25. JUAL SEBLAK

21 1 0
                                    

Sudah setengah jam berlalu, kini Syaqila masih belum mendengar suara Ambar. Syaqila merasa kesepian di rumah, bila tak ada Ambar maupun Aprizal.

Saking lama menunggu. Syaqila pun lanjut memainkan game ular. Selama empat bulan di asrama, ia sudah berhasil memecahkan skor 3000 lebih dan Aprizal ketinggalan seribu skor.

Setelah Syaqila mendapat 400 skor bermain ular. Kini ia mendengar suara Ambar nan sedang mengobrol dengan Narti.

Syaqila langsung mematikan gawai nya, lalu pergi keluar menemui Ambar dan Narti.

"Ambar, dapat peringkat berapa?" tanya Syaqila.

"Coba tante tebak. Aku dapat dua buku dan satu pensil?" tanya balik Ambar.

"Satu, 'kah?"

"Salah tante."

"Terus, berapa?"

"Dua lah, Tante. Aku senang banget. Aku nggak nyangka kalau bisa dapat rangking dua."

"Alhamdulillah, itu tandanya Ambar sudah tambah pintar. Nah, nanti pindah sekolah, Ambar rajin lagi sekolahnya. Siapa tau bisa dapat rangking satu."

Ambar mengangguk tersenyum. Narti juga ikut senang, lalu Ambar membalas, "Baiklah, Tante. Aku bakalan rajin belajar. Ngomong-ngomong sebelum nya, tante mau ngasih kejutan yah. Sekarang aku sudah dapat rangking dua tante, apakah aku boleh lihat kejutan nya."

"Oh iya, tante lupa. Tunggu sebentar yah."

Ambar mengangguk, sedangkan Narti diam saja. Tak lama, Syaqila datang kembali sambil membawa mangkok  berisi seblak.

"Tara, seblak spesial buat Ambar." Syaqila memberi kejutan.

Ambar bersemangat, "Wah, terima kasih banyak tante. Aku langsung makan, yah."

"Iya, Ambar. Haha ... silakan."

Ambar pun bergegas masuk ke dalam rumah, lalu menyantap seblak buatan Syaqila.

Kemudian Narti membuka obrolan, "Qila, kenapa kamu nggak buka lapak aja, sambil berjualan seblak. Seblak buatan mu itu enak lho, meski bahannya sederhana."

"Gimana yah, Mbak. Soalnya aku nggak punya modal buat jualan. Stok sederhana itu juga pencarian Mas Rizal. Aku nggak mau pakai sembarangan."

"Ya sudah, kalau begitu mending kamu izin langsung sama Rizal. Mbak yakin kalau Rizal bakalan izinin kamu."

"Baiklah, Mbak. Nanti aku usahakan."

Narti mengangguk. Selepas mengobrol, Syaqila masuk kembali ke dalam asrama, lalu memainkan game ular.

Tak lama, Aprizal pulang sebab hari sudah pukul dua belas siang. Kebetulan waktu tersebut adalah waktu istirahat nya.

"Mas, sudah pulang yah?" tanya Syaqila.

"Belum sayang, mas cuman pengen makan buatan kamu. Oh ya, sekarang kamu lagi masak apa?" tanya balik Aprizal.

"Oh, aku lagi bikin seblak mas. Sekalian kasih kejutan buat Ambar," balas Syaqila.

"Wah, kelihatan enak nih. Mana sayang, seblak nya?"

"Tunggu, Mas. Aku mau ambil dulu di belakang."

Aprizal mengangguk. Kemudian Syaqila berjalan ke belakang dengan semangkok seblak, lalu berjalan ke depan sambil menyodorkan seblak.

"Nah mas, silakan di makan," suruh Syaqila.

"Iya, Sayang," balas Aprizal.

Aprizal menyantap seblak dengan lahap. Sembari Aprizal menyantap makanan sampai habis, kini Syaqila membuka obrolan.

Love and Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang