10.

352 37 30
                                    

Dinginnya AC yang menusuk tulang tulang Harsa itu ternyata tidak membuat dia urung dari tempat jahanam itu. Harsa terlihat tengah mencium bibir seorang wanita yang baru dia kenal dua jam lalu. Sementara disebrang sana, Revan dan Jafran hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan Harsa yang semakin hari semakin diluar batas. Harsa mungkin saja mabuk sampai dia berani mencium wanita yang baru dia kenal.

"Tu orang kenapa sih sebulan ini?"

Jafran tertawa dan geleng geleng kepala, "Nggak tahu, teman elu kadang suka aneh."

"Temen lu juga ya--ini ponsel Harsa kan?"

Ponsel Harsa di meja mereka bergetar, Jafran langsung mengambil ponsel Harsa. Saat membaca nama yang menghubungi Harsa, Jafran membulatkan kedua matanya dan menarik jaket Revan.

"Apaan si?"

"Ini ceweknya Jendral kan?''

"Lah? Iyaa! Angkat chil angkat!"

Jafran langsung menjawab panggilan dari Chiasa itu tanpa aba aba apapun.

"Harsa, lo lama banget angkat teleponnya! Ini gue dari IGD tadi. Sa! Aduh gimana ya ngomongnya--Sa lo pasti nggak akan percaya. Ini Gue beneran hamil Sa! Gue hamil! Gimana ini Sa! Apa gue gugurin aja?"

Tenggorokan Jafran seketika kering, kepalanya seakan berat dan fikirannya kosong begitu saja. Dia langsung mencari dimana keberadaan Harsa. Disana, Harsa sedang tertawa bersama wanita itu sementara wanita itu sedang membelai pipi Harsa. Revan menatap Jafran dan menepuk pundak Jafran beberapa kali sampai Jafran tersadar. Sungguh, Harsa benar benar bajingan fikir Jafran. Disebrang sana Chiasa tengah panik dan kesakitan sementara Harsa disini bersenang senang dengan wanita lain.

"Sa, ini gue Jafran."

Disebrang sana Chiasa terdiam selama beberapa detik. Namun sebenarnya Chiasa menahan tangisnya, karena dia tidak tahu bahwa yang menerima panggilannya bukan ayah dari si bayi. Melainkan Jafran. Itu berarti sudah 2 orang yang tahu berita kehamilannya diluar Harsa. Chiasa merasa bodoh, entah apa yang difikirkan Jafran nantinya terhadap Chiasa yang jelas Chiasa berharap jika Jafran tidak memberitahu Jendral tentang berita ini dulu.

"Sa?''

"Jaf?"

"Lo nangis?"

Revan berusaha mendekatkan telinga kanannya pada Jafran guna mengetahui apa yang tengah dibicarakan oleh mereka. Namun Jafran tiba tiba bangkit dan menjauh dari keramaian. Revan menggaruk pelipisnya dan entah kenapa dirinya tiba tiba mengikuti kemana Jafran pergi. Mereka meninggalkan Harsa sendirian di sana.

"Sa? Jujur sama gue, lo kapan ngelakuin itu sama Harsa?"

Chiasa masih terisak disebrang sana, kini kepala Jafran mendadak pening saat Revan tiba tiba datang ke parkiran dan berdiri didepan Jafran. Jafran langsung mengacungkan jari telunjuknya pada bibirnya guna memberikan tanda untuk Revan tetap diam. Lalu Revan menggerakkan tangannya seolah mengunci bibirnya.

"Nggak tau gue, Jaf. Ini Harsa kemana?" Tanya Chiasa yang suaranya terdengar dengan lirih.

Jafran menghela napas panjang dan menatap Revan didepannya. Tidak mungkin kan Jafran jujur pada Chiasa jika Harsa tengah di dalam club bersama wanita lain kan?

"Sa, sekarang lo lagi dimana?"

"Lo ngapain balik nanya? Gue tanya, Harsa mana? Ken-kenapa lo yang angkat telepon gue?"

"Harsa lagi ke kamar mandi. Gue tanya, lo kapan tidur sama Harsanya?"

Revan yang mendengar pertanyaan dari Jafran pada Chiasa membuat bulu kuduknya berdiri. Kedua matanya membulat dan wajahnya terlihat bingung sekaligus terkejut. Namun Jafran tidak menanggapi Revan, meski wajah Revan seolah meminta penjelasan pada Jafran.

Love In Trouble : Harsa | HAECHAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang