Part. 8

836 107 9
                                    

.

.

Tahun ketiga.

Sungho amat menantikan saat dirinya menginjak tahun ketiga di Hogwarts. Tau kenapa? Ya, kelas Pemeliharaan Satwa Gaib lah jawabannya.

Pada akhir tahun kedua mereka di Hogwarts, para murid bisa memilih setidaknya dua mata pelajaran tambahan yang akan dipelajari di tahun ketiga mereka seperti Aritmansi, Telaah Muggle, Ramalan, Rune Kuno, dan Pemeliharaan Satwa Gaib. Mata pelajaran wajib masih tetap dipelajari dan tidak bisa dibatalkan, sedangkan mata pelajaran tambahan bisa dibatalkan jika saat itu siswa merasa tidak mampu atau tidak tertarik lagi mempelajarinya di tahun berikutnya.

Hari itu matahari bersinar dengan cerahnya, mengiringi barisan murid tahun ketiga di perjalanan mereka menuju lokasi kelas Pemeliharaan Satwa Gaib. Beberapa di antara mereka menanggalkan jubah karena panas dan menyisakan kemeja putih mereka. Masing-masing memegang sebuah buku wajib kelas ini. 

Pengajar mereka, seorang pria di umur akhir empat puluhan bernama Michael Johnson. Dulu beliau adalah murid Hogwarts juga. Katanya beliau itu kakak kelasnya Harry Potter dan kawan-kawan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Hogwarts, beliau berpetualang mencari letak hewan-hewan dunia sihir. Iya, beliau itu fans berat dari Newt Scamander.

Professor Johnson berdiri berkacak pinggang memperhatikan sekumpulan anak murid tahun ketiga yang berjalan ke arahnya.

"Oke, anak-anak. Selamat datang di kelas Pemeliharaan Satwa Gaib. Mungkin banyak yang belum kenal dengan saya. Saya Michael Johnson, pengajar di kelas ini. Kalau begitu, mari kita mulai kelasnya. Ikuti saya."

Para murid beriringan mengikuti Professor Johnson yang berjalan masuk semakin jauh ke dalam hutan. Hutan ini masih bagian dari hutan yang mengelilingi Hogwarts. Banyak yang menamakan hutan ini sebagai Hutan Terlarang. Sinar matahari yang menembus sela-sela dedaunan membuat kesan hutan tidak semenyeramkan kedengarannya.

Setelah tiga menit berjalan, Professor Johnson meminta mereka untuk berhenti dan tidak menimbulkan suara sementara dirinya berjalan maju dan menghampiri sesuatu. Sesuatu itu ternyata sebuah makhluk yang baru pertama kali mereka semua lihat.

Seekor Hippogriff.

Makhluk setengah kuda, setengah burung elang. Memiliki badan, kaki belakang, dan ekor kuda dan kaki depan, sayap, dan kepala dari burung elang yang besar. Dengan paruh setajam dan serupa warna besi, dan mata berwarna kuning yang besar dan cerah.

"Ta-da. Anak-anak, beri hormat pada Shadow."

Shadow— Hippogriff berwarna hitam itu— berdiri menjulang dengan keempat kakinya. Semua murid tidak bisa tidak bergerak mundur ketika makhluk itu semakin mendekat ke Professor Johnson. Ukuran Hippogriff pada umumnya setinggi tiga meter, dengan rentang sayap sepuluh meter. Jadi bisa dibayangkan sebesar apa makhluk ini.

"Ayo, siapa yang mau berkenalan sama Shadow. Jangan malu-malu, kalian sudah baca tentang Hippogriff kan di buku? Harusnya kalian tau cara mendekati Shadow. Siapa yang mau coba?"

Tidak ada yang bergerak. Semua terlalu takut untuk mencoba. Sampai sebuah suara memecah ketegangan di siang hari itu.

"Sir, Park Sungho katanya mau coba."

Yang punya nama terkejut dan sontak menoleh ke arah suara. Di ujung barisan ada Jaehyun dengan teman setianya. Anak itu melempar senyum andalannya pada Sungho lengkap dengan kedipan matanya yang sangat menyebalkan. Sungho yang terlalu shock, tidak bisa berkata apa-apa. Dia ingin membantah, tapi Professor Johnson sepertinya tidak peka atau pura-pura, beliau memanggil nama Sungho dan menyuruhnya mendekat.

"Sini."

Sungho berjalan dengan langkah berat menghampiri Professor Johnson. Walaupun Sungho sangat menanti-nanti pelajaran ini, bukan berarti dia berani menghadapi hewan dunia sihir secara langsung.

Baby Boo, Yeppi || daengsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang