10

9.7K 291 11
                                    

Arga semakin menjaga ketat keamanan rumahnya, para pelayan di rumah pun diperintah mengawasi nyonya rumah mereka agar tak keluar dari rumah apapun alasannya. Ketakutan Arga kehilangan istrinya membuatnya sangat posesif.

Sudah 2 bulan semenjak Izella tahu fakta tentang dirinya, dan sejak itu juga Arga benar-benar mengurungnya di rumah sampai sekarang usia kandungannya jalan ke 6 bulan. Izell merasa sangat stress, nafsu makannya berkurang hingga tak bisa makan selahap sebelumnya, padahal di awal kehamilan berat badannya sempat naik 10 kilo, tapi sekarang turun drastis hingga badannya yang berisi terlihat kurus.

Setiap hari, Izell hanya berbaring di kamar tidur. Kadang kala Gavin menghampirinya ke kamar mengajak mamanya main dan menemaninya belajar tapi entah kenapa Izell tak bisa menuruti keinginan putra kecilnya. Izell masih memikirkan perkataan Arga jika ia dulu selalu mengabaikan Gavin, dan perasaan bersalah memenuhi hatinya pada anak kecil itu padahal Izella tidak percaya jika ia bisa membenci anak kandungnya sendiri.

Izell melihat Arga yang beru pulang kerja, laki-laki itu mendekati ranjang tempatnya tidur.

"Sampai kapan kamu mau terus begini Ize? sampai bayi kita mati karena kekurangan gizi karena ibunya jarang makan dan tidak pernah minum vitamin?" sentak Arga tak tahan dengan kelakuan Izell yang selalu menolak makan.

Izell menatap langit-langit kamar. "Pergi..."

Arga duduk disisi ranjang, ia memegang bahu Izell. "Bangun Zell, jangan selalu tidur seperti orang mati."

"Kamu yang buat aku mati," balas Izell.

Mata Arga memerah, ia sangat marah pada dirinya sendiri sudah membuat wanita yang dicintainya begitu menderita. "Aku mencintaimu, apa itu sangat membuatmu menderita Zell?" tanya Arga.

"Berhenti Arga, jangan berbohong lagi... aku mohon..."

"Kamu pikir mencintaimu termasuk kebohonganku?"

Izell menggigit bibirnya yang kering, air mata dipelupuk matanya siap menetes jika ia berkedip. "Kepalaku selalu bertanya-tanya kenapa kamu melakukannya Ar? Aku benar-benar tertipu sampai merasakan ketulusan cinta itu."

Arga mengerutkan keningnya, tanpa sadar ia meremas bahu istrinya. "Aku mencintaimu Izella, aku mencintaimu sialan... bagaimana bisa kamu sebut perasaanku palsu? selama ini aku sangat menderita menahan perasaanku yang semakin tumbuh."

"Aku tau kita saling membenci, jangan mengatakan apa-apa lagi please... aku lelah mendengarnya, dan tinggalkan aku sendiri."

"Kamu sangat keras kepala," kata Arga lalu mengangkat tubuh kurus Izell keluar dari kamar.

"Kyaaa turunkan aku Arga!"

Arga menggendong Izell ke ruang makan. "Aku mohon untuk kali ini saja, makanlah bersama anak kita Gavin, dia merindukan mamanya."

Setelah itu Izell diam tak lagi memberontak minta diturunkan.

Arga mendekap tubuh Izell saat air matanya menetes, tak disangka jika tubuh istrinya benar-benar seringan ini.

Arga mendudukkan Izell di kursi samping Gavin.

"Papa kali ini ga bohongin Gavin, makasih papa udah ajak mama makan bareng Gavin," ucap Gavin tersenyum cerah.

Izell melirik anaknya, lalu tangannya menggenggam tangan mungil Gavin.

Gavin tersenyum pada mamanya, lalu anak kecil itu mengusap pipi mamanya dengan sayang. "Mama kurusan... mama, Gavin lebih suka mama gendutan. Mama sekarang pun cantik, tapi maaf mama... Gavin lebih suka pipi mama tembem mirip Gavin."

"Papa ambilin makanan untuk kalian ya," kata Arga mengambilkan seporsi makanan untuk istri dan anaknya.

Gavin memberikan setengah dagingnya pada piring mamanya. "Buat mama sama adik, mama makan yang banyak ya mama," kata Gavin sambil tersenyum manis.

Arga tersenyum, lalu mengambil daging lagi untuk Gavin. "Ada banyak makanan di meja, papa senang kalo kalian memakan semuanya."

Izella menunduk, ia mengusap matanya yang berair. Kenapa ini hanya palsu? Izella sangat bahagia dan bersyukur sebelumnya memiliki suami yang baik dan tampan seperti Arga dan anak yang pintar dan lucu sepeti Gavin, kenapa juga sebenarnya dia sangat menginginkan keluarga ini tetap seperti ini? Padahal Izella sangat benci hidup di rumah ini.

Izella memakan makanannya, perutnya tak bisa memakan lebih banyak makanan tapi ia ingin menghabiskan makanan di piringnya.

"Horee mama makannya abis, mama hebat ya papa," puji Gavin karena selama ini mamanya hanya makan beberapa suap dan tak pernah menghabiskan makannya.

Arga tersenyum tipis lalu mengangguk.

•••

"Emhhh aaaahh ahhh Zellhhh aahhh ayo keluar bersama sayang ahhh sayang aku keluar di dalamhhh aaaaaahhh."

Izell membekap mulutnya, ia tak mau mengeluarkan suara erangannya.

"Aahhh aahhh enakk ahhh jepitan rahim kamu enak banget sayang aku emhhhh siapin tubuh kamu sayanghh..."

Cr. thh.

"Aaakkhhh enak ahhh Izella istriku aakhhh sangat nikmathh aaahh."

Semua tubuh Izell bergetar merespon saat cairan Arga memenuhi kewanitaannya.

Arga mengeluarkan bat, ng miliknya, lalu mengecup bibir Izell.

Cuphh.

"Kamu brengsekhh..." kata Izell.

Izella hanya diam dan pasrah karena tak punya tenaga untuk memberontak pada Arga yang memaksanya melakukan hubungan badan.

"Maaf," ujar Arga lalu beranjak dari kasur.

Arga mengambil kapsul Vitamin untuk menguatkan bayi di perut istrinya, ia memberikan satu kapsul pada Izell.

Izell membuang kapsul itu ke lantai. "Tolong izinin aku ketemu Jimmy, mungkin sedikit-sedikit ingatanku bisa kembali," pinta Izell pada Arga.

Arga jelas tak suka pada permintaan istrinya.

Arga meminum segelas air, lalu memasukkan kapsul vitamin kandungan Izell.

Cupphh.

Izell melebarkan matanya, ia terpaksa menelan vitamin dari mulut Arga lewat ciuman.

Izell tersedak hingga terbatuk. "Uhukk ukhh..."

"Apa yang kamu mau setelah mengingat kembali semuanya Zell? kamu akan pergi dari aku dan anak-anak kita?"

"Aku akan meninggalkanmu, tapi ngga dengan anakku sendiri."

"Izella yang aku kenal mampu melakukannya, apa kamu akan jadi seperti sebelumnya?" tanya Arga.

Izella pun bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa setelah mengingat jati dirinya ia akan jadi seperti itu? Jadi Izella yang mengabaikan Gavin? kepalanya terasa sakit begitu terus memikirkannya.

Arga melihat istrinya memegang kepalanya. "Aku ga akan bahas ini lagi, maaf buat kepala kamu jadi sakit Zell."

"Izella, boleh aku minta kamu percaya pada satu hal ini aja? aku mau kamu percaya kalo aku mencintai kamu, lebih besar dari laki-laki selingkuhan kamu Izella, aku ga percaya dia bisa gantiin aku buat jaga kamu."

"Jadi kamu harus tetep di sisiku, aku mampu menjaga keluarga kecil kita."

Arga memeluk Izell sampai tertidur, sedangkan Izell yang dipeluk dari tadi merenung dan berfikir.

"Aku juga cinta kamu... tapi aku takut perasanku ini cuma semu, karena faktanya sebelum hilang ingatan aku pernah membenci kamu," kata Izell bergumam pelan lalu membalas pelukan Arga.

•••
Update seminggu sekali diwp, baca lengkap sampe tamat dikryakrsa(link dibio)

Follow juga akun cadangan Diatasumur7 ,soalnya sering kehapus

Batal Cerai karena hilang ingatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang