Saat Dia Tertidur (7)

27.5K 2.3K 68
                                    

ALI POV

"Cacaaa...!" Ketika aku keluar dari kamar sehabis mandi Aku kaget melihat Caca begitu cepat merangkak menuju meja ruang tengah menarik taplaknya dan pas bunga diatasnya berjatuhan dilantai. Susi kelihatan kewalahan mengejarnya.

Sebelum aku mandi tadi setelah ditinggal Prilly masuk kedalam kamar dengan mata sendunya, aku main sebentar dengan Caca dan Caca selalu minta turun dari gendonganku.

Pantas saja tadi dia bisa benjol kalau merangkak aja sembarangan tidak tau ada apa didepannya.

Kasian Prilly,pasti dia cape merawat Caca kalau tiap hari begini ditambah berat badan Caca yang sekarang mencapai hampir 16kg. Aku aja kalau gendong Caca lumayan pegal apalagi Prilly dengan badan mungilnya yang paling beratnya hanya 42kg.

"Kalau udah gak mau dengan hati merawatnya ya udah sekarang kasihkan Susi aja...gak perlu kamu pegang dia lagi!!"

Aku teringat ucapanku pada Prilly. Kedengarannya pasti kejam sekali mulutku. Aku menikahinya karna Caca,kalau aku malah menyuruhnya tak perlu pegang Caca lagi bagaimana kalau dia berpikiran pulang kerumahnya meninggalkan aku? Bodohnya aku ini.

Pasti dia terus terusan menangis,apalagi aku juga mengungkit soal ibu yang melahirkan Caca. Padahal yang merawatnya adalah Prilly.

"Cacaa...makan ya nduk...!"

Susi membawa bubur mengaduknya dan menyuapkan ke Caca. Caca mencoba sekali setelah itu merangkak lagi sampai aku pusing melihatnya.

"Ma...ma...maaaaa!!"

Caca berceloteh nyaring seperti memanggil Mama. Caca merangkak menuju kamarku. Susi mengejarnya sambil menaruh mangkok bubur Caca. Caca pasti mencari Prilly. Prilly sejak tadi tak keluar dari kamarnya. Pasti dia sakit hati dengan ucapanku.

Aku mengambil Caca dari gendongan Susi dan membawanya kekamar Prilly. Aku mengetuk pintu kamarnya sekali tak ada sahutan. Kucoba menekan gagang pintunya ternyata tak terkunci. Memasuki kamar Prilly yang wangi khas dirinya aku melihat Prilly tertidur miring memeluk gulingnya. Sisa airmata jelas terlihat disudut matanya. Kenapa aku sampai tak menyadari sepertinya Prilly agak kurus dari sebelumnya? Pasti karna dia kelelahan tiap hari mengurus rumah dan Caca walaupun ada Bi Sinah dan Susi.

Aku duduk ditepi ranjang mengelus wajah lelahnya. Seharusnya aku lebih memperhatikannya bukan hanya berharap perhatian darinya. Dia sudah banyak berkorban buat kami,kenapa aku seperti menyia-nyiakan waktu dan perhatiannya.

Aku melepas Caca yang menggerakkan badan melepaskan tanganku yang memegangnya dan merangkak mendekati Prilly.

"Ma...ma...ma...!"

Tangan mungil Caca menggapai-gapai wajah Prilly,duduk dengan kaki dilipat sesekali dia mengangkat pantatnya dengan tangan menekan kewajah cantik berhidung runcing miliknya.

"Cacaaa....!"

Lirih suaranya menyebut nama Caca ketika dia membuka dan mengerjapkan mata coklatnya. Dia mencium dan menggigit pelan montok jari-jari Caca. Aku semakin merasa bersalah telah membuat seakan-akan ragu dengan ketulusannya pada Caca.

"Mam...mam...mam...!"

Caca menepuk pipinya lagi dan dia melirik kearah jam dinding yang menunjukkan Jam 8.

"Caca belum mamam sayang??"

Dia nampak ragu menyentuh Caca dan beranjak dari tempat tidurnya setelah menatapku.

"Mau kemana?"

"Mencari Susi..."

"Tadi Susi udah kasih makan tapi Caca gak mau makan..."

Saat Dia Tertidur (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang