"gila, kata gue lo abis sama bu minju." minjeong berbisik sambil menepak kepala belakang orang di depannya.
yujin yang mendengar bisikan dari teman di belakangnya hanya mengernyitkan alisnya heran. saat ingin membalas perkataan minjeong, penghapus papan tulis tiba-tiba mendarat tepat di pipinya lalu terjatuh ke lantai hingga mengakibatkan suara berisik.
"jing apasi--"
"apa? mau protes?" wanita dengan rambut kuncir kuda itu melayangkan tatapannya pada yujin.
"ibu sudah bilang, kalau tidak mau mengikuti pelajaran ibu kalian boleh keluar. kamu, yujin. nilai kamu masih kurang masih mau main-main?"
"kalian ini sudah bukan anak kelas satu yang bisa ibu tolerir, nilai kalian itu penting. ibu marah-marah itu karena ibu peduli." karina dengan mode galaknya kini menatap ke seluruh kelas.
wanita yang berada di depan papan tulis itu sejenak menghela napasnya lalu mengelus dadanya.
"tugas kalian ibu tambah, nanti ibu japri ke ketua kelas."
setelah mengucap kalimat keramat, karina membawa langkah tegasnya keluar kelas setelah mengambil tas miliknya.
pintu tertutup sedikit keras, satu ruangan hening. hingga tak lama, seluruh murid di sana mengalihkan pandangannya ke arah yujin.
gadis yang kini di pandang hanya mengangkat alisnya bingung.
"minjeong ngajak gua ngobrol. suwer." yujin mengangkat tangan kanannya menyimbolkan peace.
"dih, nyalahin gua. mending lo ke kamar mandi dulu, bersihin tu pipi." dengan cuek minjeong mengambil jaket miliknya lalu membuat bantalan untuk kepalanya.
yujin berdiri sambil berdecak kesal, kenapa hanya dirinya yang kena marah. seharusnya minjeong juga terkena semprot, malah harusnya minjeong yang bu karina marahin, bukan dia!
sepanjang koridor yujin menggertakkan gigi, batinnya sedari tadi memaki teman sekelasnya itu.
setelah tiba di toilet, yujin berdiri di depan wastafel. tangannya mengusap pipi yang tadi terkena noda hitam.
ia kembali memikirkan perkataan minjeong beberapa menit yang lalu, maksudnya ia akan habis oleh istrinya sendiri apa?
minjeong tahu sesuatu yang ia tak tahu.
di tengah kegiatannya, suara pintu terbuka membuat yujin kembali fokus menatap cermin di depannya.
keningnya mengernyit ketika mendengar slot pintu yang dikunci.
"eh jangan dikunci!" pekik yujin.
yujin dengan cepat menghapus sisa noda di pipinya, tangannya mematikan keran air. saat membalikan badan, maniknya menangkap sosok wanita dengan blazer abu lengkap celana kain abu; menatap yujin galak sambil melipat tangan di depan dada.
yujin mengangkat kedua alisnya bingung, lebih tepatnya menatap wanita di depannya bertanya-tanya.
yujin maupun wanita tersebut sama-sama tak bergeming di tempat, manik sang wanita masih menatap yujin tajam.
gadis dengan seragam tersebut membawa langkahnya perlahan mendekat ke arah wanita yang menghalangi pintu keluar.
"minju udah cukup sabar sama kamu yah, yujin."
"tolong buat dia kali ini bahagia sama pilihan ortunya. keinginan dia ga muluk-muluk, punya keluarga kecil dan harmonis. cuma itu yujin." lanjutnya sedikit berapi-api.
yujin diam. ia masih belum mengerti sebenarnya tujuan dari perkataan guru matematika di hadapannya ini apa. gelagatnya sedari di kelas ketika mengajar kelas yujin membuat yujin kebingungan. nilainya tak terlalu buruk, absensinya juga akhir-akhir ini bagus, ia tak lagi-lagi bolos saat jam pelajaran tengah berlangsung.
"tolong, yujin." lirih karina sambil melepas lipatan tangannya lalu beralih keluar dari sana meninggalkan yujin dengan keadaan tanda tanya di kepalanya.
hah???
apakah ada sesuatu yang yujin lewati akhir-akhir ini.
banyak pertanyaan di benaknya, yujin ingat terakhir kali dirinya membuat masalah ketika minju menguncinya di luar rumah, itupun tak sampai berjam-jam. minju tak sejahat itu, namun dirinya lah yang sering membuat minju sebal.
ia harus bertanya langsung pada minju.
setelah menghapus beberapa noda hitam di wajahnya, yujin bergegas ke kelas.
semua rangkaian mata pelajaran berlangsung, kini bel pulang menggema di seluruh koridor. perlahan satu persatu kelas membubarkan diri. begitupun yujin sekarang, ia berjalan sedikit tergesa-gesa menuju ke ruang guru. minju harus menjelaskan sesuatu padanya. sekarang.
langkah besarnya sampai tepat di depan pintu ruang guru sekarang, ia mengetuk sebentar lalu membuka paksa pintu tersebut hingga membuat beberapa orang di dalam ruangan menatap yujin aneh.
karina yang tengah membenahi meja miliknya hanya menatap yujin sejenak kemudian kembali menyibukkan diri dengan kertas ulangan dan beberapa dokumen di atas meja; secara sengaja mengacuhkan yujin yang kini tengah mencari sang istri.
"cari siapa nak yujin?"
pria paruh baya yang bertugas untuk menjaga kebun di sekolah yujin itu bertanya padanya setelah melihat gadis jangkung tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
"min-" yujin menggeleng cepat.
"bu minju pak. bapak liat dia gak?" tanya yujin sembari mendekati pak teo.
sayangnya dia hanya menggeleng mengisyaratkan tak mengetahui pertanyaan yang barusan yujin lontarkan.
"yaudah pak, yujin mau langsung pulang aja. kayaknya bu minju udah pulang juga. mari, pak."
"iya, hati-hati nak yujin."
percakapan berhenti di sana, yujin memacu langkahnya tergesa menuju parkiran.
ia tak mengerti mengapa semua orang terdengar mempermainkannya hari ini. yujin hanya ingin bertemu minju, istrinya.
kayaknya udah pulang gasih. batinnya lalu lanjut misuh.
hanya sekitar 15 menit yujin memacu motornya yang berisik itu hingga sampai di tujuan— di rumahnya dan minju.
tiba di depan pintu, yujin disambut dengan wanita berambut pendek yang tempo hari berpelukan dengan minju. yujin akan mengingat adegan tersebut permanen di otaknya!
chaewon nampak berdiri dari sofa, mendekati yujin yang kini menatapnya tak suka.
"minju lagi istirahat. jangan ganggu dia dulu."
anjing???
"lu siapa kontol?"
yujin mengambil ancang-ancang untuk memukul manusia di depannya yang nampak ingin membalas perkataannya. tapi sebelum itu ia mendengar suara minju terlebih dahulu dari arah kamar.
"chaee.."
"iya sayang,"
DIHH. yujin semakin kepanasan gara-gara denger sahut-sahutan istrinya sama manusia yang lebih pendek dari dia itu.
chaewon mengabaikan yujin, lalu masuk ke dalam kamar miliknya dan minju. pintu tersebut menutup. menutup!??
dengan otak dan kewarasan yang dilahap kemarahan, yujin menggebrak tasnya ke meja lalu berjalan ke arah kamar mereka.
brak!
chaewon terkejut hingga menumpahkan air putih panas yang tengah ia pegang untuk minju.
"chae! panas!" minju berteriak karena kini air panas tersebut mengenai tubuh bagian depannya.
chaewon gelagapan, ia menyimpan gelas tersebut di atas meja kecil di sebelah kasur lalu membantu melepas kemeja yang minju tengah pakai.
yujin yang melihat hal tersebut lantas bergegas menarik wanita tersebut kasar. ia mendorong chaewon ke arah pintu; mengusirnya. wajahnya masam tapi chaewon tetap menurut.
tangan yang lebih besar dari minju itu nampak membuka kancing kemeja tersebut tergesa.
"kamu pake daleman lagi?"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Jinjoo
De Todoyujin sebagai anak SMA terpaksa harus tinggal bersama minju yang notabene adalah wali kelas di sekolahnya. "ibu jangan deket-deket saya, nanti temen saya curiga." "jangan panggil saya ibu." warn : fiksi brok gxg 18+ jaga-jaga all cr pict from pinter...