Part 35

42 1 0
                                    

Zen yang mendapatkan hadiah sebuah tiket ke Mesir dari mamanya, langsung bersiap mengemas beberapa pakaian yang akan ia bawa untuk bertemu istrinya. ia begitu bersemangat dan ia berencana untuk tidak memberitahu istrinya bahwa dirinya akan menyusul Flo. Setelah beberapa jam menyiapkan segalanya, ia kembali ke meja kerjanya untuk membereskan beberapa pekerjaannya.

Sebelum berangkat, ia pun menghubungi Reno sekaligus partner kerjanya yang akan menggantikan dirinya sementara waktu selama dia di Mesir.
"Halo, Ren. Gue minta tolong sama Lo buat ngehandle beberapa pekerjaan Minggu ini yah. Bentar malam gue mau berangkat ke Mesir nyusul Flo dan kemungkinan bakalan semingguan disana. Jadi, gue harap Lo bisa bekerja dengan baik. Soal bonus nanti gue kasi, asalkan semua kerjaan di kantor aman terkendali."

"Dasar bucin tingkat dewa. Istri belum beberapa bulan juga udah disusulin. Dulu aja gengsi sekarang jauhan dikit udah kayak orang gila. Tapi karena gue adalah sahabat sekaligus partner kerja Lo di kantor, gue akan ngehandle semuanya. Lo tenang aja, serahin semuanya ke gue" ucap Reno sambil meyakinkan Zen.

"Nah gitu dong bro." Balas Zen sambil memeluk Reno dengan tangan yang menepuk punggung Reno.

"Yaudah sana, siap-siap. Masa iya mau ketemu istri penampilan acak-acakan. Cukur tuh rambut biar ganteng, sklian beli baju biar tambah tergila-gila tuh Flo sama Lo"

"Iya gue udah mau siap-siap ke barber shop dlu. Yaudah, Assalamualaikum "

"Waalaikumussalam "

Sambungan terputus......
*******

Pukul 20.30 WIB, Zen sudah tiba di bandara diantar oleh mama dan papanya. Karena jadwal pemberangkatannya sudah tidak lama lagi, ia kemudian pamit ke orangtuanya.
"Ma, pa, Zen pamit yah nyusul istri ke Mesir. Doakan Zen semoga selamat sampai tujuan"

"Iya nak, mama selalu doain kamu. Selalu bahagia yah dan jangan bersedih lagi kayak kemarin-kemarin. Kalau gitukan mama sama papa yang pusing lihat kamu nggak karuan kayak gitu".

"Iya ma, pa. Zen janji bakalan bahagia. Soalnya Flo adalah kebahagiaan Zen juga" ucap Zen sambil bersalaman dan memeluk keduanya.

Setalah acara pamitan, Zen kemudian berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan. Pukul 21.30 WIB, adalah jadwal keberangkatannya. Tidak lama menunggu, Zen sudah berjalan menuju pesawat yang akan ia tumpangi. Banyak harap yang Zen langitkan kepada semesta. Dan salah satunya adalah bertemu dengan Flo.

Diatas ketinggian itu, Zen tak luput dari senyuman yang terpancar dari wajahnya.  Ia menulis di secarik kertas, sebuah pesan untuk istrinya. Pesan yang selama ini dia simpan dan belum sempat ia ungkapkan sejak kepergian istrinya menuntut ilmu di Mesir. Sebuah rantai sajak yang saling berhubungan dengan makna begitu syahdu, menggambarkan perasaan hati Zen yang teramat sakit bila berjauhan dengan Flo.  Tak ada kata yang paling tepat selain "Rindu" ia tuliskan.
*****
Setelah beberapa jam lamanya mengudara, pesawat yang ia tumpangi akhirnya mendarat dengan selamat di tempat tujuannya. Ia terbangun dari mimpinya, dengan penuh semangat. Setelah mendarat dengan sempurna, para penumpang diarahkan menuju tempat kedatangan. Tak lama, Zen telah mengambil koper miliknya dan telah berjalan menuju taksi yang telah ia pesan. Zen memberikan sebuah alamat milik istrinya untuk diantarkan kesana. Untung saja ia punya alamat istrinya tanpa perlu menghubungi Flo terlebih dahulu.

📌📌Jangan lupa Vote, komen dan share agar author semangat buat ceritanya 🙏

Kalau ingin berbagi cerita, kalian bisa DM aku di Ig @awanputih_00 nanti aku bakalan masukin ide-ide cerita kalian di cerita ini dan tag kalian🤍

Maafin yah kalau banyak typo dan kekurangan dari cerita aku. Semoga cerita ini bisa menemani hari-hari sobat Awput ☁️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flo dan Zen (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang