🌺 Marigold 09

163 27 15
                                    

...heyhooo maaf ya lama update..
Langsung aja yuk.kita lanjut... jangan lupa vote dan komenn..  moga g bnyk typo

  moga g bnyk typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

     Setidaknya Irina dapat bernapas lega saat salah seorang pengawal Shogi tiba-tiba hadir disela obrolannya bersama Shogi beberapa menit yang lalu. Mengingatkan bahwasannya waktu  pertemuan dengan salah satu pengusaha Eropa telah tiba. Dengan berat hati Shogi harus meninggalkan kursi nyamannya, merelakan obrolan seriusnya bersama Irina yang belum mencapai target, Shogi harus mengakhiri lebih cepat. Dan kini tubuh gagah Shogi dengan kokoh memeluk pundak Irina, berjalan beriringan di belakang sang pengawal yang menuntun jalan mereka.

     Irina hanya mengikuti intruksi dari Shogi. Berjalan dalam penjagaan Shogi yang berniat mengantarkannya menuju kamar.

     Apa tidak ingin dilepas sama sekali? Batin Irina sembari menatap pria yang tampak nyaman disisinya itu. Raut dingin dan angkuh yang Shogi tunjukkan cukup membuat Irina hanya diam tak berkutik.

     Belum sampai tepat di tempat tujuan, bayangan John lebih dulu hadir keluar dari pintu kamar diikuti beberapa anak buah Shogi yang sedari tadi mengawasi adik Irina tersebut. Lantas tubuh nyatanya menyambut Irina penuh kekhawatiran. Dengan setengah berlari John mendekati sang kakak.

      "Kakak!" Serunya sembari menghampiri Irina. Di waktu yang bersamaan tangan kekar John secara sengaja menghempas tubuh Shogi, cukup keras hingga pria yang selalu mengaku sebagai calon kakak iparnya itu gontai beberapa langkah menjauh dari gadisnya. Nyaris terjatuh jika pengawalnya tidak sigap menahan tubuh Shogi. Ingin rasanya John mendorong Shogi sungguhan hingga ke laut sana, tapi tentu ia menahan hasratnya tersebut jika tak ingin lantas dipenggal setelah itu.

      "Tuan, tidak apa-apa?" tampak salah seorang pengawal meyakinkan keadaan Shogi yang baru saja diserang si monster kelinci.

      Shogi yang sedikit terkejut atas aksi John padanya hanya mampu mendesis kesal. Menyapu beberapa kali bahunya sendiri dengan cara yang berkelas. Seolah tak ingin kehilangan kewibawaan dihadapan siapapun. Kalau saja dia bukan adik Irina, mungkin sekarang sudah menjadi isian soup hangat di atas meja makan.

      Sedangkan di tengah kekhawatiran sang pengawal serta kekesalan Shogi sendiri oleh karena John, si pembuat ulah justru lebih khawatir dengan keadaan kakaknya saat ini.

      "Kakak tidak apa-apa? Apa makhluk itu melukaimu?" Bola mata John terang-terangan melirik sinis pada Shogi. Sukses membuat Shogi kembali terpental dalam kekesalan.

     Memangnya aku ini apa? Batin Shogi tak habis pikir atas panggilan 'makhluk' yang jelas-jelas John tunjukkan padanya.

     Irina mengukir senyum tenang disana. Mencoba meredakan kekhawatiran sang adik. "Aku tidak apa-apa, John. Justru aku yang harus bertanya padamu. Apa mereka menghajarmu? Hm?" Tampak nyata dahi Irina mengerut dengan tatapan sayu sembari mengusap pipi John. Menandakan kasih sayang yang luar biasa disana..

Marigold [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang