I need the light

709 97 10
                                    

Hii....
Maaf untuk typonya
Happy reading♡

Sepasang mate itu tampak keluar dari mobil mewah mereka dan berjalan menuju rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang mate itu tampak keluar dari mobil mewah mereka dan berjalan menuju rumah.

"Yang penting kan sekarang kamu udah sampai di rumah."

Jungwon memutar knop pintu dan memasuki rumah dengan Jay yang mengikuti di belakang. Melepaskan sepatu dan membiarkan Jay memasuki ruang tamu dan mendudukan diri di sofa lebih dulu. Berharap omelan nya terhenti di sana, tetapi sepertinya Jay masih belum puas berbicara.

Jungwon tak benar-benar mendengarkannya, terlalu banyak yang dia pikirkan soal pekerjaan, pulang ke rumah malah menambah pusing dengan omelan Jay.

Sampai Jay merasa kalau Jungwon tak mendengarkannya, dia memincingkan matanya pada Jungwon yang tengah melepas jas kantornya.

"Jungwon! Kamu dengar tidak?"

Jungwon memasang senyum lebar tanpa dosa dan sedikit tawa kecil terdengar, Jay sangat lucu saat marah, tapi membuat Jay marah untuk waktu yang lama itu tak baik. Jungwon ikut duduk di sebelahnya dan dengan begitu muka Jay tambah masam, dia melemparkan jam tangannya asal.

"Kalau aja kamu beliin aku mobil," ujarnya kembali mengungkit masalah yang sama. Akar dari permasalahan.

"Jay--"

"Aku bisa nyetir kok, aku pernah punya sim."

Jungwon mengelus kepalanya, sangat ingin menarik bibirnya yang maju macam bebek. Sebenarnya mobil hanya hal kecil, Jungwon bisa membelikannya untuk Jay dan masalah selesai. Jay tak akan mengomel panjang lebar lagi dan mereka tak perlu bertengkar.

Jungwon selalu menuruti keinginan Jay, apapun itu. Tetapi ada banyak alasan mengapa Jungwon tak pernah menuruti keinginan Jay yang itu.

"Kamu ingat kan 2 tahun yang lalu?"

Ucapan Jungwon membuat Jay tambah kesal, wajahnya memerah sekarang.

"Itu kan 2 tahun yang lalu! Lagian--"

Jungwon merasa telinganya sakit mendengar Jay terus saja bicara dengan nada tinggi, dengan begitu dia memilih caranya sendiri untuk menghentikan omelan Jay. Mencium bibirnya.

Meski itu hanya kecupan singkat, tapi selalu bisa menghentikan Jay yang terus mengoceh. Sekarang dia diam, bahkan wajahnya sudah tak semurung tadi. Jungwon tersenyum penuh kemenangan melihatnya.

"Sayang, kalau kamu mau bepergian atau berangkat pulang kerja bisa sama aku, atau pak supir. Pokoknya sampai kapanpun, aku gak bakalan ngasih izin kamu nyetir sendiri."

Dunia Milik Kita [WonJay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang