4

406 52 3
                                    

Matahari sudah terbenam menandakan hari sudah memasuki waktu malam dan disinilah Aeleen sedang menunggu di dalam lift yang menuju ke sebuah restoran yang berada di bagian tertinggi dalam gedung pencakar langit tersebut.

Ting!!

Lift berbunyi menandakan Aeleen sudah sampai di lantai tujuannya, langkah kaki Aeleen langsung mengarah ke sebuah restoran yang cukup mewah namun private hanya beberapa orang yang tau restoran tersebut dan sedikit orang yang bisa memesan sebuah tempat makan private di sana.

Salah satunya adalah keluarga Archer, mereka mempunyai perusahan yang turun menurun dan sekarang anak tertua mereka Mahesa Archer sedang belajar dan mencoba meneruskan perusahaan ayahnya itu.

"permisi apa anda keluarga Archer?" tanya seorang repsesionis yang berpakaian rapi saat Aeleen sampai pada lobby restoran mahal itu.

"iyaa bisa antarkan saya ke ruangan mereka" pinta Aeleen dengan lembut dan sopan serta senyum manisnya yang mungkin membuat beberapa pegawai di sana terpanah melihatnya, namun mereka tidak tau kalau Aeleen sudah menikah dan berstatus sebagai pihak bawah yang mungkin saja bisa melahirkan penerus Archer selanjutnya.

"baik akan saya antarkan... silahkan sebelah sini" kata repsesionis tersebut mengarahkan Aeleen ke ruangan yang cukup tertutup namun nyaman dengan nuasan kayu yang mahal.

"terimakasih yaa" ucap Aeleen dengan lembut sebelum repsesionis kembali menutup pintu sesaat setelah Aeleen memasuki ruangan kelas VIP Private itu, Sekilas Aeleen dapat melihat tiga orang yang ia kenal dengan baik.

"halo nak Aeleen ayoo duduk, kamu pasti capek makan dulu nak?" kata seorang pria paruh baya yaitu kepala keluarga Archer bisa dibilang Ayah mertuanya Aeleen. Meminta Aeleen duduk seaaat setelah melihat ia masuk tanpa pikir panjang Aeleen langsung duduk di seorang pria paru baya tersebut.

"hmm baik yahh" ucap Aeleen setuju.

"Halo kak Ale sini duduk sebelah gue aja" kata yang lebih muda dari Aeleen yaitu Rendy Archer adik dari Mahesa. berbeda dengan Mahesa sikap Aeleen ke Rendy sangat lembut dan baik bahkan beberapa orang mungkin mengira kalau Aeleen lah kakak kandung dari Rendy padahal bukan.

"halo Ren kayak mana kuliah lo?" tanya Aeleen basa basi.

"kak another question please... gue udah muak dengan pertanyaan itu, gak ada yang lain napa?" jawab Rendy dengan bola mata memutar malas tandai ia tidak tertarik dengan pertanyaan Aeleen barusan dan tidak ada niatan untuk menjawab Aeleen.

"lahh daripada gue nanya kapan lo nikah gimana?" goda Aeleen.

"Prittt gue masih mau sekolah, hush hush jauh-jauh lahh kak" Rendy menolak mentah-mentah pertanyaan Aeleen bahkan sedikit merasa kesal dengan menunjukkan kerutan di alisnya, membuat Aeleen tertawa terbahak-bahak yang melihat tingkah lucu adik iparnya tersebut.

"nakk Ale... Hesa gak bareng kamu?"

Sebuah pertanyaan yang Aleen tau akan ditujukan kepadanya pun akhirnya keluar, ia sudah menyiapkan berbagai macam alasan untuk ibu mertuanya tersebut.

"Ale gak mau buat Hesa capek mah karna kan dari kantor Hesa ke Kantor Ale klo mau kesini harus bolak-balik, jadi lebih baik Ale pergi sendiri aja daripada Hesa capek mah..." jawab Aeleen dengan tenang. Mendapatkan jawabnya yang puas Ibu mertua Aeleen itu pun sontak kembali makan dengan tenang.

Merasa jangal dengan jawaban kakak iparnya tersebut Rendy kembali menayakan kepada Aeleen tentang Mahesa.

"kak lo sama bang Hesa gak kenapa-napa kan?" tanya Rendy dengan hati-hati dan sedikit berbisik untuk menutupi agar kedua orang taunya tidak tau percakapan merek berdua.

éclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang