sakit (m)

516 52 6
                                    

kali ini rate m hehe.

































"sengaja banget neken aku gini." ucap minju galak sambil memukul lengan atas yujin.

minju merasakan paha yujin menekan tubuh bagian bawahnya.

gadis yang berada di atas minju itu hanya terkekeh, ia secara sengaja menekan minju supaya wanita tersebut tak dapat mendorongnya jauh ketika mendengar chaewon masuk. ya, yujin sudah memprediksi jika wanita berambut pendek itu akan menerobos masuk ke dalam kamar mereka.

minju masih sedikit terengah, ia melepas salah satu tangannya yang masih mencengkram rambut belakang yujin.

"awas ah! aku sesek."

"kenapa ga lanjut aja?"

minju menatap yujin sengit, "lanjut sana sama boneka." ujarnya sembari mendorong pundak yujin, namun gadis tersebut malah semakin membuat jarak diantara mereka menyempit.

"yujin."

napas minju terasa menyapu kulit yujin saat wanitanya memanggil namanya.

yujin membalas dengan deheman, ia sama sekali tak mau beranjak barang seinci pun. kedua netranya menatap minju bak memuja, yujin benar-benar terhipnotis dengan wajah istrinya sendiri.

fitur wajah di depannya total keindahan duniawi. jika yujin ingin membandingkan seorang kim minju, ia yakin taman terindah di dunia yang memiliki ribuan bunga akan kalah dengan sosok di depannya.

bucin amat.

yauda sie. -ayj

minju terlihat menelan ludahnya kasar ketika gadis di atasnya menatap lamat bibirnya yang kemerahan.

"gugup amat mba." yujin menyeringai tipis.

"e-engga!"

"shh," tangan yujin mengangkat; jempolnya mengelus bibir bawah minju pelan.

"kamu mau apa?" cicit minju.

"mau kamu."

setelahnya hanya terdengar suara decakan antar bibir yang kemudian disusul dengan lenguhan minju.

"ehmm,,"

lidah mereka membelit, saliva yang saling tertukar, napas yang memburu tak membuat yujin maupun minju melepaskan pagutan.

merasa terbawa suasana, minju membantu melepas tanktop yang kini dia gunakan, menyisakan bra dengan warna merah pekat di bagian atas tubuhnya.

jemarinya juga secara pelan menyentuh tubuh yujin; menggodanya walaupun dari tadi yujin udah kepalang sange.

"lepasin.. baju aku.." titah yujin disela ciuman mereka.

yang lebih tua masih ragu-ragu, umur doang nambah, tapi nafsunya lebih gede yang masih sekolah.

yujin memimpin tangan minju ke arah kancing kemeja atasnya; membukanya perlahan, yang diselingi dengan sentuhan di dada dan perut yujin.

minju menggigit bibir bawahnya; menahan desahannya yang ingin keluar.

"jangan ditahan, cuma ada kita di sini." ucap yujin tepat di telinga kanannya lalu ia lanjut mencium bagian bawah telinga minju.

"j-jangan ninggalin.. bekashh— ahh~~" desahnya sambil memegang kemeja depan yujin erat.

"gak janji." lirihnya yang entah didengar oleh minju atau tidak, karena minju saat ini masih sibuk menutup mata sambil sesekali menarik kemeja yujin agar terlepas dari tubuh bongsor gadisnya.

beberapa ciuman, kecupan, jilatan dan gigitan itu tercipta hingga akhirnya keduanya hampir sama-sama tak berbusana.

"aghhh, pelanh- haahh~~" minju meremas kepala belakang yujin sedikit keras saat gadis tersebut menggigit putingnya terlalu bersemangat.

bra milik minju tergeletak begitu saja di lantai menyusul beberapa kain baju milik keduanya.

ciuman tersebut turun hingga ke perut, terus menyusuri tubuh bagian bawahnya lalu berhenti tepat di depan kewanitaan minju yang masih tertutup dengan celana dalam.

yujin menggodanya dengan cara menurunkan perlahan karet celana atas hingga lolos dari kedua kaki jenjang sang istri.

minju refleks menyilangkan kakinya; menutupnya karena yujin terus menatapnya intens.

tangan yujin menyentuh masing-masing lutut minju; perlahan melebarkan kaki jenjangnya.

"last time we had sex, you didn't let my finger in."

wanita di bawah yujin itu hanya menelan ludahnya kasar. Karena keduanya butuh consent dan tempo hari minju sempat menolaknya. membuat yujin merasakan sakit karena wanita tersebut menolak berhubungan dengannya.

sedangkan alibi minju terhadapnya hanya karena minju dan dirinya masih terlalu dini. apalagi mengingat umur yujin yang masih sangat muda.

"aku cuma mau kita sex di umur kamu yang udah proper. aku gamau sex sama anak kecil." entahlah, minju mengatakan hal ini karena sudah duluan kesal karena semua berita yang ia dengar di sekolah.

perkataan minju membuat yujin berhenti. kedua netra si gadis ahn tersebut menatap minju tak percaya, "tapi aku udah jadi istri kamu. gak ada salahnya kalau kita sex atau engga."

"yaudah, aku gamau." finalnya.

yujin terdiam sejenak, ia menetralkan napas dan mencoba untuk kembali mengambil alih kewarasannya.

"fine. i promise i won't touch you again." yujin berdiri perlahan lalu memakai kemeja sekolahnya dengan perasaan sedih.

ada apa dengannya, perkataan minju benar. usianya memang terbilang sangat muda, apa minju ketakutan ia akan cepat beralih pada seseorang, atau ini hanya akal-akalan wanita tersebut untuk tak berhubungan karena minju tak menyukai dirinya. cih.

minju gelagapan sendiri karena yujin meninggalkan kamar mereka dengan cepat. ia berdiri; mengambil bajunya lalu memakainya secara asal.

"yujin!" minju memanggilnya sambil mengancingi asal kemeja miliknya.

"yujin, kamu mau ke mana?"

minju menahan lengan gadis tersebut.

"anywhere but here." singkatnya lalu menepis tangan minju. yujin dengan cepat meraih kunci motor, lalu berjalan keluar dari sana.

ia sudah terlanjur sakit hati dengan ucapan minju, seharusnya dari awal dia berontak dari ikatan pernikahan dengan gurunya itu. dari awal seharusnya yujin tak melibatkan hati dengan semua skenario palsu yang keluarganya bikin.








































tbc..

for god sake what tf am i made 😩 maaf ya kalo jd gaje, ini— ekhem! diluar skrip /bisik-bisik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We | JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang