First war

129 8 0
                                    

"Jadi... Kamu sama dia gajadi balikan? " tanya Fabizhar pada seseorang disebelahnya.

Gafrian dan Fabizhar kini berada di rooftop sekolah. Mereka dateng kepagian jadi mereka mau nikmatin udara segar diatas sini.

"Siapa yang mau balikan sama dia sih? Aku nemuin dia kemaren aja tuh karena disuruh kamu bukan karena aku yang mau" jawab Gafrian.

"Dia bilang apa aja emang? " tanya Fabizhar.

"Dia bilang mau ngasih aku kesempatan kedua tapi syaratnya harus jauhin kamu, ya aku mana bisa? Kita udah bertahun tahun bareng gini masa disuruh pisah gitu aja".

Fabizhar terdiam sejenak. Menatap langit pagi diatasnya. Kemudian setelah diam beberapa saat, ia kembali membuka suara.

"Kamu tuh jangan sama aku terus makannya, kamu harus cari pacar Gaf. Prioritasin pacar kamu daripada aku" ujar Fabizhar serius.

"Bi, i have my own priority. And you're above that. Aku mau cari pacar yang bisa terima kamu juga, kita ini kan udah kayak keluarga" jawab Gafrian dengan serius juga.

Fabizhar kicep. Dia diam seribu bahasa. Kemudian menunduk tanpa sebab. Hatinya ntah mengapa merasakan hal yang sulit dijelaskan. Sesuatu yang sudah ia tahan setahun belakangan ini. Ia kembali merasakannya.

Ia kembali jatuh cinta dengan Gafrian, sahabatnya sejak kecil. Ia jatuh cinta untuk kedua kalinya pada lelaki itu.

"Coba aja kalo aku sama kamu ga temenan ya Bi, aku ga perlu susah susah nyari pacar gini" ujar Gafrian.

"Emang kalo temenan kenapa? " tanya Fabizhar bingung.

"Ya jadi banyak yang ngira kita pacaran dan tiap aku deketin cewe pasti syaratnya harus jauhin kamu" jawab Gafrian.

"Kalo gitu kenapa kita ga beneran pacaran aja? " pertanyaan spontan ini keluar dari mulut Fabizhar. Tapi mungkin, inilah saatnya ia mengaku pada sahabat kesayangannya itu.

"Hah? " Gafrian dibuat bingung. Apa maksud perkataan Fabizhar barusan.

"Gafrian, aku setahun belakangan ini mikirin tentang kita. Menurut aku kelakuan kita udah lebih dari sekedar temen Gaf, kamu sadar ga sih? Apa ada temen yang saling peluk pelukan? Ada temen yang ngegendong temennya supaya sepatu sekolah temennya ga basah? Ada temen yang ciuman Gaf? " tanya Fabizhar mengeluarkan segala isi otaknya.

"Bi... Kamu baper sama aku? " tanya Gafrian. Ia jadi merasakan jantungnya berdebar tidak karuan.

"Who's doesn't Gaf? Dengan segala perlakuan kamu ke aku selama ini, siapa manusia didunia ini yang engga baper coba? ".

"Bi... I don't feel same way as you" ucap Gafrian pada akhirnya. Fabizhar tersenyum miris. Ia sudah menebak bagaimana ending dari ini semua.

"You don't love me, do you? ".

"I do love you Bi... But not in a romantic way, i love you platonicly" jawab Gafrian bersamaan dengan suara bel yang terdengar. "Sorry, aku pergi dulu" Gafrian lagi lagi meninggalkan seseorang menangis sendirian.

Iya. Fabizhar menangis pagi itu. Namun mengingat ia ada kelas, ia buru buru turun dari rooftop dan menyusul Gafrian kebawah.

"Than, gua mau tukeran tempat duduk" pinta Fabizhar pada seseorang didepan mereka. Gafrian yang mendengar itu tidak dapat melakukan apa apa. Ia bingung harua bersikap seperti apa pada Fabizhar mulai sekarang.

Bartha dan Ethan saling memandang satu sama lain, kemudian kedua manusia ini menatap kearah Gafrian yang bersikap seolah tidak tau apa apa.

"Kenapa tib-" omongan Ethan dipotong oleh Bartha.

"Boleh kok" ucapnya.

Maka, Gafrian dan Ethan kini menjadi teman sebangku. Sedangkan Bartha dan Fabizhar ada didepan mereka.

Saat jam istirahat, Gafrian memilih bergabung dengan teman temannya dari kelas lain. Dan Fabizhar tetap bersama Ethan dan Bartha yang sudah sejak kelas 10 bersamanya.

Ethan dan Bartha itu cukup pintar. Mereka menyadari kalau Gafrian dan Fabizhar sedang dilanda pertengkaran. Meskipun sudah dari kelas 10 bersama GafBizhar, tapi Ethan dan Bartha baru kali ini menghadapi GafBizhar yang bertengkar.

Hingga akhirnya pada jam pulang sekolah, Gafrian baru saja ingin mengajak Fabizhar untuk pulang bersamanya seperti biasa, tapi ia kalah cepat dengan ojek yang Fabizhar pesan via online.

Gafrian mengusak ngusak rambutnya kasar. Tapi ia tidak ambil pusing, mungkin besok pagi Fabizhar akan kembali membangunkannya dan mereka akan pergi bersama seperti biasa.

Ya, sepertinya.

-

"Loh, kamu pulang naik ojek Bi? Gafrian mana? " tanya Bunda.

"Aku lagi berantem sama Gafrian, Bun. Besok juga kayaknya aku bakal berangkat naik ojek deh" jelas Fabizhar. Bunda sedikit terkejut mendengar itu.

"Berantem? Pukul memukul gitu maksudnya? " tanya Bunda.

Fabizhar terkekeh. "Bukan bunda, maksudnya berantem tuh kita lagi musuhan. Aku ngaku kalo aku suka sama dia tapi dianya gasuka balik sama aku, jadi aku mau jauhin dia mulai sekarang, biar move on" ujar Fabizhar.

"Ohh kalian lagi musuhan karena kamu ngaku kalo kamu suka sama dia tapi dianya engga... " keduanya diam sejenak. Sampai sampai, "HAH KAMU SUKA SAMA GAFRIAN NAK? " teriakan Bunda Adel menggema.

Matilah Fabizhar.

"Sekarang, jelasin secara rinci dan keseluruhan gimana bisa kamu suka sama Gafrian, dari kapan, dan karena apa! " ucap Bunda secara tegas.

"Ih tapi Bunda janji jangan laporin ini ke Gafrian atau mama ya" ucap Fabizhar. Bunda mengangguk setuju.

"Aku suka sama dia tuh baru baru ini kok Bun, pas Gafrian tampil di acara komplek kita awal tahun, dia kan nyanyiin lagu sempurna tuh terus aku tanya ke dia kenapa nanyiin lagu itu katanya karena pas dia denger lagu itu kepikiran aku. Ya aku langsung baper lah! Tapi aku nyoba nyadarin diri aku sendiri buat jangan suka sama dia lagi, eh tadi pagi ini dia baru aja mutusin hubungan sama cewenya karena cewenya gasuka sama aku dong, aku jadi baper lagi" jelas Fabizhar panjang lebar.

"Terus nolak kamu tuh karena apa? " tanya Bunda.

"Ya karena dia gasuka sama aku lah! Jadi sekarang aku gamau temenan sama dia lagi, aku gamau jatuh cinta sama dia lagi" ucap Fabizhar dengan yakin.

"Sebenernya kamu bisa tetep temenan sama Gafrian, asal punya pengganti Gafrian. Kebetulan anaknya temen Bunda mau ngenalin anaknya ke kamu, anaknya satu sekolah sama kamu, kalian mungkin aja saling kenal" ucap Bunda.

"Anaknya temen bunda? Siapa Bun nama anaknya? " tanya Fabizhar kepo.

"Putra Wintama" jawab Bunda.

"Hah?! Ketua kelas aku dong! " kaget Fabizhar. Ia kembali mengingat moment moment kecil dengan ketua kelasnya itu. "Oh pantes dia suka ngeliatin aku, kayaknya dia tau deh aku anaknya bunda! " simpul Fabizhar.

"Wah kalian sekelas ternyata? Bagus deh, akrabnya makin gampang berati. Kamu coba akrab ya sama dia, nanti kan kalian bakal jadi teman hidup" ujar Bunda.

"HAH? BUNDA NGEJODOHIN AKU SAMA DIA?! ".

Hai hai!! Hohoho apa yang akan terjadi selanjutnya kira kira? Tungguin terus yaaa! Thankyou!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai!! Hohoho apa yang akan terjadi selanjutnya kira kira? Tungguin terus yaaa! Thankyou!

©gemifourzth

[BL] We Can't Be Just Friend - GeminiFourth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang