2

479 52 11
                                    

Mobil berwarna hitam mengkilat itupun memasuki basement dan mencari tempat parkir yang kosong, Sesaat setelah Mahesa memarkirkan mobilnya Aeleen langsung bergegas secepat kilat untuk turun dan berjalan cepat menuju kedalam gedung lebih dulu meninggalkan Mahesa di belakang. Namun percuma seberapa keraspun Aeleen melarikan diri menjauh pada lelaki tersebut, Mahesa pasti berada di belakangnya seorang mengejar Aeleen.

"lift sialan" gumam Aeleen saat Mahesa masuk kedalam lift, Ia sempat berpikir meninggalkan Mahesa dengan lift tapi lift tersebut terlalu lambat atau Mahesa yang cepat siapapun itu Aeleen makin kesal lagi.

ting! tanda lift terbuka dan Aeleen langsung pergi dengan secepat mungkin tapi Mahesa tetap bisa mengejarnya sungguh kekanak-kanakan mereka berdua, hingga keduanya berada di dalam apartement yang mereka tinggalin bersama dengan dua kamar dapur dan ruang tamu hampir terhubung cukup nyaman untuk sebuah tempat tinggal bagi mereka berdua yang jarang di rumah mereka sendiri itu.

"mau makan apa?" kata Mahesa memecah keheningan saat Aeleen berjalan menuju kamarnya.

"skip. lo aja" kata Aeleen merasa tidak tertarik namun menghentikan pergerakannya.

"yakin? nanti lo gak lapar emang?" kata Mahesa mencoba bernegoisasi dengan Aeleen yang nampaknya tidak ada niatan menerima ajakan makan bersama tersebut.

"oh gosh. iya Mahesa gue skip and please jangan ganggu gue" ujar Aleen dengan kesal karna harus memberi jawaban yang sama dan merasa waktunya banyak terbuang karna Mahesa.

Mahesa yang sudah melihat Aeleen kesal memilih untuk diam tanda ia setuju dengan Aeleen, sesudah siap bebersih Mahesa langsung memasak makanan instan itu tapi ia menyadari bahwa hanya itu stock terakhir yang ada di kulkas mereka, hari juga menjelang tengah malam pasti tidak banyak lagi yang menerima order melalui online dan ia juga malas harus pergi keluar.

Mahesa menatap makanan yang telah ia masak terlalu banyak ia habiskan sendiri dan juga mungkin Aeleen masih merasa lapar ia sisihkan sedikit untuk Aeleen dan menaruhnya di kulkas sementara ia makan di di dapur dengan ditemani ponsel yang menyala menunjukkan beberapa kabar terkini yang mungkin ia lewatkan.

Sesudah menyantap makanannya Mahesa langsung mencuci semua dan membersihkan dapur yang habis ia pakai itu, Mahesa bergegas ke ruang kerjanya dan ia tahu kalau Aeleen juga masih berkutat di depan laptonya.

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari Aeleen masih berada di meja kerjanya melihatkan sebuah draft desain cafe milik salah satu klien namun tiba-tiba perutnya merasa perlu di isi sebenarnya ia sudah lapar dari tadi namun ia menahannya karena gengsi sebesar gajah tersebut. Tapi akhirnya Aeleen menyerah lapar yang melanda perutnya membuat ia tidak bisa fokus lagi.

Aeleen membuka pintu dengan pelan melihat apartementnya yang sudah gelap tanda Mahesa mungkin sudah tidur atau yang lain, Masa bodoh ia lapar namun tetap saja Aeleen mengendap-endap seperti seorang pencuri di rumahnya sendiri.

Ia mendatangin kulkas untuk melihat apa saja yang bisa ia masak namun nihil tidak ada bahan yang bisa ia masak, "ale sangkin sibuknya lo lupa ngisi kulkas" ia mengutuk dirinya sendiri atas kulkas yang kosong itu, Tiba-tiba matanya menangkap sebuah kare yang mungkin dimasak Mahesa tadi.

Persetanan dengan gengsi Aleen mengambil kare tersebut dan lantas memanaskannya tapi ia memastikan pemilik kare tertidur dulu sebelum kare itu masuk ke perutnya.

"udah tidurkan? ohhh udah oke kare lo punya gue" kata Aeleen sedikit mengintip ke kamar Mahesa yang sudah gelap tersebut tanda mungkin pemilik kare sudah tidur. Merasa aman Aeleen menuju kembali ke dapur untuk memanaskan kare tersebut dan menyajikannya dengan nasi hangat.

"masih untung ada nasinya.... hm!! enak juga dia masak gue kira cuman bisa ngatur hidup orang aja bisa" kata Aeleen sambil memakan kare di meja makan, setelah ia selesai memakan kare langsung membersihkan semuanya dan kembali ke kamar untuk melanjutkan draft nya tadi.

Namun sebuah plot twist tidak terduga Mahesa masih bangun tapi ia berada di ruang kerjanya bukan kamarnya dan mendengar suara ribut di dapur pertama ia merasa kalau itu tikus namun saat memeriksanya diam-diam Mahesa terkejut dengan sosok Aeleen yang sedang menyantap kare miliknya dan mendengar Aeleen mengatakan "enak juga dia masak gue kira cuman bisa ngatur hidup orang aja bisa" mendengar hal tersebut Mahesa merasa diterbangkan dan dipukul secara bersamaan tapi ia tetap beryukur melihat sosok gemas itu sedang memakan hidangannya sendiri bahkan mendapatkan pujian juga.

"lucu" katanya dalam hati sebelum kembali ke ruang kerjanya.

~-~

Keesokan harinya Mahesa bangun namun menyadari kalau Aeleen sudah pergi meninggalkan apart pagi-pagi tadi sebelum ia bangun dan menemukan sebuah roti yang sudah di toast dan sereal yang lengkap dengan buah-buahan didalamnya, Mahesa yang melihatnya terjekut sekaligus tersenyum hangat melihat piring dengan set sarapan dan membayangkan Aeleen menyiapkan untuk dirinya saja sudah membuat Mahesa hampir menggila.

"kenapa gak ngajak sarapan bareng aja sih" gumamnya sambil mengambil sebuah gelas untuk dia seduh dengan kopi paginya tersebut.

"ahh aku lupa seorang Aeleen Soleil adalah orang yang gengsian" Mahesa tertawa pelan membayangkan kalau Aeleen mengajaknya sarapan sebelum berangkat bekerja bersama tertawa manis atau ciuman selamat pagi namun senyum manis Mahesa berubah menjadi wajah datar dan mengatakan "bodoh lo berharap gitu ke ale tapi lo juga yang buat ale benci sama lo, bangsat" racaunya kemudian dia duduk setelah menyeduh kopinya lalu memakan sarapan yang dibuat Aeleen untuknya.

~-~

Pinggang Aeleen merasa sakit karna ia harus menggunakan ojek online sebab Aeleen tidak mau bertemu dengan Mahesa karena merasa malu sudah memakan kere milik Mahesa padahal Mahesa mengajaknya untuk makan bersama namun ia tolak sama saja Aeleen sudah menjilat ludahnya sendiri.

drttt drtt sebuah pesan masuk 

Setelah membalas pesan terakhir Aeleen merasa kesal karna chat yang datang dari Mahesa tapi ia juga merasa gelisah kalau Mahesa tau itu buatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan terakhir Aeleen merasa kesal karna chat yang datang dari Mahesa tapi ia juga merasa gelisah kalau Mahesa tau itu buatannya.

"dia gak tau kan?? iya kan?... ahh gak mungkin dia ngira itu buatan gue pasti delivery deh... iya kan?" Aeleen mencoba untuk mengatasi overthingking nya yang sia-sia itu.

Sementara disisi lain Mahesa mencoba mengatur ekspresi wajahnya karna jawaban tsundere Aeleen dalam chat terakhir yang tetap saja mencoba menyangkal tentang sarapan itu adalah buatan dirinya. "bilang aja buatan gue sesusah itu yaa ale" gumamnya lagi.

~-~

haii itu bab kedua.. anyway aku merasa kalau nama mereka tuh kepanjangan gak sih??  apa lagi nama depan "mahesa" "aeleen" hmm apa lebih baik di pendek seperti nama panggilan mereka "hesa" "ale" ayo kasih aku pendapat plisisisi

trus aku up maybe 3 hari klo gak sibuk byebyee

éclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang