Ali Pov
"Barusan aja mereka pergi Li...!"
Ucapan Mama mertuaku mengandaskan harapanku untuk segera bertemu Prilly dan Caca yang sangat kurindukan.
Ketiadaan Mereka berdua dirumah telah membuat tidurku tak nyenyak,makanku tak enak dan pekerjaanku kacau karna sering melamunkan mereka.
Setiap pulang kerumah hatiku hampa dan tak bersemangat mengingat tak ada senyum Prilly dan celoteh Caca menyambut kedatanganku.
"Mereka kemana,Ma?"
Aku duduk diteras melepas lelah sejenak mengobrol dengan Mama mertuaku.
"Prilly bilang tadi ke Mall mengajak Caca main, Li, barusan taxinya keluar dari sini tapi belok kanan,kamukan masuk dari kiri jadi selisih jalan aja !"
Aku sedikit lega karna mereka ternyata hanya main ke Mall bukan pergi selamanya kesuatu tempat. Kalau tidak,aku bisa tambah kacau.
"Mereka baik-baik aja kan, Ma?"
Aku mencoba menanyakan keadaan isteri dan anakku.
"Baik kok, Li, cuma memang tiap hari Caca nanyain kamu."
Mertuaku menoleh sambil menatapku dengan pandangan sedih.
"Prilly, Ma?"
Aku bertanya ragu menatap Mama Prilly.
"Baik juga, dia sudah sedikit tenang walaupun banyak melamun,bagaimana dengan kamu sendiri,sekarang sudah tenang?!"
Mama Prilly menjawab sekaligus bertanya sambil tersenyum getir.
"Ali kacau Ma, Ali ternyata gak bisa tanpa mereka!"
Aku mengusap wajahku perlahan.
"Mama juga minta maaf ya,Li,kami tak bermaksut mendukung sikap Shanaz, tak ada orang tua yang menginginkan anaknya punya rencana seperti itu dalam memutuskan hidup berumah tangga!"
Mama mertuaku menunduk terlihat menyesal.
"Maafin Ali juga Ma, Ali emosi, seharusnya Ali menyadari dari awal semua kejadian ini bukan salah Mama ataupun Prilly tetapi salah Shanaz sepenuhnya!"
"Mama terima saja jika Ali melakukan apapun pada Shanaz jika dia sadar dari komanya!"
Aku menghela nafas, bahkan aku sekarang tak ingin dia sadar untuk selamanya. Apakah aku jahat?
"Ali justru gak mikirin dia, Ma, Ali hanya mikirin Prilly dan Caca, apa Mama tidak keberatan?"
Aku menoleh Mama mertuaku.
"Enggak sama sekali, Prilly lebih pantas untukmu, Caca lebih pantas bersamanya, mereka lebih pantas menjadi kebahagiaanmu, walaupun Mama tetap menyayangi Shanaz karna dia tetap anak Mama,Li!"
Mama mertuaku menitikkan airmata.
"Sudahlah Ma, Maafin Ali ya Ma!"
Aku meraih dan mencium tangan Mama mertuaku yang mengangguk menyeka airmatanya.
"Ali mau nunggu Prilly disini atau menyusul ke Mall?"
Mama mertuaku bertanya menyadarkan aku kembali ketujuan semula datang kerumahnya.
"Ali nyusul mereka aja ya Ma,udah gak tahan pingin ketemu, kangen Caca!"
Aku menjawab sambil menambahkan dalam hati kalau aku kangen Prilly juga.
"Gak kangen Prilly?"
Mama mertuaku memiringkan kepalanya sambil tersenyum. Aku tersenyum sedikit malu seperti ketahuan munafiknya hanya bilang kangen Caca.
![](https://img.wattpad.com/cover/42587334-288-k158481.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Dia Tertidur (Tersedia Versi Cetak)
Romanceaku menikahi Prilly karena isteriku yang adalah kakaknya sedang koma aku menikahinya karna puteriku butuh kasih seorang Mama aku menikahinya karena orang tuaku yang menginginkannya bukan karna aku yang mau tadinya aku berharap isteriku bangun dari k...