Chapter 7 🦋

169 16 4
                                    

⚠️warning⚠️

•Ada kekerasan Mohon jangan dicontohkan!

★---★

Kai dan Jeje menaiki Motor milik Kai dan mulai mencari-cari rumah yang sedang dijual. Sebenarnya Jeje berbohong soal Uangnya Jeje sama sekali tidak memiliki uang Sepeserpun. Jeje diperjalanan memikirkan Bagaimana Caranya Mendapatkan Uang Untuk membayar Rumah sedangkan Ia tidak ingin merepotkan Ibunya Kai.

"Lu beneran ada duit Je?" Tanya Kai to the point

"Pft... Emang gua pernah bohong, Kai? Tapi emang iya sih pernah bohong..."

"Gua ga tau lagi bro harus minta ke siapa"

"Malak duit orang bingung mau malakin siapa" lanjut Jeje

"Ya semua orang yang pernah kita bully lah, termasuk Inok tuh" balas Kai

"Iya juga yah. Ah, tapi Inok miskin juga masa ngasih kita duit cuma 20 ribu yang kita mau kan 1 juta atau ga 5 juta"

"Iya juga sih, ya malak anak sebelah lah" saran Kai

"Ide bagus Boleh lah"

Beberapa menit kemudian setelah berkeliling kompleks Akhirnya Mereka menemukan rumah Yang lumayan cukup bagus Dan aesthetic Saat menanyakan harga Jeje hanya terdiam dirinya sudah membeku.

"Pakai Duit gu-"

"Gausah"

Jeje Menghalangi Kai Mengeluarkan uang dari sakunya menggeleng cepat Dan berpamitan Dengan pemilik rumah yang sedang dijual. Mereka melanjutkan perjalanan mereka Hingga bertemu dengan gedung besar tepat dibelakang Sekolah mereka.

"Gedung ini sebenernya tempat Apa?" Tanya Jeje kepada Kai

"Katanya sih Ini Asrama gitu Je," jawab Kai

"Asrama gitu?hm, gua tinggal di Asrama aja Kali ya? Tapi Sebulannya berapa" tanya Jeje kembali

"Enggak Tau, nanti besok Kita tanya Pak Yo Aja." Jawab Kai

"Jadi gua nginep Dirumah lu lagi?" Tanya Jeje lagi

"Iya..."

"Em... Gitu,yaudah deh."

Sebelum mereka akan pulang kerumah mereka Pergi ke suatu Taman yang Lumayan Dekat dengan rumah lamanya Jeje. Sesampainya Disana banyak anak kecil yang berlari-lari, bermain di taman itu bahkan ada yang sedang Mesra-mesraan. mereka duduk di bangku kosong yang ada di taman Itu memandangi Anak-anak kecil yang berlarian.

★---★

"Kakak Bakalan pergi sebentar kan?" Tanya Kai menggenggam tangan Ken

Ken mulai berjongkok menyamakan Tingginya dengan sang adik lalu menghela nafas,"Iya... Kakak Cuma Pergi-pergi sama Temen kakak Nanti Kakak bakalan balik lagi kok."

"Oh iya Kakak bakalan pulang mungkin 2 hari. Kalau ayah sama Ibu lagi Berantem pakai Headset punya Kakak aja Dengerin lagu, okey?" Kai mengangguk paham. Tangan Ken tidak berhenti mengelus Rambut Kai karena lucunya Rambut Kai yang mirip persis dengan dirinya.

"Kakak pergi dulu ya, bantu ibu Jualan." Instruksi Ken

"siap!!"

Bulan mulai datang menyinari malam suara kegaduhan Dirumah mengisi rumah Kai. Awalnya air matanya Kai berjatuhan melihat Ibunya mulai di cabuk oleh Ayahnya, sungguh ayah Yang jahat Yang ia temukan. Amarah Kai mulai Menghantui pikirannya ia mendekati Sang ayah yang masih Memarahi ibunya.

"AYAHH!!!"

"BERHENTI LUKAIN IBU! IBU JUGA PUNYA HATI!"

"KAI! JANGAN JADI PEGANGGU!!"

We strengthen each otherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang