Part. 6

755 93 4
                                    

.

.

Tidak terasa satu tahun berlalu dengan Sungho yang berusaha mempertahankan nilainya di setiap kelas. Karena biaya sekolah sudah ditanggung, yang Sungho bisa lakukan adalah tidak mengecewakan orang tuanya yang sudah mempercayainya.

Hidup sebagai seorang penyihir muda dari keluarga non-sihir Sungho akui sangat berat. Ditambah hanya dirinya sendiri yang berasal dari keluarga non-sihir di angkatannya. Ada satu dua murid senior yang juga sama sepertinya tapi mereka berada di asrama yang lain. Jadi bisa dibayangkan betapa beratnya kehidupan sekolah Sungho di tahun pertamanya.

Saat liburan Natal dan akhir tahun, Sungho memutuskan untuk pulang ke rumahnya di Norfolk. Setiap minggu bertukar kabar dengan orangtuanya melalui surat tidak bisa menyalurkan rasa rindu yang dia miliki. Selama kurang lebih tiga minggu Sungho habiskan waktu liburnya bersama keluarga, melepas semua embel-embel sihir dari tubuhnya dan menikmati hidup sebagai anak bungsu keluarga Park.

Kalau boleh jujur, rasanya Sungho malas sekali untuk kembali ke Hogwarts di tahun keduanya. Tangannya gatal ingin menulis surat pengunduran diri ke Kepala Sekolah lalu mendaftar di sekolah muggle biasa dan hidup tanpa sihir. Tapi niatnya dia urungkan karena teringat bagaimana perjuangan kedua orangtuanya yang rela melepas dirinya bersekolah di tempat yang jauh dan hanya bisa mengirim kabar lewat surat yang diantar oleh burung hantu.

Seperti tahun sebelumnya, Sungho selalu memiliki pengalaman baru dengan dunia sihir terutama masa sekolahnya di Hogwarts. Dan reaksi Sungho masih tetap sama, menganga takjub saat melihat sebuah kereta kuda yang berjalan sendiri tanpa kuda.

Sebetulnya dia sudah membaca bagian ini, dimana kereta kuda yang di khususkan untuk mengantarkan para murid Hogwarts ini di tarik oleh Thestrals, salah satu satwa gaib yang hanya bisa dilihat oleh orang tertentu. Sungho yang pertama kali melihat kereta kuda tak bertuan tentunya takjub. Memang tidak ada yang bisa menandingi rasa takjubnya akan dunia sihir walau sudah satu tahun terlewati.

Salah satu atau alasan utama Sungho enggan kembali ke Hogwarts berwujud seorang anak laki-laki berjubah hitam dengan aksen merah dan emas di seragamnya.

Myung Jaehyun.

Selama satu tahun menjabat sebagai murid baru, juga teman sekelas, Sungho dibuat kesal bukan main. Pasalnya, Jaehyun seringkali mengganggunya.

Setelah kejadian mereka di hukum di kelas terbang, seperti ada percikan api di antara mereka yang menyebabkan setiap interaksi mereka diwarnai keributan. Entah itu verbal atau fisik. Karena murid tahun pertama berbagi semua kelas sepanjang tahun, maka intensitas pertemuan Sungho dengan Jaehyun pun tinggi.

Di tahun ajaran baru ini, mereka berada di satu tingkat di atas yaitu tahun kedua. Murid tahun kedua memiliki mata pelajaran yang sama seperti tahun sebelumnya. Yaitu Transfigurasi, Mantra, Ramuan, Sejarah Sihir, Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, Astronomi, dan Herbologi.

Para murid tahun kedua diperbolehkan mengikuti tes ujian masuk tim Quidditch masing-masing asrama. Ya, kecuali tokoh utama kita karena mereka sudah di rekrut menjadi anggota tim Quidditch di tahun pertama mereka. Setelah insiden kejar-kejaran menggunakan sapu terbang milik sekolah yang berakhir dengan menerima seminggu hukuman di perpustakaan bersama, wakil kepala sekolah mereka–Professor McGonagall, memanggil masing-masing ketua tim Quidditch dari dua asrama untuk mengangkut kedua anak baru itu ke dalam tim mereka.

Namun karena sebuah peraturan mengatakan murid tahun pertama belum diperbolehkan bermain aktif di tim Quidditch, membuat baik Sungho maupun Jaehyun tidak bisa mengikuti pertandingan Quidditch di tahun pertama mereka. Mereka memang sudah masuk ke dalam tim dan tetap mengikuti sesi latihan, namun belum boleh ikut bertanding. Dan di tahun kedua mereka ini lah saatnya mereka bersinar.

Baby Boo, Yeppi || daengsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang