3. TAKUT SENDIRIAN

168 2 0
                                    

Satu jam berlalu, setelah melakukan hubungan di dalam hotel. Syaqila terbangun dari tidurnya, ia tidak sadar kalau masih tidur berdua dengan Aprizal dengan telanjang bulat.

Syaqila bangkit dari tidurnya, sembari memperhatikan semua ruangan. Kemudian ia bergegas mencari gawai nya di dalam selimut.

Selama sibuk mencari. Syaqila menatap Joni Aprizal yang sedang keadaan lemas. Kemudian Syaqila membuka selimut, melihat Aprizal yang masih telanjang bulat.

"Astaghfirullah, ini aku sudah ketiga kalinya menatap alat milik Mas Rizal. Namun dipikir-pikir alat ini seperti mainan," ucap Syaqila.

Sejak dulu, Syaqila tidak pernah menyentuh murid laki-laki dengan sedekat ini. Semenjak SD, Bibi selalu mewaspadai ku. Namun, saat Syaqila berumur sepuluh tahun, tiba-tiba bibi punya asuhan baru — jarang memperhatikan dirinya.

Tak lama kemudian. Aprizal pun terbangun dari tidurnya, sebab kehausan. Ia bangkit dari tidurnya melihat Syaqila yang sedang memikirkan sesuatu.

"Sayang, kamu sudah lama bangun nya?" tanya Aprizal.

"Iya, Mas. Aku sudah lama bangun nya. Btw, mainan punya mas lama-lama makin lucu aja, yah. Oh iya mas, kita mandi bareng yuk," balas Syaqila sambil mengajak.

"Mainan lucu? Maksudmu yang ini sayang? Oh ayo, tapi kok kamu tiba-tiba ngajak mandi bareng?" heran Aprizal, sembari menunjukkan joni nya.

"Iya, Mas. Yah, karena aku takut sendiri mas, apalagi kegelapan. Jadi perlu ditemani, biasanya bibiku selalu menemani," balas Syaqila.

"Kamu phobia kegelapan yah, Sayang. Ya sudah, ayo mas temani mandi."

"Kemungkinan iya sih, Mas. Iya ayo, Mas. " Syaqila bersemangat.

Aprizal dan Syaqila berjalan ke dalam kamar mandi dengan masih keadaan telanjang bulat. Mereka berdua masuk bersamaan ke dalam bak mandi.

Aprizal duduk di bawah, sedangkan Syaqila duduk di atas tubuh Aprizal.

"Mas Rizal, tolong geser sedikit," ucap Syaqila.

"Hum ... aah. Iya sayang," balas Aprizal.

"Mainan nya jangan di kencengin, aku nggak bisa duduk."

"Heh, iya. Maaf sayang, hidup sendiri. Lagian kamu dudukan paha ku."

"Mas, sendiri mau mandi berdua di dalam bak. Padahal aku mau mandi sendiri."

"Heh, bukannya kamu mau ditemani."

"Temani sih boleh, tapi gak ikut mandi juga!" kesal Syaqila.

Aprizal pun tersengih.  Kemudian Aprizal bangkit dari bak mandi, lalu memperhatikan Syaqila yang sedang mandi.

Selepas mandi, mereka berdua berjalan keluar sambil mengenakan piyama, milik  hotel tersebut.

Syaqila segera mengenakan celana dalam, gamis dan jilbab miliknya. Sedangkan Aprizal mengenakan pakaian dinas kembali.

Kemudian mereka berdua duduk bersamaan di atas ranjang, lalu Aprizal membuka obrolan, "Sayang, terima kasih yah sudah menemani ku. Nanti kalau minggu depan kamu merasa mual, cepat-cepat hubungi ku yah."

"Iya, Mas. Sama-sama, lagi pun aku sudah terlalu sayang sama Mas Rizal. Hum  ... kalau aku mual, itu pertanda apa mas. Terus maksud mas cepat-cepat hubungi, emang mas mau pergi ke mana?"

Aprizal mengangguk tersenyum, "Kalau kamu mual, itu pertanda buah hati kita sudah ada. Mas, dinas di luar sayang selama seminggu ini, jadi kita LDR aja yah. Nanti kalau kita sudah menikah, kamu baru ikut mas."

Love and Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang