"Nice to meet you, Agent Caskey." Kata anggota yang satunya lagi.Kemudian dia melepas helm dan Balaclava yang dia kenakan.
"Agent Plowden?" Gawin tampak tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Luke tersenyum hangat, begitupun dengan Gawin.
"Kenapa menggunakan rompi SWAT?" Tanya Gawin.
Matanya berbinar karena setelah sekian lama dapat bertemu dengan seseorang yang dia kenal.
"Rompiku rusak karena baku tembak di mansion." Jawabnya.
"Bisa kita bicara sebentar, Agent Caskey?" Kata Luke.
"Sure." Gawin kemudian mengikuti Luke menuju ke luar kabin agar pembicaraan mereka tidak didengar oleh siapapun terutama oleh Joss.
Dari kejauhan Joss menatap dengan nanar pada sosok Gawin yang sedang berbicara dengan Luke.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Luke.
"With this whole circus? I don't know." Kata Gawin terdengar ragu.
Luke menatap Gawin dengan dalam. Dia dapat merasakan apa yang sudah dialami oleh Gawin selama ini.
"So, what was the ambushed?" Tanya Gawin.
"Untuk menyelamatkanmu. Kami sudah hampir seminggu kehilangan kontak darimu. Apa yang terjadi denganmu?"
Gawin diam sejenak, menghela nafas.
"Aku rasa aku hampir gila. Sejak dia membantai para ajudan dan pekerja mansion, aku merasa kalau apa yang aku lakukan disini tidak berguna karena aku tidak bisa mencegahnya."
"Wait. What? Dia membantai para ajudannya dan pekerja mansion?" Luke memastikan pendengarannya.
"Iya, dia membantai mereka karena dia mengetahui ada mata-mata di mansionnya, tapi dia tidak tahu siapa." Kata Gawin.
"Fuck. That's so messed up." Luke tampak tidak percaya.
"I know right. I had a trust issue with myself. Karena itulah aku mematikan alat pengirim sinyal selama seminggu untuk fokus menata pikiranku. Dan sejujurnya aku merasa sangat takut jika dia tahu bahwa mata-mata yang sebenarnya belum ketahuan." Gawin menjelaskan apa yang dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A N I M A L
FanfictionA disturbing love story JOSS-GAWIN 🔞 | AU | MAFIA | SHORT CHAPTERS *** "Aku akan mengajari kamu menembak." Kata Joss sambil mengambil sebuah pistol dari kotak senjata. Dia mulai mengecek dan mengokang pistol semi-otomatis itu. Kemudian dia menyerah...