Hi...
⚠️21+, mature content, first sex experience.
Please be careful<3
Sejujurnya, mereka tak pernah seintim itu. Tak pernah tahu bagaimana rasa satu sama lain dan tanpa sehelai kain.Paling jauh hanya ciuman (brutal).
Bohong jika Jungwon tak ingin, tiap kali dia melihat Jay dengan celana pendeknya atau tak sengaja melihatnya sedang memakai pakaian di kamar mereka, Jungwon tersiksa. Bahkan melihat wajahnya saja pikiran Jungwon kadang melayang. Tetapi apalah daya... Jungwon tak ingin memaksa, Jungwon ingin Jay sendiri yang menyerahkan kesuciannya. Meski mereka sudah resmi menjadi sepasang mate 2 tahun yang lalu.
Tiap kali rut Jungwon ataupun heat Jay, mereka akan mengurung diri di kamar sendirian. Meminum suppressant atau terkadang menyuntikkannya. Jay masih punya trauma, dan Jungwon mengerti keadaannya.
Tetapi bukankah 2 tahun itu adalah waktu yang lama?
Jungwon kadang merasa sedih, padahal dia punya omega yang sehat, tetapi tiap kali keinginan itu muncul dia harus memuaskan dirinya sendiri dengan tangan. Mana mungkin Jungwon tega mencari omega lain, meski dia alpha dominan dan punya hak untuk punya omega lebih dari satu. Tetapi Jay cukup baginya.
"Alpha.."
Sore menjelang malam saat itu, Jungwon dikejutkan dengan Jay yang tiba-tiba menghampirinya dalam keadaan berantakan. Mata, hidung dan pipinya memerah. Begitu dia sampai pada Jungwon yang sedang duduk di kursi kebanggaannya di ruang kerja, Jay langsung duduk di pangkuannya kemudian menangkup wajahnya dan mencium alpha itu dengan agresif.
"Jay--"
Jungwon tak dapat mengimbangi, Jay mendominasi dalam ciuman kali ini.
Wajahnya benar-benar membuat Jungwon terangsang dengan mudah. Entah saliva milik siapa yang menjuntai panjang di dagu Jay. Jay total kacau.
"Alpha..."
Feromonnya kuat makin menusuk hidung Jungwon, jelas omega di hadapannya ini sedang alami masa heatnya.
"Ada apa, sayang?"
"Panas..." rengeknya.
Jay mendusel di dadanya, terus menggerakan pinggulnya acak. Terasa tak nyaman, omega dalam dirinya terus saja memberontak, berteriak meminta disentuh dan disayang oleh sang alpha.
"Suppressant nya masih ada gak--"
Kemudian Jay menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Gak mau, mau di sentuh alpha, mau di sayang," pintanya dengan sedikit rengekan.
Jungwon tentu saja akan mengabulkan permintaannya. Ini yang dia tunggu-tunggu
Sepasang netra berwarna biru itu tak lepas menatapnya. Tiap sentuhan yang terasa membuatnya serasa melayang ke angkasa. Bagaimana sang alpha memperlakukannya begitu baik malam itu, Jay tak akan pernah lupa.
Malam itu, malam paling berkesan bagi Jay.
Segala kalimat cinta telah dibisikkan, seolah tak pernah cukup bagi Jay. Seolah tak ada hari esok.
Tangannya melingkari leher Jungwon, kakinya semakin dilebarkan membiarkan penis sang alpha masuk lebih dalam dan memberinya kenikmatan tiada henti. Feromon mereka menyatu menjadi satu memenuhi kamar yang hanya diterangi lampu tidur yang tak terlalu terang.
Itu ide Jungwon, lebih indah melihat Jay telanjang dengan lampu tidur berwarna orange yang Jay beli.
Jungwon merekamnya dalam ingatan dia, akan selalu dia ingat dan ini akan jadi hari terbaiknya. Ujung bibirnya naik membentuk sebuah senyuman, demi apapun Jay sangat indah. Memejamkan matanya dan mendongak mendesahkan nama sang alpha dengan kencang meminta lebih.
"Alpha..."
"Sayangku, cintaku.."
Dielus sayang wajah Jay yang basah karena keringat dan air mata, semakin malam maka semakin tinggi hasrat bercintanya. Jay meremas rambut sang alpha saat dia kembali menyatukan bibir mereka. Melumatnya, menggigit pelan dan lidah mereka beradu.
Jungwon menginginkan permainan yang lembut karena takut menyakiti sang omega, tetapi omega yang sedang heat itu menginginkan permainan yang kasar dan cepat.
"Jungwon... alpha."
Sama halnya dengan hewan yang sedang birahi, kewarasannya hilang. Tak peduli apa yang dia lakukan, Jay hanya ingin dirinya puas dan rasa sakit itu hilang.
"Lebih dalam," pintanya.
Jungwon menuruti, menghentakkan penisnya dalam-dalam dan mulai melakukan knotting. Deru napasnya memburu, terburu-buru hendak mencapai putihnya.
Kala warna matanya berubah menjadi amber, tubuhnya melengkung dengan indah disertai pelepasannya yang entah ke berapa.
Tak pernah terbayangkan akan senikmat ini, apa yang selama ini dia pikirkan? Ternyata tak semengerikan itu. Rasanya seperti surga, Jungwon memperlakukannya begitu baik. Dengan sisa kewarasannya, Jay tangkup sebelah pipi Jungwon kemudian kecup singkat bibirnya yang agak bengkak itu.
"I love you, Alpha.."
"I love you more, my Omega."
Feromonnya makin kuat dan itu membangkitkan alpha dalam diri Jungwon. Akibatnya, alpha itu rut lebih cepat dari yang seharusnya.
Sama-sama kehilangan kewarasannya dan hanya mencari kepuasan dari satu sama lain. Selama beberapa hari setelahnya, ruangan itu hanya di isi oleh suara desahan dan bau sperma makin kuat tercium.
.
Aku gak tahu apa yang aku tulis.. T_T
Gimana menurut kalian book ini??
Jangan lupa vote dan komen sayang-sayangku♡Sorry for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Milik Kita [WonJay]
FanficMeski harus melewati jalanan berbatu, Jay bersyukur yang dia temui diujung jalan adalah Jungwon. - Wonjay By : madeline