BAB 8

1 0 0
                                    

Waktu bergitu cepat, Sherra dan teman latihannya sudah mulai dekat, termasuk Aksa. Sherra dan Aksa kini mulai begitu sangat dekat, dan Glen yang suka menjahili Sherra.
Dan satu bulan lagi Arda, Daffa, dan, Dewa akan menjadi pelatih sherra.

Kenapa Sherra juga tidak naik sabuk? Karna Sherra baru 1 bulan lebih satu minggu ia mengikuti latihan. Dan Arda, Daffa, Dewa, sudah terhitung 1 tahun mengikuti latihan itu, yang artinya mereka akan naik tingkat menjadi pelatih Sherra dan Aksa

"Tumben ga bareng Glen lo, Fa". Tanya Sherra kepada Aufa, ia teman dekat Glen, yang kemana mana harus bersama.

"Glen belom pulang dari rumah neneknya, makanya gue tinggal". Jelas Aufa

"Ga latihan?". Sherra Kembali bertanya

"Latihan, cuma dia nyusul, palingan bentar lagi". Beritahu Aufa

Sherra dan teman temannya asik mengobrol dan bercanda, Sherra tak sengaja melihat aksa yang berduaan dengan perempuan lain, entah kenapa Sherra merasa cemburu padanya, padahal dia bukan siapa siapanya Aksa

"Aksa". Lirih Sherra, ia kaget melihat Aksa bersama cewe lain.

"HOEE MAU KEMANA LO!!". Teriak Daffa ke Aksa

"BENTAR GUE KE WARUNG DULU, NTAR NYUSUL". Jawab Aksa dengan teriak juga, sebab jarak mereka yang cukup jauh.

Tak lama, Aksa mengantarkan cewe itu pulang, dan tak lama Aksa kembali datang dengan Glen dibelakangnya.

"Baru berangkat lo, Glen?". Tanya Aksa yang menyadari jika Glen yang berada dibelakangnya.

"Iya, gue tadi habis ngejenguk nenek gue, makanya gue baru datang". Jawab Glen

"EHH, KAS KAS!! YA KALI NGGA KAS". Teriak Glen dengan cengiran nya

"Lo baru aja datang udah nagih kas sama kita, anjir lo". Ucap Sherra dengan melirik sinis ke arah Glen

"Seharusnya lo bersyukur punya bendahara kaya gue, selalu nagih Kas setiap latihan". Ucap Glen sambil menaik turun kan alisnya

"Dihh, bangga lo begitu?". Tanya Sherra dengan berkacak pinggang dan mata melotot.

" Oh jelas" Ujar Glen dengan bangga dan langsung melengos begitu saja

Tak lama kakak pelatih datang, mereka segera berganti pakaian seperti biasanya saat latihan.
Mereka langsung memulai latihan itu..
Tak di sangka latihan kali ini sangat berat, sampai tangan sherra terluka hingga mengeluarkan darah, dan kaki sherra juga lecet lecet, akibat latihan kali ini sangat begitu berat.

"Perih luka lo, Sherr?". Tanya Aksa sambil berjalan ke arah Sherra

"Lumayan perih lah tapi gapapa, namanya juga latihan". Jawab Sherra sambil memutar badan dan berhadapan dengan Aksa

"Gue ambilin p3k ya?". Ujar Aksa dengan melirik ke arah luka Sherra

"Ga usah Saa, nanti gue obatin dirumah". Jawab Sherra sembari duduk istirahat bersama teman teman-temannya.

"Ada yang luka luka tangan kakinya?". Tanya Askara sang kakak pelatih

"Adaa kak". Jawab semua siswa

"Angkat tangan yang luka luka". Perintah Askara

Hampir semua siswa memiliki luka.

"Bagus gapapa, namanya juga latihan kalau ga di giniin, kalian bakal lelet, lebay dan ga paham dengan materi yang kita beri, paham! ". Ucap Askara dengan tegas

"Paham kak". Serentak semua siswa menjawabnya

"Nanti kalian obati, agar tidak infeksi". Ujar Askara

"Baik kak".

****

Latihan selesai semua siswa di persilahkan pulang kerumah masing masing, sebelum mereka pulang, mereka mebersihkan tangan, kaki, dan muka mereka yang telah berlumuran lumpur. Selesai mereka memebersihkan diri, mereka pulang dengan hati hati.

Sesampainya Sherra di rumah, Sherra langsung mandi dan tak lupa mencuci pakaiannya yang terkena lumpur tadi.

"Maaa, tolong jemurin pakaian sherra, sherra mau ganti dulu". Ucap Sherra meminta tolong kepada Lena

"Jemur sendiri, manja banget". Ujar Lena dengan mata tertuju ke arah televisi yang sedang menayangkan drama dari negeri prindapan itu

"Yaelah Ma, minta tolong kali Maaa". Ujar Sherra dengan memelas

"Iya iyaa". Kesal Lena karena acara menontonnya menjadi terganggu karna anak semata wayangnya itu.

Setelah selesai mengganti baju, Sherra ke ruang keluarga.

"Ma, obat luka dimana?". Tanya Sherra setelah duduk disamping Lena

"Itu di sana, kenapa?". Tanya Lena dengan menoleh ke arah Sherra

"Nih, luka tadi di gulung sama pelatih, katanya sih tes fisik gitu". Jawab Sherra sembari memperlihatkan lukanya

"Namanya juga pencak silat, kalau ga gitu ga akan mantep kalau jadi". Ucap Satria yang tiba-tiba masuk kedalam rumah

"Iya Yah, tadi kak Aska juga bilang gitu". Ucap Sherra yang langsung menoleh ke arah Satria

"Gapapa, Ayah dulu juga gitu, malah lebih berat dari ini". Beritahu Satria

"Emang iya Yah? Ayah kok kuat banget sih?". Heran Sherra, Sebab Ayahnya tidak pernah memberitahu jika latihan dulu dan sekarang sudah sedikit berbeda.

"Kalau diniatin, seberat apapun rintangannya, kita pasti kuat sampai menjadi pelatih yang hebat". Ucap Lena sembari mengobati luka Sherra

"Kaya Ayah dong, jadi sang pendekar". Kekeh Sherra kepada Ayahnya sembari memperlihatkan gummy smilenya

Selesai Lena mengobati tangan Sherra, ia langsung kekamar untuk istirahat. Ketika ia ingin membaringkan badannya, ia mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal.

Aksaaa
Online

P

sp?

Ini gue Aksa

oh, Aksa
kenapa Sa?

Gapapa
Cuma pengen chat lo aja
Ga boleh?

ohh, boleh kok sa

Gimana luka lo tadi?
Udah diobati?

udah Saa
lo sendiri gimana?
udah lo obatin?

Aman
Udah gue obatin juga kok Ra

btw, gue boleh nanya ga?

Kenapa Ra?

yang tadi sama lo itu
pacar lo?

Hah?
Pacar?
Gue ga punya pacar Ra
Itu tadi adik gue Namanya Lea

ohh, gue kira pacar lo anjir
maaf, gue ga tau

Gapapa, santai aja.
Dah malam Ra besok sekolah
Ga tidur lo?

ini juga mau tidur gue.

Okee, Ra
Sleep well

Read

Sherra berguling guling di atas kasur, ia sedikit salting chattingan dengan aksa.

****

Awal & AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang