BAB 14

1 0 0
                                    

****

Di pagi yang cerah, sinar matahari yang memantulkan cahayanya melalui jendela dan celah celah yang berada di kamar Sherra, membuat Sherra terbangun dari tidurnya.
Ia melihat ke-3 sahabatnya yang masih pulas di dalam tidurnya, membuat Sherra tak tega untuk membangunkan mereka.
Ia kemudian, beranjak dari kasurnya menuju kekamar mandi untuk mencuci mukanya, dan menuju ke dapur untuk membantu Mamanya menyiapkan sarapan.

"Pagi Maa, wahh baunya enak nih". Ucap Sherra dengan menopangkan dagunya dari arah belakang dibahu sang Mama.

"Pagi anak Mama, kamu sudah bangun?". Ujar Lena sembari mengelus pipi sang anak.

"Hehe, iya dong Maa, kan mau bantuin Mama". Ucap Sherra sembari berpindah tempat kesamping sang Mama.

"Bantuin doa, apa bantuin ngerecokin?". Tanya sang Mama sembari menumis bumbu.

"Beneran bantuin kok Maa, beneran dah". Yakin Sherra yang langsung berdiri tegak.

"Iya deh Mama percaya". Tuntas Lena.

Sherra kemudian membantu Mamanya, ya setidaknya ia hanya membantu mempersiapkan piring, sendok, dan menyajikan makanan yang sudah siap.
Sherra bukannya tidak bisa memasak, ia hanya malas saja untuk memasak, karena sangat ribet.

Tak lama setelah makanan siap, ayah Sherra sudah siap untuk berangkat bekerja, tak lupa sebelum berangkat bekerja ia sarapan.

"Loh Sher mana teman teman kamu?". Tanya Satria yang tidak melihat keberadaan sahabat sang Anak.

"Belum pada bangun mereka Yah". Jawab Sherra yang sedang duduk dengan memakan tempe goreng.

"Bangunin mereka, dan ajak meraka sarapan bersama" Ujar Satria sembari menyeruput kopi hitamnya.

"Tapi Yah, mereka pulas banget tidurnya Sherra jadi ngga tega mah ngebanguninnya". Ucap Sherra

"Udah bangunin aja, kalau ga bangun bawakan panci". Ucap Satria dengan amat teramat santai.

"Panci buat apa Yah?" Tanya Sherra kebingungan.

"Ya buat bangunin teman kamu lah". Jawab Satria sembari menaruh gelas kopinya

"Kalau pancinya rusak, Ayah ya yang tanggung jawab". Ujar Sherra yang sudah hendak berdiri.

"Ya kamu lah, kan kamu yang pakai" Ucap Satria sembari menatap Sherra

"Kan yang nyuruh Ayah, kok jadi aku yang tanggung jawab" Sewot Sherra yang kembali duduk dengan kasar.

"Sudah sudah, kalian ini ribut mulu kerjaannya, udah Sher sana bangunin mereka terus ajak sarapan bareng". Ujar Lena sembari melerai Satria dan Sherra.

"Iyaa maaa". Ucap Sherra dengan sedikit malas.

Sherra pun pergi menuju kekamarnya untuk membangunkan ketiga sahabatnya itu.

"Ckk.. kebo banget mereka ini, udah jam 7 masih belom bangun juga".  Gerutu sherra dalam hati.

"Ehh bangun bangun, udah siang oee, bangun bangun!!!! Bangun gak kalian!!!". Ucap Sherra dengan sedikit teriak.

Tidak ada respon sama sekali dari mereka, bahkan Aina saja hanya menggeliat, dan membalikkan badannya menghadap Zhea.
Bisa di bilang Aina memeluk tubuh Zhea yang mungil itu.

"Issshhh... Ga bangun juga? Aaa gue punya ide". Guman sherra dengan seringaian kecil dan seribu ide jahilnya yang mulai muncul.

Sherra kemudian menuju kamar mandi dan membawakan segayung air untuk disiram kepada sahabat sahabatnya itu.

"WOEEE BANGUN WOEE HUJAN HUJAN!!!". Teriak Sherra sembari menciptakan air ke mereka bertiga.

Ketiga sahabatnya itu langsung bangun dengan muka yang panik, namun tidak dengan Sherra yang malah menertawakan ketiga sahabatnya itu, menurutnya mereka sangat lucu saat bangun tidur dengan muka yang panik dan bengong itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awal & AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang