7

4K 180 64
                                    

---Selamat Membaca---

"Khanza ayo bangun," ucap Zia membangunkan Khanza.

Walaupun masih dengan mata tertutupnya, namun Khanza sudah bangun dari tidurnya dan duduk terbengong dengan rambutnya yang terurai.

"Iya Zia," balas Khanza dengan suara serak.

"Ayo mandi dulu Za, terus nanti siap-siap sholat subuh berjamaah sama ngaji," ucap Zia lagi.

Saat matanya sudah terbuka sepenuhnya, ia pun beranjak dari tempat tidur dan mengambil peralatan mandinya lalu berjalan ke kamar mandi.

1 jam kemudian.....

Akhirnya keempat gadis itu sudah mandi dan kini tengah siap-siap untuk pergi ke masjid, guna melaksanakan sholat subuh berjamaah lalu di lanjutkan mengaji bersama. Kegiatan seperti ini adalah salah satu rutinitas para santri di sana, yang di pimpin oleh Abi Sultan.

"Ayo berangkat," ajak Salma.

"Ayo," sahut Syifa.

Keempatnya pun keluar dari kamar dan berjalan menuju masjid.

Sesampainya di masjid, ternyata kebetulan mereka sampai berbarengan dengan kedatangan dua putra dari Abi Sultan, siapa lagi jika bukan Abyan dan juga Farhad.

Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian semuanya, apalagi para santriwati yang terkagum-kagum terhadap mereka, terutama Abyan.

"Gus Abyan sama Gus Farhad masyaallah banget yah."

"Mereka berdua itu definisi laki-laki paket lengkap, apalagi Gus Abyan."

"Beruntung banget ya yang jadi jodoh mereka."

"Pasti calon mereka nanti juga masyaallah banget itu."

"Kayaknya yang bakalan duluan nikah itu Gus Abyan deh, jadi penasaran siapa perempuan beruntung itu."

Sekiranya itu adalah sebagian obrolan para santriwati tentang kakak adik itu.

"Calonnya Gus Abyan kan memang masyaallah sekali, iya kan Syif?" ujar Zia.

"Iya Zia, sahabat kita Salma kan memang masyaallah sekali," balas Syifa.

Salma tersenyum malu mendengarnya. "Kalian apa-apaan sih, hobi banget deh ledekin aku."

"Seru tau Sal ngeledekin kamu," ucap Zia tertawa.

"Iya bener, apalagi kamu gampang salting," timpal Syifa.

"Udah udah ah kalian ini, ayo masuk ke masjid," ucap Salma.

Mereka semua kembali berjalan untuk memasuki masjid, terkecuali Khanza yang hanya diam saja. Tadi ia tak terlalu memperhatikan obrolan teman-temannya itu, karena fokus matanya tertuju pada laki-laki itu, Gus Abyan.

Khanza tadi melihat dengan jelas jika Abyan melihat ke arahnya dengan tatapan teduh sambil mengeluarkan senyum tipisnya itu beberapa saat, membuat Khanza jadi terfokus hanya padanya.

Namun lamunannya buyar saat Zia menepuk lengannya. "Khanza ayo, kamu kok bengong?"

"Ehh gapapa Zia, ayo masuk," jawab Khanza.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang