Bab 9 : Sesuatu Yang Tak Terduga

10 3 0
                                    

*****

Beberapa hari kemudian, kami telah mendapatkan banyak daging untuk makan.

"Apa yang akan kita lakukan hari ini Ryota?" tanya Shiro.

"Kamu benar juga, persediaan daging kita sudah sangat banyak, dan tanaman yang kita tanam juga sudah mulai tumbuh." ujarku.

Kami berpikir sejenak sambil memakan beberapa daging yang sudah dimasak.

"Bagaimana kalau kita menjelajah ke tempat lain. Siapa tau kita menemukan sesuatu yang berharga." ujarku memberi saran.

"Hmmm... Ide yang bagus. Jadi, ke arah mana kita akan menjelajah?" tanya Shiro lagi.

"Bagaimana kalau kita pergi ke seberang sungai sana." ujarku.

"Baiklah, aku akan mengikutimu kemanapun kamu pergi Ryota." ujar Shiro.

"Baiklah ayo kita berangkat!" ujarku.

Kami pun berjalan ke arah sungai dan menyeberangi sungai itu. Aku duduk di atas Shiro, agar baju ku tidak basah.

*****

Beberapa saat kami berjalan, kami mendapatkan beberapa hewan lagi. Namun, aku mendengar sebuah suara yang tidak pernah aku dengar sebelumnya.

Suara itu tidak terdengar seperti suara hewan ataupun suara manusia. Suaranya seperti sedang berbicara tapi tidak seperti manusia.

Akhirnya, aku dan Shiro mencari asal suara itu sambil berjalan pelan agar tidak ketahuan. Kami bersembunyi di balik semak dan menyibak semak itu sedikit agar bisa melihat apa yang ada disana.

Di tempat yang agak jauh dari semak kami mengintip, ada sebuah gua yang cukup besar dan ada beberapa makhluk hijau yang sebesar aku. Mereka seperti sedang bekerja dan setiap mereka memiliki senjata.

"Siapa mereka itu sebenarnya?" tanyaku dengan berbisik.

"Mereka adalah goblin. Mereka tidaklah kuat tapi mereka cukup pintar." ujar Shiro dengan suara pelan juga.

"Apa kita akan menyerang mereka Ryota?" tanya Shiro.

"Apa menurutmu aku sanggup?" tanyaku lagi karena aku agak ragu.

"Kenapa tidak dicoba dulu. Nanti kalau terjadi sesuatu kan ada aku yang membantu." ujar Shiro meyakinkanku.

Aku menghitung jumlah mereka yang diluar, ada sekitar 10 goblin. Aku yakin pasti masih ada beberapa goblin di dalam gua tersebut.

Para goblin itu juga memiliki senjata yang berbeda-beda. Ada yang memakai pedang, ada yang memakai tombak, Adan yang memakai panah, dan ada juga yang memakai alat seperti tongkat sihir.

"Kamu siap Shiro?” tanyaku.

"Ayok, aku siap." ujar Shiro dengan yakin.

Aku mengeluarkan busur dan dua bambu anak panah. Karena tidak akan cukup juga hanya satu. Aku menyandang satu dan satu lagi aku letakkan di tanah.

Aku mulai membidik dan

Syuuuuttt........

Anak panahku melesat dan mengenai satu goblin yang memegang panah. Goblin yang lain terkejut dan berteriak. Mereka membentuk formasi dan bersiap akan menyerang.

Aku tidak menghiraukannya dan langsung menembak lagi dan mengenai goblin yang lainnya. Target aku adalah membunuh goblin pemanah dan penyihir terlebih dahulu.

Setelah semua penyerang jarak jauh mereka mati, aku dan Shiro keluar dan kami membunuh mereka satu per satu. Aku menggunakan tombakku dan Shiro menggunakan cakarnya.

Setelah mereka semua mati, aku dan Shiro mengambil senjata-senjata mereka dan memasukkannya ke dalam storageku.

Aku penasaran apakah yang ada di dalam gua tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk masuk sambil waspada, karena siapa tau masih ada goblin yang tersisa di dalam.

Di dalam gua tersebut terdapat ruangan yang sangat luas tetapi tidak begitu gelap karena ada seperti obor di dinding gua tersebut.

Saat kami memasuki ruangan besar tersebut, tiba-tiba terdengar suara seekor goblin berteriak.

"SHIROO LARII!!" ujarku berteriak.

Kami berlari kembali ke jalan keluar. Namun, ternyata jalan keluarnya sudah ada beberapa goblin juga disana. Kami langsung berhenti dan bersiap menyerang.

"Sial, kita terkepung." ujarku kesal.

"Aku tidak yakin kita bisa membunuh mereka semua." ujar Shiro.

"Daripada kita mati tanpa perlawanan di sini. Ayo kita kerahkan semua kekuatan kita." ujarku menyemangati.

Aku mengeluarkan 2 pedang goblin yang aku dapatkan tadi dan menyerang mereka. Kami bertarung sangat sengit karena lawan aku sangat banyak sedangkan aku hanya berdua.

Aku menebas mereka satu per satu dengan pedang mereka sendiri. Karena kami terkepung, aku sesekali terkena luka di tubuhku namun langsung disembuhkan oleh Shiro.

Walau disembuhkan tapi saat terkena serangan itu rasanya sakit. Saat sedang bertarung itu, tiba-tiba tangan kiri ku tertembak anak panah.

"Argggghh." teriakku. Aku langsung berhenti menyerang karena rasa sakit yang aku rasakan.

"Ryotaaa!" ujar Shiro berteriak dan langsung berlari ke arahku.

Shiro menggendongku dan langsung berlari menerobos goblin itu. menuju ruangan luas di dalam gua kembali. Karena jalan kesana goblinnya tidak begitu banyak.

Namun, Shiro juga terkena beberapa pedang goblin tersebut dan mendapat luka yang cukup besar di perutnya, namun Ia menahannya karena khawatir denganku.

Setelah sampai di ruangan besar itu, Ia mengitari tempat itu dan menemukan sebuah pintu.

"Bertahanlah Ryota." ujar Shiro.

Shiro mendobrak pintu tersebut dan menurunkan aku disana. Aku turun dan duduk disana sambil menahan rasa sakit yang tak tertahankan ini.

Shiro melihat ada lemari besar didalam sana, dan mendorong lemari itu untuk menutupin pintu tersebut sambil menahan rasa sakitnya.

Kemudian, Shiro berjalan ke arahku sambil menyembuhkan lukanya terlebih dahulu.

"Ryota, tahan sebentar ya. Ini mungkin akan sakit." ujar Shiro.

"Baiklah, akan aku tahan" ujarku.

Shiro menggigit anak panah yang menancap di tangan kiri ku dan mencabutnya.

"Argghhhh sakittt!!!" ujarku dengan berteriak karena merasakan rasa sakit yang begitu dahsyat.

Setelah tercabut, Shiro langsung menyembuhkanku dengan sihir penyembuhannya. Aku menenangkan diri beberapa saat dengan Shiro di ruangan itu.

Aku melihat sekeliling ruangan itu. Ternyata, di lemari yang dijadikan penyangga pintu itu banyak terdapat buku. Aku melihat sekilas judul-judul buku tersebut ternyata berhubungan dengan sihir.

Aku langsung semangat dan melupakan kejadian barusan. Aku langsung mengambil semua buku tersebut dan memasukkan nya ke storage untuk aku baca dirumah nanti.

Kami pun keluar dan membantai sisa-sisa goblin tersebut dengan semangat bersama dengan Shiro.

Setelah semua goblin kami bantai, aku mengambil semua senjata goblin itu dan memasukkannya ke storage, termasuk tongkat sihir untuk aku gunakan nanti.

Akhirnya, kami cek ulang semua bagian gua untuk memastikan tidak ada lagi goblin yang tersisa. Setelah dirasa aman, kami pulang dengan mendapatkan banyak senjata dan yang paling penting, aku mendapatkan sesuatu yang sangat berharga yaitu buku tentang sihir.

Saat sampai di rumah, kami langsung makan dan langsung tidur karena sudah sore.

*****

Setiap hari setelah hari tersebut, aku selalu membaca buku-buku tersebut. Dimulai dengan belajar dasar-dasar sihir, cara mengeluarkan sihir, dan akhirnya belajar sihir-sihir dasar seperti api, angin, air, serta tanah.

Hal tersebut aku lakukan setiap hari di bawah pohon besar bersama dengan Shiro, karena Shiro juga ingin belajar sihir lain selain sihir penyembuhan.

Minikui Hitobito Tensei : Change My Fate In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang