Bab 2 : Awal Mula Kehidupan Baru

22 4 0
                                    

Beberapa saat setelah itu, aku terbangun dan merasakan sedikit sakit dikepalaku. Aku perlahan membuka mataku dan melihat sekeliling.

"Dimana ini?" ujarku dengan suara yang lemah.

Sesaat sebelumnya, aku bertemu dengan Hikari. Kemudian, aku setuju dihidupkan kembali dan akupun terjatuh. Sekarang, aku berada di sebuah kamar yang hanya terdapat sebuah kasur disini.

Kemudian, aku mencoba bangun. Aku agak kesusahan untuk duduk karena tubuhku yang masih lemas.

"Loh? Kenapa tanganku kelihatan kecil ya?" ujarku kebingungan.

"Apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa tubuhku menjadi kecil begini?" tambahku.

"Ohhh iyaa. Aku kan dihidupkan kembali. Namun, kenapa aku menjadi anak kecil lagi? Apakah ini maksud dari perkataan Hikari tadi?". Aku akhirnya sadar dengan apa yang terjadi.

"Tapi siapa sosok besar dan hangat yang aku rasakan tadi? Siapa orang tuaku? Apakah aku emang tidak punya orang tua karena berasal dari dunia yang berbeda?" aku terus bertanya-tanya karena Hikari tidak mengatakan soal ini.

Kemungkinan, aku yang sekarang berumur sekitar 5 tahun. Kemudian, aku mencoba berdiri dan berjalan ke arah luar kamar.

Rumah tempat diriku sekarang terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari dedaunan yang kering. Lantai rumah ini pun masih tanah seperti rumah pada zaman dahulu.

Ukuran dari rumah ini lumayan besar hanya memiliki 1 ruangan, yaitu ruangan utama. Di rumah ini hanya terdapat 1 kasur dan 1 bantal yang terbuat dari kulit hewan dan diisi kapas didalamnya. Tidak ada apapun selain itu di rumah ini.

Akupun berkeliling melihat isi rumah ini. Siapa tahu ada petunjuk tentang diriku. Namun, aku tidak menemukan petunjuk apapun di dalam rumah ini.

Aku merasa sedikit lapar. Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar rumah mencari sesuatu untuk dimakan.

Saat keluar dari rumah, ternyata masih pagi. Rumah ini berada di tengah hutan belantara. Akupun mulai berjalan-jalan disekitar rumah sambil membuat garis di tanah dengan ranting kayu agar tidak tersesat.

Akupun berpikir bagaimana aku bisa mendapatkan makanan. Saat sedang berpikir, aku mendengar suara air.

"Apakah itu sungai?" aku langsung mendatangi arah suara air itu. Ternyata memang benar, ada sebuah sungai yang lumayan besar yang lokasinya tidak jauh dari rumahku.

Air di sungai itu sangat jernih dan dangkal. Di sungai itu, terdapat beberapa ikan dan di sekitar pinggir sungai tersebut terdapat anggur liar dan beberapa buah buahan yang sepertinya aman untuk dimakan.

Melihat hal tersebut, aku merasa sedikit tenang dan tidak lagi cemas kehabisan makanan karena semua sudah tersedia disini.

"Aku akan mengambil beberapa buah buahan disini dan akan aku bawa kerumah untuk makan malam nanti." ujarku. Kemudian, aku mengambil beberapa buah anggur liar ini dan juga buah yang mirip dengan buah yang pernah aku lihat di duniaku sebelumnya.

Setelah semua buah terkumpul, aku memasukkan semuanya ke dalam storage.

Storage itu seperti sebuah awan berwarna putih. Membukanya ternyata cukup mudah, yaitu dengan membayangkan storage tersebut terbuka di tempat yang aku pikirkan, begitupun dengan menutupnya.

cara mengeluarkan barang dari storage hanya dengan membayangkan storagenya terbuka dan memasukkan tangan kedalam storage sambil membayangkan barang tersebut. Maka, barang tersebut akan berada dalam storage dan aku bisa mengambilnya.

Setelah memasukkan beberapa buah-buahan, aku mencari beberapa ranting kayu kering untuk membuat api nantinya dan aku masukkan ke storage. Aku juga memasukkan sebuah batu yang runcing dan tajam yang aku temukan di pinggir sungai.

"Jadii... Bagaimana caraku membawa air untuk minum nanti?" aku kebingungan. Akhirnya, aku memutuskan untuk berkeliling untuk melihat benda apa yang bisa digunakan untuk membawa air ke rumah.

Setelah beberapa saat berkeliling, aku akhirnya menemukan sesuatu yang sepertinya sangat berguna.

"Apakah itu tanah liat?" aku melihat sebuah tanah di dasar sungai yang mirip dengan tanah liat di dunia asalku.

Aku masuk ke sungai, mengambil tanah itu, dan membawanya ke atas sebuah batu besar yang permukannya datar dipinggir sungai.

Kemudian, aku mencoba membentuk tanah tersebut seperti sebuah ember yang lumayan besar dan tipis agar ringan. Aku membuat beberapa dan aku menjemur nya di atas batu tersebut.

Selain membuat ember, aku juga membuat piring dan gelas dari tanah liat untuk keperluanku di rumah nanti.

Setelah itu, akupun mengeluarkan batu dan kayu yang aku temukan tadi dari storage. Kemudian, aku mengelupas kulit pohon yang kelihatannya bisa dijadikan tali.

Lalu, aku menyatukan sebuah kayu yang lumayan panjang dengan batu tersebut dengan tali dari kulit kayu. Dan, jadilah tombak dari batu dan kayu yang kemudian aku masukkan ke storageku.

Setelah itu, aku melepas pakaianku dan masuk ke sungai untuk membersihkan diriku. Aku berendam beberapa saat sambil memandangi tempat yang begitu tenang ini.

Beberapa sat setelah itu, hari pun mulai siang. Aku keluar dari air dan mengeringkan diriku sebentar. Kemudian, aku memakai kembali pakaianku dan duduk bersandar di bawah pohon besar dan rindang.

Sungguh kehidupan yang tenang walaupun baru sehari di dunia ini. Aku merasa bahwa akan ada hal yang lebih menyenangkan kedepannya.

Akupun bersantai sambil memakan beberapa buah-buahan dan meminum air dari sungai. Buahnya sangat manis dan airnya sangat segar.

"Untung saja aku menerima tawaran Hikari untuk dihidupkan kembali. Namun, karena tubuhku yang kecil ini aku tidak bisa melakukan pekerjaan berat." pikirku. Namun, aku tetap bersyukur karena bisa merasakan hidup seperti ini.

Kemudian, tanpa sadar aku tertidur di bawah pohon tersebut.

*****

Setelah beberapa jam, aku terbangun dan menyadari hari sudah mulai sore. Akupun bangun dan melihat ember, piring, dan gelas tadi yang ternyata sudah kering. Akupun mengambil air menggunakan ember tersebut dan memasukkan semua ember berisi air itu ke storage.

Akhirnya, semua masalahku terpecahkan. Karena merasa semuanya sudah beres, aku memutuskan untuk pulang. Akupun berjalan pulang sambil bersenandung.

*****

Saat sampai di rumah, aku langsung mengeluarkan piring, gelas serta 1 ember berisi air. Kemudian, aku menyalakan api dengan kayu kering yang aku cari tadi dengan memutarkan kayu kecil ke kayu yang agak lebar sampai berasap dan menghasilkan bara api.

Setelah itu, bara api tersebut aku letakkan ke daun kering dan kemudian aku tiup sehingga menghasilkan api. Lalu, aku letakkan api tersebut ke beberapa ranting kayu kering yang sudah aku siapkan sehingga membuatnya tersebut terbakar.

Setelah apinya hidup, aku meletakkan batu di sekeliling api tersebut agar apinya tidak menjalar kemana mana. Kemudian, aku menghangatkan tubuh di samping api tersebut sambil memakan buah yang dia dapatkan hari ini dan juga meminum air yang aku dapatkan tadi.

Setelah merasa kenyang dan mulai mengantuk, aku pun mematikan api dan tidur di kasur. Aku tidur hanya dengan bermodalkan cahaya bulan yang masuk lewat ventilasi rumahku. Ventilasi tersebut berada tepat disamping tempat tidurku, jadi cahaya bulan bisa masuk ke dalam.

Akhirnya, aku bisa merasakan tidur nyenyak setelah sekian lama. Biasanya aku tidur sambil memikirkan cacian dan makian dari teman temanku setiap harinya.

Namun, entah kenapa hari ini aku bisa tidur tanpa memikirkan semua itu.

BERSAMBUNG.........

Minikui Hitobito Tensei : Change My Fate In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang