09. Sakit

1.5K 70 2
                                    

NANA UP!!

selamat membaca, cayank!

‧꒰˚ʚ🎀ɞ˚꒱ ‧

Hari ini Ano pergi bersama Helvi sehabis pulang sekolah, Ano pun tidak tau Helvi akan mengajaknya kemana, jadi dia ikut saja.

"Udah belum?"

Sekarang ini Helvi sedang menunggu Ano menyimpan alat tulisnya.

"Ayo." Ajak Helvi melihat Ano yang sudah berdiri.

Keduanya berjalan beriringan, Ano menoleh pada Helvi.

"Helvi, kita mau kemana?" Tanya Ano.

"Helvi mau ajak Ano makan sesuatu yang enaakkk sekalii, mau coba?" Ucap Helvi berbinar.

Ano mengernyitkan dahinya. "Makanan apa? Ano belum bilang bunda" Ucap Ano.

"Ikut dulu, nanti juga tau. Helvi udah biasa kok makannya jadi gapapa." Lalu Helvi menarik Ano.

Keduanya sudah sampai di tempat yang Helvi katakan tadi. Memang tidak jauh dari sekolah.

"Nah, sudah sampai!"

"Ini tempat apa?" Ano menatap sekeliling tempat itu.

"Ini tempat makanan enak yang Helvi bilang tadi, No! Helvi sering ke sini sama kak Jem," Helvi menarik Ano untuk masuk, sekarang keduanya duduk di salah satu kursi.

"Helvi pesenin ya, Ano tunggu sini" Setelah Ano mengangguk kikuk, Helvi pun berlari untuk memesan makanan yang katanya enak tadi.

Setelah Helvi kembali, sekarang makanan yang dipesan oleh Helvi pun sudah sampai.

Ano menatap makanan di depannya dengan perasaan ragu.

"Ini apa?" Tanya Ano sambil menunjuk mangkuk didepannya.

"Ini namanya seblak, cobain deh!" Ucap Helvi yang sudah menyeruput kuah yang berwarna merah didalam mangkuk itu.

"hngg Ano gabisa.." Ano dengan pelan menyodorkan mangkuk itu ke depan Helvi.

Ano itu tidak pernah jajan sembarangan, Ano bahkan selalu dibatasi tentang makanan. Tidak boleh makan ini, tidak boleh makan itu. Jika ingin membeli jajan pasti selalu ditemenin Bunda atau Abang, kalau sendiri pun harus laporan dulu.

"Gapapa, ga bakal keracunan kok. Enak tau!" Ucap Helvi yang kembali menyodorkan mangkuk Ano.

"Kuahnya merah sekali, Ano takut.." Ano berucap dengan pelan sambil menatap Helvi.

"Ano liat Helvi makan tadi? Gapapa kan? Nah, ayo dimakan"

Ano kembali meraih sendok di mangkuk tersebut, dengan perlahan Ano menyuapi dirinya sendiri dengan makanan yang kata Helvi namanya seblak tadi.

Belum sempat ditelan, Ano sudah berlari untuk memuntahkan makanan yang ada di dalam mulutnya.

Helvi yang melihat itupun, ikut berlari ke arah Ano.

"Ano oke?" Tanya Helvi, dia mengelus punggung Ano.

"O-oke.." Ucap Ano setelah memuntahkan isi perutnya.

"Maafin Helvi ya," Keduanya kembali ke tempat duduk tadi.

"Gapapa kok, Ano memang ga biasa makan makanan gini.." Ano menunduk, takut yang punya tempat ini mendengar.

Helvi melihat wajah Ano yang tiba-tiba pucat.

"Ano beneran gapapa?" Helvi mengelus pundak Ano.

"Ayo pulang, Ano mau pulang" Ajak Ano pada Helvi.

Ano dan Abang [MarkNo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang