Bab 5 : Sesuatu Yang Berguna

10 1 0
                                    

Saat diperjalanan menuju ke pohon besar, aku memikirkan apa yang terjadi barusan.

"Kenapa ya hewan itu mengejarku? Apa mereka kelaparan dan ingin memangsaku? " ujarku dalam hati.

Setelah sampai di pohon, aku pun mengeluarkan hewan besar tadi. Kemudian aku juga mengeluarkan tombakku dan aku menguliti hewan besar itu dengan sangat hati hati agar tidak merusak kulitnya.

"Aku yakin kulit hewan ini nantinya bisa dijadikan pakaian. Untuk sementara aku simpan dulu." ujarku.

Aku pun ke sungai untuk mencuci kulit hewan tersebut. Aku mencucinya sampai bau dan bekas darahnya hilang. Setelah itu, kulitnya aku jemur diatas batu besar didekat pohon besar itu.

Kemudian, aku kembali ke bawah pohon besar untuk memisahkan daging dan tulang dari hewan itu menggunakan tombakku. Aku tidak menyangka, batu di tombakku bisa memotong daging setebal ini dengan sangat mudah.

"Aku mendapatkan banyak daging hari ini, hewan nya saja sebesar gajah. Sepertinya ini cukup untuk makan setahun hahaha." ujarku sambil tertawa puas.

Aku pun mencuci daging itu di sungai hingga bersih dan kemudian memasukkannya ke dalam storage. Setelah itu aku mengeluarkan peralatan memasak ku dan menyalakan api.

Aku panaskan minyak sedikit, karena sepertinya daging ini mengandung banyak lemak. Aku masukkan satu potong kecil daging ke dalam wajan dan memasaknya hingga matang.

Setelah matang, aku meletakkannya diatas piring dan kemudian menyantapnya sambil bersandar dibawah pohon besar.

"WAAAAAHHH..... Enak banget daging ini, dagingnya langsung lumer di mulut dan rasa gurihnya sangat terasa. Ini seperti memakan daging premium." ujarku sambil menikmati daging yang sangat enak itu.

"Sebaiknya aku menyimpan ini dan hanya memakannya sesekali saja. Walaupum ada banyak, lebih baik aku tidak terlalu sering memakannya sampai aku menemukan hewan besar lain." ujarku.

Setelah selesai makan, aku membereskan peralatan masak dan piring untuk makan juga. Aku mencucinya di sungai dan menyimpannya kembali ke dalam storage.

Kemudian, aku memeriksa tulang dari hewan tadi. Aku memperhatikannya satu persatu sambil memikirkan untuk apa tulang ini nantinya. Kemudian, aku menyentuh tanduknya yang lumayan besar itu.

"Sepertinya ini bisa aku jadikan pisau untuk memotong daging، buah-buahan dan memotong sesuatu yang lain, karena agak susah memotong memakai tombak yang tongkatnya panjang ini." pikirku.

Tanduk dari hewan itu memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan pisau di dunia asalku. Tidak hanya itu, tanduk ini juga sedikit tajam dan ujungnya sangat runcing.

Kemudian, aku mengambil sebuah batu dan memukul kedua tanduk itu dengan kuat sehingga membuat kedua tanduk itu patah dan terpisah dari tulang kepala hewan tersebut.

"Aku akan menyimpan satu tanduk ini di storage, jaga-jaga nanti kalau pisauku yang ini rusak." ujarku.

Kemudian, aku mengeluarkan sebuah batu dari storage yang sudah cukup lama aku temukan.

"Ini dia aku akan mengasah tulang ini agar semakin tajam dengan batu ini." ujarku.

Beberapa bulan yang lalu saat aku sedang mandi di sungai seperti biasa, aku terpeleset dan jatuh karena menginjak satu batu yang permukaannya licin sekali.

Saat batu itu aku angkat, ternyata itu seperti batu asahan yang ada di dunia asalku. Kemudian, aku masukkan batu itu ke storage karena aku rasa batu tersebut akan berguna.

"Hahaha, benar saja. Mana mungkin batu asahan tidak berguna, apalagi di dunia ini" ujarku sambil memikirkan saat aku mendapatkan batu ini.

Aku pun duduk ditepi sungai dan membasahi batu asahan itu dengan air. Kemudian aku mulai mengasah tanduk tadi perlahan sampai tajam.

"Ternyata bagian dalam tanduk hewan ini padat dan tidak berongga. Ditambah lagi, teksturnya yang sangat keras dan juga sangat ringan. Mungkin ini bisa tahan lumayan lama" ujarku dengan yakin.

Kemudian, aku membuat 3 lubang yang berdekatan di bagian tumpul tanduk itu. Tepatnya, di bagian patahannya tadi. Aku melubanginya dengan cara memutarkannya di ujung batu asahan yang runcing.

Setelah terbuat 3 lubang di pisau itu, aku pun mencari sebuah kayu dan membelah kayu itu menjadi 2 dari atas ke bawah, Kemudian, aku membuat lubang yang sama di masing-masing belahan kayu itu dengan menggunakan ujung tombakku yang runcing.

Lalu, aku menggabungkan pisau dengan kedua belah kayu itu dan mengikatnya dengan tali di tiap-tiap lubangnya. Setelah itu, dibagian kayu yang tidak dilubangi aku balut dengan kulit kayu yang lebar yang sudah aku jemur untuk menutupi gagang pisauku.

Maka, jadilah sebuah pisau dari tanduk hewan dengan gagang dari kayu. Memang terlihat sederhana dan kurang meyakinkan. Namun, ini pasti sangat berguna untuk nanti.

"Bagus, ini bisa dijadikan pisau untuk memotong bahan masakan nanti." ujarku. Kemudian, aku mencoba memotong buah dan daging dengan menggunakan pisau itu.

"Padahal ini pisau yang terbuat dari tanduk hewan. Namun, pisau ini bisa memotong daging yang tebal ini dengan sangat mudah. Benar-benar tidak masuk akal dunia ini." ujarku tidak percaya dengan apa yang aku ciptakan.

Karena dagingnya sudah terlanjur aku potong, akupun memasak daging itu dan langsung memakannya. Setelah itu, aku makan buah dan tidak lupa untuk minum air.

Lalu, aku langsung memasukkan semua barang-barangku ke dalam storage. Termasuk tulang tulang yang aku keluarkan tadi dan memutuskan untuk memikirkan kegunaan tulang-tulang ini nanti.

Setelah itu, aku mencari beberapa kayu yang ukurannya sedang. Diameter kayu-kayu tersebut kira-kira 10-15 cm. Aku juga mencari beberapa kayu yang panjang dengan diameter kira-kira 5-7 cm. Setelah dirasa cukup, aku memasukkan kayu kayu itu ke storage satu per satu.

Kemudian, aku bergegas pulang dan lagsung membuat pagar dengan menggali sebuah lubang di sekeliling rumahku dan memasukkan beberapa kayu pendek yang berdiameter 10-15cm dengan meruncingkan ujungnya. Kemudian aku memadatkan tanah di sekitar kayu itu.

Namun aku memberi jarak yang cukup luas di bagian belakang rumahku, karena aku ingin menanam sayuran nanti disana.

Setelah semua kayu tertancap, akupun memasang kayu panjang yang berdiameter 5-7cm secara horizontal di bagian atas dan tengah tengah kayu tiangnya tadi dengan cara mengikatnya dengan tali.

"Sepertinya ini cukup untuk melindungi rumahku jika nanti ada hewan buas." ujarku.

Sebenarnya, aku kurang yakin dengan pagar ini. Jika yang datang hewan sebesar tadi, jangankan pagar ini, rumahku aja pasti langsung hancur dibuatnya.

"Namun, apakah ini cukup untuk menahan hewan sebesar tadi? Ahhh, sudahlah. Sebaiknya aku tidak memikirkan ini lagi." pikirku.

Saat matahari mulai terbenam, akupun selesai memasang pagar sekeliling rumahku. Aku pun langsung masuk ke dalam rumah. Aku menghidupkan api, memasak daging tikus, dan memakannya. Aku makan daging tikus karena aku harus menghemat daging tadi.

Sambil menunggu malam, aku terpikir suatu ide yang bagus. Lalu, aku mengeluarkan batu asahan dan juga tulang tengkorak hewan tadi. Aku juga mengeluarkan seember air untuk membasahi batu asahannya.

Setelah itu, aku mengasah sisa patahan tanduk yang ada di tengkorak hewan itu sehingga terlihat lebih bagus. Aku berencana ingin menggunakan tengkorak ini sebagai hiasan di rumahku dan juga sebagai bukti bahwa aku pernah mengalahkan hewan yang besar.

Setelah itu, aku membuat tangga pendek menggunakan kayu sisa membuat pagar tadi dan mengikatnya dengan tali.

Kemudian, aku mengikat tengkorak itu menggunakan tali dengan mengikatkannya ke gigi atas dari tengkorak tersebut. Setelah itu, aku menggantungkannya dengan cara mengikatnya di ventilasi rumahku.

"Hmmmm, untuk sementara waktu lumayanlah. Nanti setelah aku menemukan paku, akan aku gantungkan di atas tempat tidurku, hahahaha." ujarku sambil tertawa.

Karena hari sudah malam, aku pun mematikan api dan langsung tidur.

Bersambung..........

Minikui Hitobito Tensei : Change My Fate In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang