BAB 6

0 0 0
                                    

***

Sherra dan Aina yang sedang bercanda di balkon atas, tak sengaja mendengar ada orang yang ingin juga ke balkon atas.
Ia adalah Jey, Lana, dan Endra. Mereka adalah tetangga dan juga keponakan dari Sarah dan Adi, mereka ber 3 kerap sekali kerumah Sarah dan Adi.

"Eeh, kayanya ada yang naik ke atas juga deh". Ucap Sherra

"Ehh iya, aelah palingan juga Alif". Jawab Aina santai

Sherra hanya mengangguk dengan ragu. Sebab, jika itu Alif pasti dia akan memanggil nama Aina

"Eh, ada cewek cok! ". Seru Endra memberitahu kedua temannya

Sherra dan Aina langsung menoleh kebelakang.

"Anjir, siapa tu cok". Kepo Lana mengintip dari belakang badan Endra

Sherra dan Aina saling menatap dan mengangkat alis mereka, setelah itu menatap kearah Lana dkk dengan tatapan bertanya.

"Hai, kalian siapa?". Ucap Lana ingin berkenalan

"Manusia anjir, ga liat lo?". Sewot Sherra dengan merolingkan mata

"Galak amat sih anjer". Ucap Jey dengan senyum tipisnya

"Ckk.. gue sherra, ini Aina". Ucap Sherra dengan melirik kearah Aina

"Gue Lana, ini Jey, dan ini Endra". Ucap Lana dengan mengedipkan sebelah matanya, dia memang sedikit playboy.

Setelah Lana memperkenalkan diri, Lana di tarik turun oleh Endra dan Jey. Yang kemudian meninggalkan Sherra dan Aina.

"Sok asik njir mereka". Ucap Aina dengan sewot

"Sttt.. ga boleh gitu, biarin aja gapapa". Tenang Sherra

"Btw yang namanya lana tengil juga ya, tapi dia ganteng njir". Ucap Aina dengan cengirannya

"Dih, naksir lo sama dia?". Ucap Sherra dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Enggak anjir". Elak Aina

Sherra hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.

***

Dimalam hari, Sherra, Aina kedua orang tua mereka, dan Sarah, Adi.
Mereka makan malam bersama di meja makan.
Selesai makan, sherra dan aina izin ke balkon atas, mereka suka sekali ke balkon atas entah malam, pagi, ataupun sore. Suasana di balkon sangatlah tenang.

"Sher, gue mau nanya sama lo". Ucap Aina sambil melihat bintang

"Mau nanya apa?". Jawab Sherra dengan menoleh kearah Aina

"Tapi lo harus jawab jujur". Ucap Aina, suasana menjadi lebih serius ketika Aina menatap kearah Sherra

"Iyaa, gue jawab jujur". Kata Sherra dengan sedikit ragu

"Lo, kenapa ga benci sama si Aqila? Padahal Aqila udah hianatin persahabatan lo?". Tanya Aina to the point

Sherra menghela nafas panjang.

"Gue itu bukan tipe orang yang langsung benci sama seseorang Na, entah apa itu masalahnya, dan sebesar apa masalahnya, gue ga bisa ngebenci orang itu Na. Emang rasanya sakit dihianatin sama Aqila, tapi dia tetep teman gue, sama kaya lo, Zhea dan Grisella, kalian teman baik gue, entah nanti berpisah dengan cara apa gue ga akan ngebenci hal itu". Jelasnya kepada Aina

"Iya gue tau Sherr, tapi masa iya lo ngga ngebenci dia sih, lo pasti kecewa banget sama Aqila kan, gue tau rasanya dihianatin sama sahabat sendiri, bahkan gue aja ngga suka liat lo deket-deket sama dia". Kesal Aina, karna sahabatnya itu tidak membenci orang yang sudah berkhianat dengannya.

Awal & AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang