8. DUA GARIS MERAH

97 2 0
                                    

Selepas mengobrol dengan Putri dan Rahmah. Syaqila pun segera chatting dengan Aprizal langsung dengan menggunakan pesan.

[Assalamu'alaikum, Mas Rizal. Maaf menganggu waktunya, aku mau nanya. Semalam mas jual roti bakar, yah?] Syaqila mengirim pesan.

Tak lama kemudian, Aprizal membalas pesan Syaqila, [Wa'alaikum salam, Sayang. Iya nggak pa-pa kebetulan mas lagi sarapan. Em, iya, kok kamu bisa tau sayang?]

[Oh, maaf ganggu sarapan nya mas. Tadi, aku dapat informasi dari Putri. Semalam dia beli roti bakar, terus ketemu Mas Rizal. Awalnya aku nggak percaya, hingga itu aku langsung menghubungi mas.]

[Iya gak pa-pa, Sayang. Iyah-yah semalam aku bertemu teman mu itu. Setelah dia meminta roti bakar pada mas, dia malah malu-malu. Padahal mas pengen nanya tentang kepribadian mu. Maaf yah sayang, kalau mas tidak memberitahu pekerjaan sampingan padamu. Kamu nggak malu kan, kalau mas penjual roti bakar. Sebenarnya aku bantuin teman mas.]

[Haha  ... kalau Putri emang sudah sejak awal pemalu, Mas. Emang kenapa kalau nanya soal kepribadian ku? Iya mas, nggak pa-pa justru aku mau memberi semangat pada mas. Malu? Aku nggak malu mas punya calon suami penjual roti bakar, asal uangnya halal.]

[Oh begitu, yah. Nggak pa-pa sih, mas pengen tahu tentang mu diam-diam, nanti siapa tahu mas kasih suprise. Terima kasih yah sayang, mas akan cari uang banyak-banyak demi membahagiakan kamu.]

[Duh, Mas. Kenapa nggak nanya sama orangnya langsung? Iya mas, sama-sama. Ah, so sweet.]

[Mas, sebenarnya malu. Tapi, kalau aku tanya sama kamu, malah nggak ada kejutan nya. Tentu dong, ya sudah. Mas mau apel dulu yah sayang, nanti kalau ada apa-apa chat aja. Habis apel mas janji bakalan balas.]

[Dih, pakai malu-malu segala. Giliran diajak ke hotel nggak malu. Yah kan aku bisa pura-pura gak tahu. Ok mas, tetap semangat. Baiklah kapten.]

Setelah chatan dengan Aprizal. Tiba-tiba Rahmah datang memanggil Syaqila, "Wil, tumben kamu bawa handphone?"

"Yah, 'kan sekarang lagi class meeting, waktu bebas kita."

"Oh begitu. Kita pergi ke lapangan yuk, kamu mau ikut jadi peserta basket nggak? Untuk mewakili kelas kita."

"Ya sudah, ayo. Tentu lah ikut, tanpa aku pasti nggak akan menang untuk mewakili kelas."

"Sombong kali kamu. Ya sudah, ayo kita pergi ke lapangan."

Syaqila, Putri dan Rahmah segera meninggalkan kelas. Kemudian pergi ke lapangan dengan berjalan melewati koridor.

Saat berjalan melewati koridor dan berhenti di depan toilet guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat berjalan melewati koridor dan berhenti di depan toilet guru. Tak lama kemudian seorang pria seangkatan Syaqila, datang memanggil.

"Syaqila?" panggil pria tersebut.

Syaqila bersama kedua sahabatnya mendadak berhenti. Kemudian pria itu datang menghampiri Syaqila dengan meminta menjadi pacarnya.

"Qil, kamu mau nggak jadi pacarku?" pinta pria tersebut.

Love and Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang