Malah hari telah tiba, namun sakit di kepala Azka tak kunjung mereda. Padahal ia sudah meminum obat pereda sakit kepala, penglihatan nya juga masih buram.
Ia bangun dari tempat tidur, dengan langkah kecil nya Azka berjalan menuju cermin sebelah lemari baju. Ia ingin melihat bagaimana kondisi diri nya saat ini.
Sampai di depan cermin dapat Azka lihat tidak ada yang berbeda, hanya penglihatan nya yang masih buram sejak tadi siang.
"Azka, gue masuk ya?" itu suara Reynan.
"Iya masuk aja, pintu nya gak aku kunci".
Setelah mendapatkan izin dari pemilik kamar, Reynan masuk ke kamar kembaran nya. Entah mengapa sejak kejadian dimana Azka mimisan Reynan merasa khawatir dengan adik nya.
Karena rasa khawatir yang tak kunjung mereda akhirnya Reynan putuskan untuk menghampiri Azka di kamar nya, dan bener saja dapat ia lihat wajah Azka nampak pucat dan kelelahan.
"Reynan sini deh, mata aku kenapa sih?, kok kayak burem gitu?" mendengar perkataan Azka, Reynan melangkah kan kaki ke depan cermin tepat dimana Azka berada.
"Mana sini gue lihat" Reynan memutar tubuh Azka sehingga mereka berhadapan.
"Gapapa kan Rey?, gak ada apa-apa kan?"
"Dari kapan ngerasa kalau penglihatan lo agak burem?"
"Tadi siang, waktu aku mimisan di taman. Itu udah mulai burem gak tau kalau lanjut sampai sekarang"
"Cuma burem aja?, gak ada yang lain?"
"Pusing juga, tapi udah mendingan"
"Mata lo gak ada apa-apa kok, gue panggilin Bunda ya?, biar telepon Dokter"
Azka sedikit kaget saat mendengar perkataan Reynan, ia rasa tak perlu sampai memanggil seorang Dokter
"Eh gak usah panggil Dokter, nanti juga sembuh".
"Udah nurut aja, sana baringan dulu".
Azka memilih menuruti ucapan Reynan, ia melangkahkan kaki nya menuju ranjang dan memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.
"Gue turun dulu".
"Iya, makasih ya Rey" ucap nya sambil tersenyum, bibir nya memang menampakkan senyuman indah tapi mata hazel itu sudah tampak teduh.
Sebelum Reynan benar-benar meninggalkan Azka sendiri di kamar nya, ia sempat melihat adik kecil nya di balik pintu. Wajah tegas nya Masih menampakkan kekhawatiran, tapi Reynan meyakinkan dirinya sendiri bahwa adik kecil nya itu akan sembuh setelah diperiksa.
Setelah Reynan keluar dari kamar nya, Azka memutuskan untuk melihat langit-langit kamar nya.
"Kenapa aku makin khawatir sama diri sendiri?"
"Kalau ada apa-apa, gimana?"
"Kalau penyakit nya parah, gimana?" Azka menghembuskan nafas nya berat.
"Semoga aku gapapa deh".
Cukup lama meyakinkan diri nya sendiri, mata hazel itu perlahan mulai terpejam. Semoga saja saat ia membuka mata nya, semua sudah baik-baik saja
•
•
•Beberapa saat setelah diperiksa, tubuh Azka mendadak demam tinggi. Reynan hanya bisa diam ketika melihat adik kecil nya berbaring dengan wajah yang tidak tenang.
"Azka kenapa tiba-tiba demam, Bun?" posisi Reynan sedang berdiri di tepi ranjang milih Azka.
"Tadi kata Dokter, Azka kecapean".
"Emang paling bener tadi Reynan gak usah nerima ajakan Azka main Basket, dari pada kayak gini".
"Abang gak usah khawatir, adik kecil mu ini kan kuat" kata Bunda sedikit bercanda, tapi tak bisa dipungkiri jika wajah cantik nya itu kini sedang khawatir.
"Tadi di taman emang ngapain apa aja Bang?" tanya Bunda.
"Cuma main Basket Bun, tapi ya gitu main nya lumayan lama. Sama sempet beli ice cream juga".
Reynan gak hilang kalau Azka sempat mimisan, takut Bunda makin khawatir.
"Azka makan ice cream lagi, Bang?".
"Loh, bukan nya baru pertama di minggu ini, Bun?".
"Pertama apa nya, udah empat kali adik mu makan ice cream minggu ini".
"Nih anak bener-bener ya, tadi Rey juga gak sempet tanya".
"Gapapa udah kejadian juga, tapi lain kali tanya anak nya dulu ya Bang. Azka kan paling gak bisa kalau bohong ke Abang".
"Iya Bunda, maaf tadi Rey lupa"
"Bunda maafin" balas Bunda sambil tersenyum.
"Yaudah Bunda keluar dulu ya?, Abang habis ini langsung tidur kan besok masih sekolah. Nanti Bunda minta izin biar Azka gak masuk dulu"
"Iya Bunda, habis ini Rey tidur" Bunda usah kepala anak sulung nya dan melangkah keluar dari kamar anak bungsu.
Setelah Bunda keluar dari kamar Azka, Reynan mendekat dan duduk di samping ranjang milih Azka.
"Lo sampai besok belum sembuh, gak akan gue beliin ice cream lagi" ucap nya sambil mengusap kepala Azka.
"Cepet sembuh, bocah nakal" Reynan harap esok ia bisa melihat senyuman indah milih adik kecil nya lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/369036067-288-k753246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA DUNIA SATU JIWA
Ficção AdolescenteTentang dua anak kembar yang harus berpisah karena keadaan yang memaksa, tentang Azka yang berusaha untuk tetap hidup demi keluarganya, dan tentang Reynan yang harus tetap hidup meski kebahagiaan kecil nya telah tiada "Abang lihat kawanan burung di...