Bab 7 : Seorang Teman

10 2 0
                                    

Ternyata... Di balik semak itu, ada seekor hewan mirip serigala yang sedang terkapar lemas di tanah. Hewan ini memiliki bulu berwarna putih kebiru-biruan dan warna biru tua di ujung setiap bulunya. Bulu di bagian belakang kepalanya dan juga di ekornya sangat lebat dan panjang.

Di bagian bawah lutut hewan itu, bulunya berwarna merah darah. Kemudian, di bagian kepalanya terdapat bulu berwarna biru tua dengan bentuk bintang.

"Hewan apa ini? Seperti seekor anak serigala namun bulunya cantik. Sebaiknya aku bawa dia pulang. Sepertinya, dia kelaparan dan juga ada beberapa luka di kakinya." ujarku.

Karena merasa iba, aku pun membawanya pulang dengan menggendongnya. Selama di perjalanan, dia hanya meringis tanpa ada tanda-tanda ingin menyerang atau menggigit aku.

Saat sampai di rumah, aku menidurkannya di atas kasurku. Aku mulai memasak daging tikus di tungku. Setelah itu, aku memberikan 3 daging tikus untuk hewan itu.

Hewan itu mulai memakannya dengan perlahan. Namun setelah 1 gigitan daging, matanya langsung terbuka dan melahap daging yang tersisa sampai habis.

Setelah itu, hewan itu berdiri dengan gemetar. Aku yang sedang makan pun langsung berjalan ke arahnya dan mengelus kepala hewan itu sambil perlahan menidurkannya kembali.

"A-aku sudah tidak apa-apa" ujar hewan itu dengan suara lemah dan sedikit terbata-bata.

Aku pun tersentak kaget dan langsung melepaskan elusanku dari kepala hewan itu.

"J-jangan takut, a-aku tidak akan melukaimu." ujar hewan itu lagi.

"Ka-kamu bisa berbicara?" ujarku dengan gemetar.

"Tentu saja, apakah itu aneh?" tanya hewan itu.

"Tentu saja aneh.... Aku tidak pernah bertemu hewan yang bisa berbicara sebelumnya." jawabku.

"Oia, tunggu sebentar." ujar hewan itu. Luka di tubuh hewan itu bercahaya dan seketika semua luka di tubuhnya sembuh tanpa ada bekas luka sedikitpun.

"A-apa yang terjadi dengan lukamu?" tanyaku.

"Kamu tidak tau? Itu adalah sihir penyembuhan." jawabnya.

"Ohh iya, Hikari pernah mengatakan aku bisa menguasai semua jenis sihir di dunia ini." aku teringat dengan yang dikatakan Hikari dulu.

Tiba-tiba, hewan itu mengeluarkan cahaya dan berubah dari ukuran sebesar kucing menjadi setinggi diriku.

"A-apa yang terjadi? Kenapa kamu membesar?" ujarku panik dan takut.

"Tenanglah, aku adalah hewan suci yang biasa disebut fenrir. Aku masih berumur 10 tahun dan inilah ukuran diriku yang sebenarnya." jawab hewan itu.

"Lalu, mengapa kamu mengecilkan tubuhmu?" tanyaku. Aku sudah sedikit tenang setelah hewan itu mengatakan bahwa dia adalah hewan suci.

"Sebenarnya, orang tuaku dibunuh oleh raja iblis. Namun, aku melarikan diri dan dikejar oleh pengikut raja iblis itu. Aku pun mengecilkan tubuhku serta menghilangkan auraku dan lari ke arah hutan ini." ujar hewan tersebut yang ternyata adalah seekor fenrir. Fenrir adalah seekor serigala raksasa dari mitologi Nordik.

"Lalu, dari mana kamu dapat luka-luka itu?" tanyaku.

"Saat aku sampai disini, aku sangat lapar dan mencari makanan. Saat aku memakan buah berry, aku diserang oleh segerombolan tikus hutan sehingga kakiku terluka terkena cakaran tikus itu. Namun, seketika tikus itu kabur dan aku merasakan energi sihir yang sangat besar mendekat." jawab fenrir itu.

"Energi sihir yang besar? Apa maksudnya?" tanyaku lagi.

"Energi sihir itu ternyata berasal dari kamu. Awalnya aku sudah pasrah, namun kamu malah menolongku. Sekali lagi terima kasih ya manusia." ujar fenrir itu sambil membungkukkan kepalanya ke arahku.

Minikui Hitobito Tensei : Change My Fate In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang