3

3.6K 139 4
                                    

---Selamat Membaca---

Khanza turun dari atas motor milik Davin, dan keduanya pun kini tak luput menjadi pusat perhatian. Hal itu jelas saja membuat Khanza tak nyaman, berbeda halnya dengan Davin yang terlihat biasa-biasa saja.

"Davin gue kasih peringatan ya sama lo, jangan pernah lagi datang ke rumah gue tanpa kasih tau gue! Paham lo?!" kata Khanza.

"Kenapa sih emangnya? Aku kan cuman mau jemput pacar aku terus kita berangkat sekolah bareng," ucap Davin.

"Asal lo tau ya, ayah gue larang keras gue buat pacaran! Kalo sampe gue ketahuan pacaran sama lo, bisa dikeluarin  dari kak tau gak gue! Jadi jangan sesekali lo bikin masalah yang nantinya bikin hidup gue tantrum, ngerti lo?!" ucap Khanza. "Kecuali kalo kita putus," lanjut Khanza.

Davin tanpa aba-aba langsung mengapit kedua pipi Khanza sambil mengatakan. "Iya pacarku, sayangku, cintaku, hidupku, semestaku. Dan asal kamu tau juga, sampai kapanpun kita gak akan putus. Kalo misalnya kamu dikeluarin dari kk karena kita pacaran, nanti aku bikinin kk baru dimana aku suami kamu, kamu istri aku, terus nanti ada nama anak-anak kita."

Khanza melepaskan kedua tangan Davin yang ada di pipinya, dan tanpa ragu langsung menampilkan ekspresi jijik terhadap Davin, ia benar-benar ingin muntah mendengar ucapan Davin barusan.

"Jijik gue dengernya, mau muntah tau gak!" ujar Khanza lalu kemudian melangkah pergi meninggalkan Davin.

"Eh Beb tungguin aku dong!!" pekik Davin.

Ia pun kemudian langsung menyusul Khanza yang sudah pergi lebih dulu, sambil terus memanggil Khanza dengan panggilan-panggilan yang menurut Khanza sangat menyebalkan.

"Beb cepet banget sih jalannya, tungguin pacar kamu yang ganteng ini lah."

"Beb tungguin napa, santai aja kali, belum masuk juga."

"Beb kita ke kantin dulu yuk, tadi kamu pas berangkat kayaknya buru-buru banget, pasti belum sarapan."

"Beb ayolah, aku juga belum sarapan nih, kita sarapan bareng."

"Beb ayo-------"

"Bab beb bab beb, jijik tau gak gue dengernya Davin!!" ucap Khanza tiba-tiba sambil berhenti berjalan dan hampir membuat Davin menabraknya.

"Ya gapapa lah, kan kamu pacar aku. Itu panggilan sayang aku buat pacar aku yang cantik ini," ujar Davin.

"Heuhhh boda amat!! Inget ya gue pacaran sama lo itu karena terpaksa!" pekik Khanza.

"Ehh gak boleh gitu sama pacar Beb," ucap Davin.

"Stoppp panggil gue begitu Davinnn!!" ujar Khanza lagi kesal.

"Kalo gitu sayang aja gimana? Atau mau ayang? Atau mau cintaku? Apa mau baby? Kalo misalnya mau istriku nanti kalo kita udah halal," celoteh Davin.

"Nama gue Khanza Zahaya Humairah!!" jawab Khanza.

"Iya aku tau itu nama kamu, nanti ijab kabul juga aku sebutin lengkap pake binti ayah kamu Beb," kata Davin.

"Rusak mood gue pagi-pagi ngomong sama lo!" kata Khanza.

Selama di sekolah Davin benar-benar tak meninggalkan Khanza sama sekali, pemuda itu terus mengikuti sang kekasih kemana pun ia pergi. Sementara Khanza benar-benar dibuat sebal sekali dengan tingkah laku Davin ini, ia merasa terganggu dan juga risih. Tak hanya Khanza, namun kedua sahabatnya pun merasakan hal yang sama.

Kini mereka tengah di parkiran sekolah, dan Khanza akan pulang bersama dengan Kalia juga Senina. Tentu itu ia lakukan karena tak ingin pulang bersama Davin.

Kekasih Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang