An Understanding Child

357 28 1
                                    

Seokjin sedang membereskan peralatan yang tadi digunakan untuk makan malam saat pintu rumah keluarga Jeon terdengar berbunyi. Tanpa melihat pun, ia tahu bahwa pemilik dari rumah besar itu sudah pulang ke rumah. Laki-laki berusia 32 tahun itu tidak bisa pulang tepat waktu karena harus membahas masalah bisnis dengan kakak sepupunya, Namjoon.

"Daddy..." Jae Hyun yang sedang duduk di depan meja pantry seketika berlari menuju ke depan. Anak berusia lima tahun itu menghambur memeluk sang ayah yang sudah merentangkan kedua tangan padanya. Seokjin menatap Ji Yoo yang sejak tadi diam saja. Ia mendekati gadis belia itu, yang terlihat sedih saat memperhatikan interaksi sang ayah dengan adiknya.

"Ji Yoo. Wae geurae, Aga?" tanya Seokjin yang membuat Ji Yoo menggelengkan kepalanya.

"A-anibnida. Joesonghaeyo, Seonsaengnim. Aku mau ke kamar." ucap gadis itu lalu berlari menaiki anak tangga menuju ke kamarnya di lantai dua. Jungkook yang baru memasuki ruang santai sangat terkejut melihat putrinya yang terlihat terburu-buru menuju ke lantai dua.

"Ji Yoo!" panggil Seokjin sambil berusaha mengejar, tapi langkahnya terhenti saat Jungkook berada di hadapannya.

"Apa yang terjadi dengan Ji Yoo? Apa Ji Yoo menangis?" tanya Jungkook dengan dahi berkerut.

"Joesonghaeyo, Hoejangnim. Ji Yoo tiba-tiba berlari menuju ke kamar sebelum aku sempat bertanya sesuatu padanya."

"Biarkan Ji Yoo sendiri dulu. Mungkin Ji Yoo sedang lelah."

"Geundae..."

Seokjin terdiam saat Jungkook menatapnya. Ia teringat akan ucapan laki-laki itu untuk tidak pernah membantah ucapannya.

"Ini sudah waktunya Jae Hyun untuk beristirahat. Bisa aku minta tolong padamu untuk membawanya ke kamar dan menidurkannya?"

"Ye, Hoejangnim." Jawab Seokjin lalu mengambil alih Jae Hyun yang ada dalam gendongan Jungkook. Ia menggendong Jae Hyun dan membawanya menuju ke kamarnya di lantai dua. Ia menidurkan Jae Hyun setelah membacakanya sebuah cerita. Setelah memastikan Jae Hyun benar-benar tertidur, Seokjin segera keluar dari kamar anak itu dan menuju ke kamar Ji Yoo yang ada di sebelahnya.

Gadis itu terlihat sedang mengerjakan tugasnya. Tak ingin mengganggu, Seokjin memilih untuk segera menutup pintu dan kembali ke dapur. Ia harus mempersiapkan snack untuk Ji Yoo. Gadis itu sering merasa lapar jika mengerjakan tugas sekolah saat malam hari.

Seokjin nyaris terjatuh saat ia tidak sengaja bertabrakan dengan Jungkook yang baru saja dari dapur. Secara refleks, laki-laki itu segera memegangi tubuh Seokjin agar tidak jatuh dengan berada di belakang pemuda itu. Keduanya saling berpandangan selama beberapa saat. Waktu seolah berhenti saat mata keduanya bertemu.

"J-joesonghaeyo..." ucap Seokjin sambil menjauhkan punggungnya dari dada Jungkook. Laki-laki itu diam saja.

Seokjin segera menuju ke dapur dan mengambil bahan-bahan untuk membuat sandwich buah. Pemuda itu begitu fokus sampai-sampai tidak menyadari bahwa Jungkook berada di belakangnya, memperhatikan apa yang sedang ia lakukan. Saat menoleh ke belakang, Seokjin benar-benar terkejut karena hidungnya yang nyaris bersentuhan dengan hidung Jungkook.

"Malam-malam begini untuk apa kau membuat sandwich, Seokjin-ssi?" tanya Jungkook mengalihkan fokusnya dari wajah pemuda itu.

"I-igeo? Aku membuatnya untuk Ji Yoo, Hoejangnim. Ji Yoo sering merasa lapar saat sedang belajar."

"Ini sudah malam, Seokjin-ssi. Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk membantu Ji Yoo dan Jae Hyun belajar saat siang hari?"

"Ye, Hoejangnim. Aku selalu mematuhi apa yang Hoejangnim katakan. Geundae ... aku benar-benar tidak tahu mengapa Ji Yoo belajar lagi malam ini padahal tugas yang diberikan sekolah sudah ia kerjakan tadi siang." jawab Seokjin yang membuat Jungkook menghela napas.

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang