8

11K 303 5
                                    

Pagi setelah Arga dan Izell berhubungan badan Arga bangun terlebih dahulu. Dia beranjak dari kasur lalu menatap istrinya yang masih lelap tidur.

Arga berdiri menghisap sebatang rokok sambil terus menatap Izella, sejujurnya ia sedang menyiapkan diri jikalau Izella bangun dengan kesadaran penuh mengingat kembali ingatannya.

"Fuhhh..." Arga mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.

Arga berjalan ke balkon, ia baru sadar asap rokoknya bisa terhirup Izell yang sedang hamil.

Langit masih gelap, cahaya fajar bahkan belum terlihat.

"Baru kali ini aku merasa takut... aku tidak bisa membiarkan kamu pergi Zell, sebaiknya aku mengurungmu saja selamanya agar selalu bersamaku jika kau masih bersikeras membenciku atau ingin berpisah denganku."

Kedua tangannya memegang pagar balkon, ia menundukkan kepalanya. "Sialan, mengikatmu dalam pernikahan ternyata tak cukup bagiku, aku kira itu sudah cukup jika aku bisa melihatmu setiap hari tapi ternyata aku mendambakan cintanya."

Perjodohan Arga dan Izella beberapa tahun lalu bukan semata-mata perjodohan yang direncanakan orang tua mereka, melainkan Arga sendiri yang mengajukan pernikahan itu dengan dalih perjodohan. Arga sudah tertarik dan mencintai Izella jauh sebelum perempuan itu mengenalnya, dia tak peduli Izella saat itu tidak mencintainya atau memiliki pacar, Arga cuma mau Izella menjadi miliknya.

"Kamu lagi mikirin apa?"

Arga tersentak kaget Izella sudah bangun dan berdiri di balkon dengannya.

Grep.

Arga memeluk Izell erat, mendengar perhatian Izell dengan suara halusnya Arga yakin Izell tak mengingat ingatannya. "Syukurlah," kata Arga pelan.

Izell mendongak ke atas menatap suaminya yang tinggi. "Dingin sayang, ayo masuk lagi ke dalem," ajak Izell menarik Arga.

Mereka berpelukan di kasur dan selimut menutupi tubuh mereka berdua. "Kamu ngapain sih jam segini di luar?" tanya Izell.

"Aku cari udara seger sayang, kamu kenapa ikutan ke balkon? badan kamu itu ga tahan dingin Zell."

"Peluk aku lebih erat makanya sayang," suruh Izell pada suaminya.

Arga memeluk istrinya lebih erat agar menghangatkan tubuh istrinya. "Sayang jangan tinggalin aku ya?"

Izell mengerutkan keningnya. "Ga akan Arga, kamu suami terbaik di dunia jadi mana mungkin aku ninggalin kamu?"

"Kalo aku sebutin kelebihan kamu banyak banget selain ganteng, baik, perhatian. Tapi aku ga tau kekurangan kamu karena kamu emang ga memiliki kekurangan sebagai suami aku."

"Janji Zell, jangan pernah pergi dari aku dan Gavin."

"Sayang kamu mimpi buruk ya? kamu takut aku kenapa-kenapa pas lahiran?" tanya Izell mengira Arga takut ia kehilangan nyawa saat melahirkan padahal sebenarnya Arga takut Izell mengingat kembali memorinya dan meninggalkannya.

"Zell tolong balas cinta aku," kata Arga.

"Aku cinta kamu ko sayang," balas Izell.

Arga harap saat Izell mengingat ingatannya, dia akan menjawabnya seperti itu juga.

•••

Pada sore hari Izell dan Gavin ingin menunggu kepulangan Arga di depan teras rumahnya. Saat Izell membuka pintu, ia melihat sebuah amplop coklat di bawah pintu, awalnya ia pikir itu berkas milik suaminya tapi disitu tertera tulisan untul Izella.

Izell akhirnya membuka amplop ciklat itu, ia penasaran kenapa isinya terasa tebal.

Izell duduk di kursi, lalu melihat isi amplop besar itu. "Apa ini?"

Izell melihat foto pernikahannya dengan Arga, ia tersenyum melihatnya tapi senyumannya pupus ketika membaca tulisan di belakang foto.

-KAMU PIKIR PERNIKAHANMU BAHAGIA? LIHAT SAJA RAUT WAJAHMU DI FOTO PERNIKAHANMU, APA TERLIHAT KEBAHAGIAAN DISANA?-

Izell bingung, lalu melihat lagi foto pernikahannya, disana wajahnya datar dan tampak kosong.

"Apa maksudnya?"

"Kenapa mama? Mama lagi liat apa?" tanya Gavin lalu mengambil foto pernikahan orang tuanya.

Izell mengabaikan Gavin, ia melihat lagi sesuatu yang semakin membingungkannya.

Sebuah surat tulis tangan yang lumayan panjang, Izell membacanya sampai habis.

-Hi Darling! ingat seseorang yang menciummu di depan toilet restoran? itu aku, aku orang yang kamu cintai Izell, bukan Arga suamimu itu. Dia sudah menipumu sayang, dia memanfaatkan hilang ingatanmu itu dan membuatmu bodoh. Izella, kau tak pernah bahagia selama 6 tahun pernikahanmu, karena itu pernikahan bisnin yang diatur orang tuamu. Karena perjodohanmu, kita terpaksa berpisah tapi ternyata setelah bertahun-tahun berpisah kita masih mencintai satu sama lain Izell, dan kita kembali menjalin hubungan. Izell, rencananya kamu akan menceraikan Arga dan menikah denganku, tapi karena kecelakaan kamu kehilangan ingatanmu. Aku Jimmy Zell... cobalah ingat aku sayang, aku harap kamu mengerti dan percaya. Suamimu sungguh sialan, dia menghalangiku untuk menemuimu, beruntungnya kali ini aku mendapat celah memberimu bukti ini. Tolong temui aku segera Izell, keluar dari rumah sialan itu! aku sangat merindukanmu.-

Izell tercengang membaca surat itu, awalnya ia tak percaya tapi melihat lembar selanjutnya membuatnya syok dan perutnya jadi keram.

Itu surat cerai dia dan Arga, dan tertera disana Izell sendiri yang menggugat cerai suaminya.

"Akhh..." Perutnya terasa nyeri.

"Mama kenapa?" panik Gavin.

Gavin melihat mobil papanya tiba, ia berlari ke arah mobil. "Papa tolongin mama pa," teriak Gavin histeris.

Arga turun dari mobil, ia mendekati Izell ingin membawa istrinya ke rumah sakit.

Plak.

Izell menghempas tangan suaminya yang menyentuhnya. "Jangan sentuh aku," kata Izell.

"Izell..."

Izell melempar kertas yang ia pegang ke Arga. "Kamu bohongin aku Arga?" tanyanya.

Arga memungut kertas-kertas yang dilempar Izell, matanya membulat melihat surat cerai yamg ia sembunyikan ada disini.

Kenapa bisa surat cerai yang ia sembunyikan saat Izell kecelakaan ada ditangan istrinya?

"Sayang."

"Arga... kita ga pernah saling mencintai kan? kamu membodohi aku, kamu manfaatin semuanya dengan baik, kamu buat aku percaya sepenuh-penuhnya dengan sandiwara kamu, bahkan kamu buat aku hamil gini mungkin cuma buat aku tambah menderita kan? jangan-jangan... kita ga punya anak kedua karena emang hubungan kita sangat buruk?"

Arga melihat air mata izell di pelupuk matanya menetes, ia ingin mengusapnya tapi lagi-lagi wanita itu tak mau disentuh Arga.

"Kamu anggap aku apa sampe habis-habisan mempermainkan aku seperti ini? Aku benci kamu," kata Izell lalu berbalik masuk ke dalam rumah.

Gavin yang melihat pertengkaran orang tuanya mendekati papanya. "Papa, mama kenapa? kenapa mama benci ke papa? mama kan cinta papa."

"Gapapa Gavin, mama cuma marah ke papa," kata Arga lalu mengajak Gavin masuk ke dalam rumah.

Izell masuk ke kamarnya, ia membaringkan tubuhnya di kasur.

Sungguh Izell tak mau mengeluarkan air matanya, tapi matanya terus menerus menangis. Dia tak menyangka perasaannya pada Arga ini palsu, jadi sebenarnya Izell membenci suaminya, bukan mencintainya.

"Seperti apa kebencianku dulu? kenapa aku ga bisa rasain itu..."

•••
Update seminggu sekali diwp, udah lengkap dikryakarsa(link dibio)

Follow jga akun Diatasumur7 soalnya sering ilang

Batal Cerai karena hilang ingatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang