antisipasi kuat yang tidak bisa kusembunyikan, seolah takut dengan apa yang akan terjadi.

"Hik....."

Kemudian saya harus menahan napas tanpa daya. Tatapan biru keabu-abuan yang menatapku anehnya gelap dan menggoda. Ibarat laut dalam yang membuatmu merasakan ketakutan tak terhingga hanya dengan melihatnya karena tak bisa diukur kedalamannya.

Sementara air mataku mengalir di sudut mataku membasahi telingaku, dia perlahan membungkuk, menutupiku dengan bayangannya. Ini merupakan perambahan yang sempurna.

"Melakukan apapun yang Anda inginkan."

"......"

“Aku akan memberimu segalanya. Sebanyak yang kamu mau…….”

Akhirnya, saat aku memejamkan mata, bibirnya yang seperti kelopak jatuh ke kelopak mataku. Ironisnya, nalarku yang keras kepala bergetar seolah-olah akan runtuh kapan saja oleh suara basah kecil yang tercipta dari bibirnya yang menyeka air mataku.

“Aku sudah memimpikanmu berkali-kali, umm?”

Bisikan seperti madu meresap ke telingaku. Aku hanya menggigit bibirku dengan keinginan untuk muntah dari dalam perutku.

Aku ingin mencengkeram kerah Alan, yang membuatku tak berdaya melawannya. Aku ingin melontarkan kata-kata umpatan yang mengerikan tentang kelakuan buruknya yang tidak dapat dipahami dan dengan kasar menggaruk pipinya yang seperti malaikat. Aku ingin melihatnya berbaring dan memohon padaku.

[END] About Your Pride and My PrejudiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang