Hari ini sepulang dari kantor Reina tampak sedikit berbeda, biasanya ia sudah tidak peduli dengan penampilannya. Namun, kali ini gadis cantik berambut pendek tersebut memakai riasan dan menata rambutnya dengan rapi.
Reina mendadak bersembunyi dibalik tembok saat tidak sengaja melihat Govalin dan Yastin, ia tidak mau digoda dan ditanyain perihal penampilannya sekarang oleh kedua sahabatanya tersebut.
"Rei kamu ngapain?" Tegur Tyana saat melihat perilaku aneh Reina.
Reina cukup terkejut dengan keberadaan Tyana, "Ini aku lagi nyari barang yang hilang Kak."
Saat jam pulang kantor atau saat di luar kantor Reina memang tidak memanggil atasannya tersebut dengan sapaan yang biasa ia gunakan saat bekerja karena ia sudah cukup lama mengenal Tyana sebagai kakak dari sahabatnya dan Tyana sendiri yang menyarankan hal tersebut.
"Oke kalau gitu aku duluan ya Rei." Pamit Tyana.
Reina tersenyum canggung, "Iya Kak hati-hati."
"Kenapa Kak?" Tanya Govalin yang tiba-tiba menghampiri Reina dan Tyana bersama dengan Yastin.
Tamat riwayat gue kalau udah ketahuan kayak gini-batin Reina.
"Eh kamu mau pulang bareng kakak apa enggak?"
Govalin menggeleng, "Enggak Kak duluan aja."
"Oke kalau gitu duluan ya semua." Pamit Tyana kembali yang tentu saja dibalas oleh ketiganya.
"Hayo lo mau kemana kok rapi banget mana perginya diem-diem?" Tanya Yastin dengan penuh selidik.
Reina mendorong kepala Yastin agar lebih mundur, "Enggak kemana-mana cuma pengen tampil rapi habis pulang dari kantor aja."
"Ayo gue anter pulang Rei." Tawar Govalin.
Reina menggeleng, "Enggak usah soalnya gue masih mampir buat beli keperluan bulanan."
"Serius?"
"Iya Govalin gue serius banget."
"Ya udah kalau gitu hati-hati ya." Kata Govalin yang tampak sedikit kecewa.
Reina tersenyum sebelum masuk lift, "Oke gue duluan ya." Govalin tersenyum sambil membalas lambaian Reina.
"Bisa-bisanya ya Reina enggak curiga sedikit pun kalau lo punya perasaan sama dia." Celetuk Yastin.
"Ya kalau Reina sampai tahu itu berarti salah lo dan siap-siap aja gue bakal keluarin dari grup lo." Balas Govalin sebelum meninggalkan Yastin.
Yastin tidak terima sambil berusaha menyusul sahabatanya tersebut, "Eh enak aja padahal yang tahu perasaan lo hampir semua orang kecuali Reina."
Sementara itu, Reina sampai disebuah restoran mewah yang memang sudah disiapkan oleh sang nenek. Ia duduk di tempat yang juga sudah disiapkan.
Reina menunggu cukup lama sebelum akhirnya ada seorang pemuda yang baru datang berjalan menuju tempat dimana Reina berada.
"Udah lama Rei?" Tanya pemuda tersebut sambil duduk dihadapan Reina.
"Ya lumayan sih."
"Maklumin aja ya gue kan dokter." Kata Viko dengan bangganya.
Reina tersenyum paksa, "Iya."
"Eh tapi lo kan bukan dokter mana tahu ya kesibukan dokter." Kata Viko yang membuat Reina jengkel.
"Iya gue emang enggak tahu apa-apa soal kedokteran." Balas Reina yang sudah terlanjur malas.
"Udah deh gue enggak mau basa-basi sebenernya gue males dikenalin sama lo yang notabene bukan dokter tapi karena permintaan khusus apa boleh buat,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Artis II Jungkook Ryujin✅
FanfictionKehidupan Reina Darmawan yang tenang mulai berubah semenjak kedatangan tetangga baru seorang anggota boy group yang banyak tingkah bernama Juna Mahendra.