Fractured Bones

693 44 27
                                    

Jungkook sangat panik saat Seokjin hilang kesadaran. Wajahnya yang pucat dipenuhi keringat dingin yang sangat banyak. Ia mencoba menghubungi dokternya lagi, tapi tidak juga tersambung.

"Dad! Yoongi Seonsaengnim ada di sini."
Ucapan Jae Hyun seketika membuat Jungkook bergegas menuju ke depan. Ia mendekati Yoongi dan menariknya menuju ke kamar Seokjin.

"Tak bisakah kau bersabar sebentar? Tidak perlu terburu-buru seperti itu!"

"Seokjin tidak sadarkan diri!"

"Dia hanya pingsan, Koo! Bukan mati!"

"MWO?"

"Arasseo! Arasseo! Aku akan segera memeriksanya."

"Saat jatuh, Jae Hyun menimpa kaki Seokjin. Tapi karena posisi jatuh yang tidak benar, punggungnya juga ikut sakit."

"Kau tunggulah di luar dulu. Biar aku memeriksa kondisi staf yang sangat kau sayangi itu." ucap dokter itu sambil mendorong tubuh Jungkook untuk menjauhi kamar Seokjin.

Dokter itu bernama Min Yoongi. Sejak dua puluh tahun lalu, keluarga Min yang berprofesi sebagai keluarga dokter telah menjadi dokter pribadi keluarga Kim dan keluarga Jeon.

Saat Yoongi memeriksa kondisi Seokjin, Jungkook duduk di ruang tamu. Tepatnya di hadapan Ji Yoo yang sejak tadi tidak terdengar suaranya.

"Apakah tidak ada yang ingin kau katakan pada Daddy, Ji Yoo-ya?" tanya Jungkook dengan suaranya yang dingin. Netra gadis itu seketika berkaca-kaca.

"Kau ingin berkata jujur atau memilih Daddy yang mengamuk?" tanya Jungkook yang membuat Ji Yoo menggelengkan kepalanya.

"Kau tahu dengan pasti seperti apa Daddy saat sedang marah kan? Apa kau ingin melihat Daddy seperti tadi?"

Ji Yoo menggelengkan kepalanya lagi sambil menangis.

"Joesonghaeyo, Daddy. A-aku tadi sedang berbalas pesan di grup. Aku sama sekali tidak sadar saat Jae memanjat pohon. Joesonghaeyo..."

"Sudah berapa kali Daddy bilang agar kau tidak bermain gadget saat bersama Jae? Daddy melarangmu bukan tanpa sebab, Aga. Daddy tidak ingin sesuatu terjadi pada kalian saat Daddy tidak ada. Lihatlah apa yang baru saja terjadi! Jae bahkan harus terjatuh dari pohon dan Seokjin-ssi terluka."

Ji Yoo hanya bisa menangis tersedu-sedu. Bayangan saat Jae Hyun jatuh terus menghantuinya.

"Berkat pertolongan Seokjin-ssi, Jae sama sekali tidak terluka. Jika Seokjin-ssi tidak bisa meraih Jae tepat waktu, entah apa yang akan terjadi pada Jae, Aga."

"Joesonghaeyo! Jeongmal Joesonghaeyo, Daddy. Aku tidak tahu jika akhirnya jadi seperti ini. Aku hanya memakai haendeupon sebentar untuk membalas pesan dari ketua kelas."

Ji Yoo menangis terisak-isak hingga bahunya berguncang. Ia benar-benar menyesali apa yang baru saja dialami oleh Jae Hyun dan Seokjin. Jungkook menghela napas. Lagi-lagi ia justru membuat sulungnya menangis.

"Ji Yoo..."

"Mianhae..."

Jungkook akhirnya berdiri dan mendekati sang putri yang terus menangis. Direngkuhnya tubuh gadis kecilnya itu dengan erat.

"Aga..."

"Joesonghaeyo, daddy. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Saat bersama Jae, aku tidak akan bermain gadget lagi."

"Uljima, Aga! Daddy tidak menyalahkanmu. Daddy hanya ingin kau mengerti. Mian, Daddy sudah membuatmu takut."

Selama beberapa saat Ji Yoo masih menangis dalam pelukan Jungkook. Laki-laki itu terus memeluk putrinya dengan erat hingga gadis itu menjadi lebih tenang. Saat Ji Yoo tenang, Jungkook melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata yang membasahi pipi sang putri lalu mencium keningnya dengan sayang.

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang