04. Bersua

73 14 1
                                    

Bersua

Pagi yang cerah atau suram? matahari sukses masuk kedalam kamar. Sang pemilik meleguh kecil dikala tirai terbuka lebar, ia menutupi wajahnya dengan bantal.

"Kaffa! Ini sudah menjelang siang, mau tidur sampai kapan kamu?" Tegur sang ibu yang berkecak pinggang melihat Kaffa masih nyaman menempel dengan ranjang. Ia menghela nafas berat dan menarik selimut Kaffa membuat sang empu berdecak menggaruk rambutnya gusar.

"Mama.. sebentar lagi, ini kan libur."

"Dibawah ada Aidan, kamu mau buat dia nunggu lama? Kamu ini kalau punya janji harus tanggung jawab, kasian dia." Mata Kaffa yang belum sepenuhnya terbuka membelalak lebar dengan alis yang mengkerut.

"Dia ngapain kesini?! Dia sekarang ada dimana?"

"Ada di ruang tamu, cepet mandi sana. Mama mau kebawah, kompor mama lupa di matiin. Nanti kasurnya jangan lupa di bereskan lagi ya!" Setelah wanita berkepala empat itu pergi, dengan tergesa ia membersihkan diri lalu menuruni tangga menemui si pengganggu tidur.

Kaffa memelototi oknum di depan nya menyengir, lalu menepuk jidat frustrasi "Ngapain kak Aidan disini?" Ia bertanya dengan ogah ogahan. Mata doe yang memicing dibuat seganas mungkin justru terlihat lucu.

"Mau ngajak jalan jalan, ini libur masa mau dirumah aja?" Ia mengedikan bahu acuh, "aku rencana nya mau tidur. Kenapa kamu ngga pergi sama Adnan aja?"

"Dia hari ini ngambil shift pagi."

"Huh, jadi kita mau kemana?" Kaffa berjalan keluar di ikuti Aidan, mereka sampai di halaman rumah lalu Kaffa berbalik. "Kamu mau nya kemana?"

Ia tampak berfikir, lalu sebuah ide muncul. "Aku mau ke perpustakaan umum di Jakarta." Aidan menggaruk bawah telinga yang tak gatal. "Jauh banget Kaf dari Bandung ke Jakarta.."

Kaffa mendengus dan memutar bola mata malas. "Kalau begitu ngga usah nanya. Untuk sekarang aku cuman pengen kesana. Kalau ngga bisa kita ke Cafe bibi aja yuk kak." Ia berjalan mendahului orang di belakang dengan riang dan semangat, hingga Aidan mengedipkan ngedipkan mata lalu menyusul, "udah ganteng gini cuman di ajak ke cafe." Monolognya.

"Eh? Kak Jisyad dan Hanif disini?" Kaffa duduk disamping Hanif disusul oleh Aidan yang sempat tertinggal jauh. "Iya, kita bosen dirumah."

"Bilang aja mau ketemu Adnan" Kaffa terkikik geli sedangkan pipi chubby Hanif merona merah muda, memukul lengan Kaffa dengan pelan lalu mendengus.

"Kaffa, di panggil bibi." Ucap Adnan, ia bergegas beranjak darisana dengan sedikit tergesa.

Yang lain lanjut berbincang, cukup lama Kaffa membantu bibi disana bersama Adnan, hingga saat ia hendak kembali ke meja teman teman nya, dengan tak sengaja bahu lebar itu bertabrakan dengan tubuh seorang laki laki.

Lelaki itu menjatuhkan ponsel miliknya di lantai akibat tak sengaja bertabrakan, dengan cepat Kaffa memungutnya lalu membungkuk berkali kali, "Maaf kak, maaf! Aku ngga sengaja, aku ngga hati hati tadi karna terlalu terburu buru. Aku minta maaf!"

Hal tersebut mengundang tatapan orang orang termasuk ketiga teman nya. Namun hal tersebut tak Kaffa hiraukan.

"Ngga apa apa kok, ponsel nya juga baik baik aja. Aku juga minta maaf karna ngga hati hati." Suara yang sedikit familiar itu membuat Kaffa mendongak menatap pria yang baru saja ia tabrak.

Aromanis - SungWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang