Chapter 8🦋

162 18 0
                                    

Sudah berjam-jam mencari Klinik di kota ini yang masih buka dan Akhirnya tepat Ayah menemukan Klinik yang masih buka Hingga sekarang. Khawatiran ibu Mulai Lega. Ibu membawaku masuk ke dalam Klinik itu walaupun Cara Jalanku Sedikit Pincang. Saat sudah memeriksa Dokter itu tidak lupa mengobati Luka Yang ada di kakiku. Dokter itu terlihat Baik.

"Makasih Dok," ucap Ibu berterimakasih

Saat sudah memeriksa Aku tinggal menunggu Obat. Saat Namaku sudah terpanggil Ibu dan Ayahku beranjak Dari tempat Duduk mendekati tempat Kasir Yang bertulisan 'pengambilan Obat'. ibuku seperti Protes Karena tidak Memiliki Uang satupun dan Ayah, Ayah hanya Memarahi Ibu Karena Tidak memiliki Uang. Memang tidak bisa Memakai Uang Ayah Sekali ini Saja?

"Aku beneran Enggak ada uang sedikitpun, Mas." Cicit ibu

"Gausah bohong!" Tegas Ayah

"Sumpah Demi Allah. Aku beneran bersumpah. Uang Sedikitpun juga Tidak ada."

"Memang tidak Bisa Makai Uang kamu dulu?" Tanya Ibu

"Enggak."

"Mas..."

"Tolong... Aku tau Kamu Lagi ada duit, jangan egois Seperti Ini. Hanya 36 ribu Saja, enggak Jutaan."

"CK, yaudah yaudah!!" Ayah Pasrah Harus mengeluarkan uang 36 demi membayarkan Obatku. Perasaan Itu seperti Terima Dan tidak terima oleh Ayah.

★---★

"Ayah lu ternyata Terlalu Egois Ya," cicit Jeje Setelah Mendengarkan Masa lalu Kai

"Ya begitu lah Je. Uang hasil pekerjaannya hanya Untuk dirinya sendiri."

"Enggak Pernah sekalipun untuk keluarga." Lanjut Kai

"Ayah gua jahat Je," cicit Kai

"Ayah gua Bangsat," Lanjut Jeje tersenyum tipis Lalu tertawa kecil

"Bearti..."

"Ayah kita sama-sama bangsat"

"Ahahahahahahaha"

"Huh...ini udah mau sore, pulang Yuk Kai." Ajak Jeje

"Yaudah Ayok"

Merekapun pulang kerumah Kai. Sesampainya Disana Jeje Langsung Menaruh Tas disamping tempat Duduk Ruang tamu disana Juga ada Ibu Kai.

"Loh kalian Udah pulang? Gimana Je udah ketemu belum?" Tanya Ibu

"Emm... Udah sih, tapi kayaknya kemahalan gitu. Jadi Mungkin Aku bakalan tinggal Di Asrama Deket Sekolah gitu" balas Jeje

"Ooh... Kalau gitu bearti bayarkan sebulan? Biar ibu aja Yang bayarin Asrama Kamu Ya, Je."

"Eh, engga usah Bu takut ngerepotin." Jeje menolak

"Biar Jeje Aja, nanti Jeje Bisa nyari duit kok"

"Yaudah kalau Jeje maunya gitu. Tapi Kalau Jeje bener-bener lagi butuh banget, Ibu siap kok buat bantu"

"Emm...iya Bu..."

Malam Pun Tiba, Aku siap-siap untuk turun kebawah untuk makan Malam Bersama Keluarga, mencicipi makanan Yang dibuat Ibu. Jeje memakan makanan Ibu terlalu Lahap Hingga nambah 2× apa Dia betul-betul belum makan Dari hari yang lalu? Aku merasa begitu karena Saat kematian Ann, Jeje jadi jarang sekali untuk makan Bahkan Sebelum kematian Ann.

"Buset Nambah lu?" Tanya Kai

"Iyah, hahaha. Masakan Ibu lu bener-bener enak bro." Puji Jeje

"Hahahaha iyalah, ibu gua Ini juara 1 di MasterChef," balas Kai

We strengthen each otherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang