7

287 40 6
                                    

Siang hari di sebuah ruangan yang penuh dengan dokumen yang menumpuk ada seseorang yang sangat merasa tidak nyaman dengan dirinya sekarang, Rasa cemas begitu hebat akan seseorang yang tidak kunjung membalas pesan-pesannya membuat pria itu hampir gila di dalam ruangannya.

Mahesa berulang kali mengirimkan kalimat yang sama.

"Ale kamu dimana? klo liat tolong balas pesanku"

Merasa frustasi tidak kunjung mendapatkan jawaban, Mahesa lantas mencoba menelpon Aeleen. Tapi malang bahkan Aeleen tidak dapat mengangkat panggilan dari Mahesa. Kepala Mahesa sekarang penuh dengan pikiran atau skenario terburuk yang akan terjadi pada Aeleen.

"Ale kamu dimana kenapa gak jawab? aku khawatir"

"Ale gak bakal lakuin itu kan, iya kan?"

"Ale kenapa gak jawab telpon aku, apa susahnya sie?"

"Ale kemana?" 

Mahesa mengumamkan apapun yang ada dipikirannya sekarang tentang Aeleen, Padahal tadi dia masih bisa fokus bekerja tapi sekarang, Jangankan bekerja untuk makan saja ia tidak memiliki nafsu atau keinginan sedikitpun karna Aeleen.

Mahesa merasa tetekan dengan pekerjaan yang menumpuk ditambah lagi Aeleen yang tak kunjung menghubunginya, Ia mencoba untuk berkerja sepeti biasa dengan fokus kepada dokumen didepannya, Namun sayang pikirannya tidak bisa lepas dari Aeleen.

Dengan pertimbangan selama sepuluh menit, Mahesan memutuskan untuk pergi dari ruangannya dan segera pergi menemui Aeleen. Ia berpikir untuk mengecek apartemen dulu karna Aeleen tidak mungkin berkerja, Karna Mahesa sudah memastikan kalau Aeleen tidak berkeja sama sekali dari Timoty.

"Ya tuhan aku harap dia gak lakuin hal bodoh" Katanya sebelum membuka pintu.

~_~

Mahesa mencoba untuk melaju dengan cepat dengan mobilnya tersebut, Walaupun jalanan terlihat ramai untung saja Mahesa adalah pengemudi yang handal. Setelah ia memasuki basemen apartemennya dan lantas memarkirkan mobil itu, Mahesa langsung secepat kilat masuk kedalam lift dan berlari diantara koridor untuk sampai di depan pintu apartemennya.

Dan disinilah dia sudah memegang gagang pintu lalu memasukkan pin, Namun sangkin panik dirinya sempat salah memasukkan pin tapi bibirnya tidak berhenti mengumamkan nama Aeleen dan berharap dia baik-baik saja. Setelah percobaan ketiga kali pintunya terbuka, Mahesa langsung mendorong dengan kuat pintu tersebut hingga terdengar bunyi hentakan yang cukup keras.

"ALE!!!! AELEEN!!!!" 

Teriaknya mencari terkasih agar dapat mendengar panggilannya yang terdengar seluruh ruangan di dalam apartemen itu. Mahesa segera mencari ke sudut ruangan dan tidak lupa meneriakkan nama Aeleen.

Tapi tetap saja hasilnya nihil, Aeleen tidak berada di dalam apartemen, Lalu Mahesa kembali menelpon Aleen.

drttt drttt drttt

Mahesa dapat mendengar suara getaran handphone dari arah dapur, Mahesa menemukan handphone Aeleen berada di atas meja beserta dengan sarapan yang ia belikan tadi pagi. Lalu mencoba mencari petunjuk, namun Mahesa hanya menemukan secarik kertas yang dia tulis untuk Aeleen.

Mahesa sangat putus asa dengan keberadaan Aeleen sekarang, Dia tidak tau kemana yang tercinta itu pergi meninggalkan dirinya. Mahesa hanya terduduk lemas di atas lantai dingin itu dan bersandar pada sebuah kulkas.

Dan kini Mahesa hanya bisa meratapi nasibnya kehilangan yang ia cintai padahal dirinya sudah berjuang sejauh ini, Tapi apa daya itu semua karna Mahesa tidak mampuh mengendalikan emosinya terhadap Aeleen. Dia menyesal dalam ratapan kesedihannya itu Mahesa hanya bisa berharap Aeleen kembali kepada dirinya kedalam pelukannya dan mencoba lebih baik lagi untuk Aeleen.

éclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang