8

322 39 8
                                    

TW mention abt murder word, kidnapping and trauma⚠️

Di dalam ruangan yang bertungsi sebagai kamar tidur itu dengan dinding yang berwarna putih dan sebuh pintu berwarna merah maroon, Tidak sampai disini ada seorang pria yang sedang menangis tersedu-sedu sayangnya ia menahan tangisannya itu.

Pria tersebut terduduk di lantai dan menenggelamkan kepalanya ke atas kasur, dengan seseorang pria lain yang sedang tidur diatas kasur yang sama dengan pria menangis itu.

Pria tersebut mencoba menanhan sekuat tenaga tangisan penyesalan dan ratapan permintaan maaf.

"Ale maaf...maaf... Ale ku sayang maafkan aku yaa"

"Ale aku tau klo aku salah, Ale maaf yaa Ale..."

"Ale Ale... Aeleen ku, Aku minta maaf"

"Aeleen I'm so sorry for I'm doing with you last night, Ale..."

"Aeleen...."

Mahesa berulang kali mengatakan maaf dan memanggil nama Aeleen tapi dengan setengah suara agar Aeleen tidak terbangun dari tidurnya, Bahkan Mahesa tidak menyentuh Aeleen padahal dia sangat ingin menggenggam tangan Aeleen.

Namun seberapa kerasnya Mahesa menyembunyikan ratapannya, Aeleen tetap terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang Aeleen lihat adalah sosok Mahesa yang sedang menangis di atas kasurnya.

Aeleen hanya terdiam sejenak mendengarkan ratapan penyesalan Mahesa untuk dirinya dan dia juga ingat apa yang dilakukan Mahesa pada dirinya malam itu, Terlalu menakutkan baginya tapi itu juga bukan salah Mahesa juga pikirnya.

"Hesa..." Panggil Aeleen. Mahesa seketika terkejut dan langsung berdiri agak menjauh dari Aeleen karna mungkin Aeleen masih takut pada dirinya.

"Alee hikss maaff maafkan hesa, karna udah buat Ale takut. hesa minta maaf hiks" Tangis Mahesa pecah dah dia hanya berlutut di depan pintu menjauh dari tempat tidur Aeleen.

"Hesa tau, Ale takut banget semalam sama hesa kan, Ale sampai berpikir mungkin Hesa bakalan bunuh Ale" Kata Aeleen menandang ke arah Mahesa yang sudah berlutut dan menangisi semuanya.

"Tapi aku gak bakalan lakuin itu Ale, Aku tau hal semalam gak bisa di benarkan itu salah. Tapi aku gak bakalan lakuin itu Ale percaya sama aku" Pinta Mahesa kepada Aeleen untuk percaya kepadanya.

"truss hikss kenapa Hesa kasar ke Ale???" tangis Aeleen pecah seketika itu juga, Kedua tangannya meremas selimut dan matanya mulai memerah.

"Ituu...it-tuu salah aku udah kasar dan gak bisa nahan emosi aku sama kamu, Alee aku minta maaf beneran aku minta maaf Alee hikss dengerin aku Alee aku minta maaf buat semua semuanya Ale" Mahesa minta pemgampunan kepada Aeleen.

"Hesa gimana kalau kita cerai?" Kata Aeleen memberikan pilihan saat itu juga.

"Gak!! akuu gak bisa cerai dari kamu Aeleen, Ale ku sayang jangan tolong hikss maafin aku hikss aku bakalan lakuin semuanya tapi jangan cerai tolong yaa" Mahesa mendekat dan memegang ujung selimut Aeleen seperti seorang anak yang berpegang pada lengan baju ibunya.

"Tapi Hesa kasar sama Ale bukan sekali dua kali selama kita nikah hampir dua tahun Hesa sering kasar ke Ale, Overprotective sama Ale, ngekekang Ale hikss padahal Ale mau bebas tapi hesa gak bolehin Ale... Hesa gak bisa kontrol amarah Hesa... Alee Al-lee capek sama Hesa" kata Aeleen mengeluarkan semua hal yang selama ini yang dia pendam membuat Mahesa terkejut akan Aeleen ternyata sudah di tahap ini.

"Alee Aleee ku sayang, Hesa akuuu Mahesa Archer janji gak bakalan kasar ke kamu lagi yaa aku janji sama kamuu... kamu bisa pegang janji aku" Mahesa pinta perundingan dengan Aeleen sambil memegang tangan kirinya dan membujuk pemilik tangan tersebut.

éclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang