05

1 0 0
                                    

TERNYATA SAYA HANYA MENEMUKAN TITIK TERANG YANG MENGHILANGKAN HARAPAN


Hari ini Bastian bangun lebih pagi dari biasanya, ia terlalu bersemangat untuk menemui Galih yang akan membawanya kepada Dewi sang istri tercinta setelah sekian lama berpisah. Meskipun ia bertemu dengan Galih pada pukul 10 pagi akan tetapi ia telah bersiap-siap dari jam 5 pagi.

Sebelum berangkat ke kantor seperti biasa Bastian akan sarapan terlebih dahulu bersama keluarganya. Setelah selesai sarapan ia di halangi Jonathan ketika hendak menjalankan mobilnya.

"Bang gue pergi bareng lo ya." Ucap Jonathan kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kemudi.

"Mobil kamu kenapa?" Tanya Bastian.

"Gue gak bawa mobil soalnya gue kayaknya gak akan pulang sampai besok kalau gue bawa mobil gue bisa ketahuan gak pulang sama mama jadi gue nebeng sama lo aja nanti di jemput teman gue." Jelas Jonathan.

"Terus kamu pikir mama gak akan curiga gitu mobil kamu ada di rumah seharian tapi orangnya gak ada?" Ujar Bastian menatap Jonathan dengan keheranan.

"Ya kan mama tau kalau gue perginya sama lo nah kalau nanti lo udah pulang pasti mama mikirnya gue juga udah pulang asal lo pulangnya telat mama gak akan curiga." Jelas Jonathan melirik ke luar di mana Juwita masih berdiri di depan pintu rumah bersama Dania.

"Yaudah terserah kamu aja deh." Ucap Bastian menekan klakson mobil sebelum menjalankan mobilnya pergi meninggalkan rumah.

"Gapapa kan Bang malam ini lo gak makan malam dirumah?" Tanya Jonathan saat di tengah perjalanan mereka menuju kantor Bastian.

Bastian menatap Jonathan sekilas kemudian kembali melihat jalanan " Kenapa kamu nanya begitu?" Tanyanya sambil mengerucutkan kening.

"Gak takutnya lo gak mau karena gue lihat semenjak ada Dania lo jadi sering makan di rumah terutama makan malam biasanya lo selalu makan di luar dan jarang banget makan malam sama gue dengan mama." Jelas Jonathan sambil menatap jalanan.

"Emang iya ya?" Tanya Bastian tidak menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya.

Jonathan hanya menghela nafas mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut sepupunya. Bisa bisanya Bastian tidak menyadari perubahan sifatnya semenjak kehadiran Dania. Ia mungkin juga tidak menyadari bahwa ia selalu berusaha untuk menuruti keinginan Dania meski hanya sekedar makan bersama.

Beberapa saat kemudian mereka sampai di kantor Bastian, mereka langsung disambut oleh Jesica yang masuk keruang kerja Bastian sesaat setelah mereka sampai diruangan tersebut.

"Pagi Pak, saya hanya mengingatkan bahwa pertemuan Bapak dengan Pak Galih hari ini pukul 10 pagi ya Pak." Ucap Jesica membuat mata Jonathan terbelalak mendengar nama yang disebutkan oleh Jesica.

"Iya terimakasih ya Jesica saya gak lupa kok." Ucap Bastian sambil melemparkan senyuman kepada Jesica.

"Apakah saya perlu ikut bersama Bapak?" Tanya Jesica memastikan.

"Oh nggak, saya pergi sama Jonathan kamu urus atau temui klien lain yang jadwal temunya hari ini untuk menggantikan saya." Jelas Bastian.

"Baik Pak, kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan saya Pak." Ucap Jesica keluar dari ruangan Bastian.

Setelah Jesica keluar Jonathan menutup pintu ruangan Bastian dan menguncinya. Ia tidak mau orang lain tau dan mendengar pembicaraan mereka terutama Jesica yang bisa melihat mereka dari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tempat untuk Pulang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang