Chapter 24: Lamunan nostalgia

219 29 11
                                    

Dengan situasi di Tempest yang akhirnya kembali normal, aku berjalan santai keliling kota. Sudah lama sekali aku tidak menikmati ketenangan seperti ini.

Melihat ke belakang...

"Aku benar-benar sudah berubah ya..." Dulu, setahun yang lalu, aku pasti sudah berlarian seperti anak kecil, mengerjai gobta dkk, kemudian bersenang-senang...

Waktu berlalu begitu cepat, bukan? Rasanya baru kemarin aku dilahirkan ke dunia ini. Kenangan indah menimpa kenangan lama yang kini terasa asing bagiku.

Tidak masalah jika itu kehidupanku sebelumnya. Kurasa lebih baik melupakannya. Dulu aku adalah gadis yang sakit-sakitan dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, tetapi sekarang kehidupan memberiku kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan normal. Meskipun standar normal di sini sih sebenarnya jauh lebih berbeda dari sebelumnya...

"Aduh, bosan sekali." Benar saja... Aku sudah berkeliaran tanpa tujuan. Membaca manga bersama Paman Veldora memang menyenangkan, tapi lama-lama juga jadi membosankan. Aku masih tidak mengerti bagaimana dia bisa terus-menerus membacanya tanpa henti...

"Tunggu... Ini seharusnya menjadi jalan-jalan untuk menenangkan pikiranku, bukannya malah memikirkan hal-hal yang membingungkan!"

Berpikir sejenak, saat-saat seperti ini biasanya yang bisa mengisi waktu luangku hanyalah antara tidur, makan, bermain dengan Ranga, dan...

"Oke, aku akan menemui Kakek Hakurou!" Aku dengan mantap mempercepat langkahku menuju lapangan latihan karena di sanalah tempatmu bisa melihatnya menyiksa murid-murid kesayangannya—Yah, aku juga sebenarnya salah satu muridnya.

Lalu aku berhenti di tengah jalan...

Aku salah satu muridnya...

Tunggu, ada yang aneh—Kapan terakhir kali aku berlatih dengannya? Apakah itu dulu saat sedang sekolah atau bahkan sebelumnya...

Aku...

Aku sudah bermalas-malasan...

Dia pasti akan membunuhku sementara Gobta dan yang lainnya hanya akan menertawakan penderitaanku!

"Ho, sudah lama sekali Lylas-sama"

Astaga, kenapa harus sekarang!!

"Kakek— maksudku, Ha-Hakurou-Sensei!" kataku malu-malu sambil mencoba menghindari tatapannya. Perasaan bersalah macam apa ini? Aku benar-benar merasa seperti seorang berandal.

"Kebetulan sekali ya kita sama-sama menuju lapangan latihan."

"Aku uh... Sebenarnya berniat mampir."

"Saya paham betul maksud anda, Lylas-sama. Ayo, jangan malu-malu. Sudah lama sekali sejak Anda berlatih, tapi tubuh anda masih ingat. Ayo kita pemanasan dengan beberapa pertarungan dasar." Hakurou terkekeh mendengar pernyataanku.

Tidak ada pilihan lain. Jadi, aku berjalan mengikutinya. Aku dengan ragu-ragu melangkah di jalur menuju ke lapangan latihan.

Sinar matahari menembus dedaunan pohon-pohon tinggi yang mengelilingi lapangan terbuka yang luas.

Itu adalah pemandangan yang familiar, pemandangan yang membangkitkan gelombang kenangan—suara tawa, determinasi, serangkaian serangan yang gagal, dan penghinaan...

'oh aku menyerah-tsu...'

Entah mengapa suara Gobta waktu itu malah terngiang. Bikin kesal saja.

Beberapa boneka kayu berdiri tegak di sekeliling perimeter, menjadi saksi bisu sesi latihan kami yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun aku menyadari tempat ini terasa lebih ramai dari biasanya.

Putri SlimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang